Interaksi adalah suatu tindakan atau kejadian yang terjadi antara dua objek atau lebih yang saling mempengaruhi satu sama lain. Kaitannya dengan interaksi manusia dan lingkungan sosial yaitu interaksi sosial antar individu dan kelompok sosial.
Interaksi sosial antar individu dan kelompok sosial memiliki pengaruh yang mengakibatkan sebab akibat terhadap lingkungan sosial. Interaksi ini sendiri menjadi fondasi hubungan timbal balik di masyarakat.
Berdasarkan nilai dan norma sosial yang ada, manusia dan lingkungan sosialnya dapat berinteraksi dan menghidupkan kehidupan sosial itu sendiri.
Kontak dan komunikasi sosial merupakan syarat utama terjadinya interaksi dengan lingkungan sosial. Melalui kedua hal tersebut, kita dapat menafsirkan tindakan dan pemikiran orang lain sehingga menjadi jalur terbangunnya interaksi positif.
Interaksi tersebut misal seperti hubungan kita dengan keluarga, dengan rekan kerja di kantor, dengan tetangga, bahkan dengan orang-orang yang tidak kita kenal baik.
Proses interaksi ini sendiri didasari oleh beberapa faktor pendorong interaksi sosial dalam kehidupan manusia dengan lingkungan sosial, yakni di antaranya;
1. IMITASI
Imitasi atau meniru adalah suatu aksi atau rekasi tindakan yang didasari pada penerimaan indera yang merangsang kemampuan nalar dan persepsi kita dalam mengolah data sosial yang diterima.
Hasil imitasi yaitu berupa gerakan-gerakan tertentu, baik berupa gerakan maupun bahasa yang melibatkan pemahaman kita terhadap lingkungan sekitar. Kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya mendasari imitasi.
Ketika kita menaruh minat, atau menghargai suatu objek, kita akan terdorong untuk melakukan imitasi berdasarkan informasi-informasi yang kita teriman.
Selain berdampak positif dalam kehidupan sosial, imitasi juga punya potensi untuk melemahkan daya kreatifitas seseorang. Baiknya imitasi tidak dilakukan dengan menjiplak seratus persen, melainkan mengolah dan memilah terlebih dahulu, meski terlihat baik.
2. IDENTIFIKASI
Identifikasi sendiri berasal dari sikap dan kecenderungan diri untuk menjadi sama atau terlihat sama dengan orang lain. Sifatnya bahkan lebih mendasar daripada proses imitasi, sebab dapat mempengaruhi kepribadian dan pola pikir orang secara langsung.
Bukan hanya dalam hal meniru, identifikasi memunculkan ide untuk menjadi seperti orang lain. Dalam ilmu psikologi, identifikasi adalah suatu proses yang secara tidak sadar membuat orang membayangkan dirinya seperti orang lain yang ia suka, yang ia kagumi, dan membuat orang itu ingin meniru tingkah laku dan pemikiran orang tersebut agar menjadi serupa.
3. SUGESTI
Sugesti yaitu proses untuk mempengaruhi orang lain dengan wibawa atau kharisma tertentu yang mambuat orang lain tertarik dan merasa bahwa ide yang dianutnya adalah benar.
Pandangan yang menjadi objek sugesti sendiri hanya bisa menular jika mendapat dukungan dari penerima sugesti. Proses rangsangan dan pengaruh ini bahkan bisa mempengaruhi orang lain untuk menuruti dan melaksanakan ide tersebut tanpa banyak berpikir kritis terlebih dahulu.
Sugesti yang sehat yaitu yang lebih mengarah kepada stimulus cara berpikir, agar komponen-komponen dalam sugesti tersebut dapat ditelaah terlebih dahulu oleh si penerima.
4. MOTIVASI
Berbeda dengan sugesti, motivasi yaitu memberikan rangsangan berupa ide-ide secara kritis dan rasional, bahkan dengan penuh rasa tanggung jawab.
Biasanya motivasi kita dapatkan dalam lingkungan ruang sosial yang lebih tinggi tingkat kedekatannya seperti keluarga, rekan kerja ataupun sahabat.
Namun kini, tak jarang orang yang berusaha mencari sendiri motivasi untuk dirinya melalui berbagai sumber yang diyakininya baik dalam rangka memberikan stimulus yang tepat pada dirinya sendiri.
5. SIMPATI
Simpati merupakan perasaan tertarik pada orang lain. Dalam hal berinteraksi dengan lingkungan sosial, simpati sendiri merupakan faktor yang mempengaruhi interaksi sosial.
Faktor tersebut memegang peranan penting dalam penerimaan sugesti dan motivasi baik secara langsung maupun secara tersirat. Ketertarikan berupa simpati ini membuat kita mampu merasakan dan mencoba memahami perilaku dan pemikiran orang lain.
Melalui simpati, individu atau kelompok sosial akan berpikir untuk saling membantu dan menghargai satu sama lain.
6. EMPATI
Tidak berbeda jauh dengan perasaan simpati, empati juga merupakan salah satu emosi positif dalam membangun interaksi dengan lingkungan sosial.
Berdasarkan kepekaan dan nilai di dalamnya, perasaan empati sendiri lebih intens dan dalam, juga dapat menjadi bentuk sosialisasi karakteristik dalam perkembangan di masyarakat.
Empati membuat kita mampu merasakan keadaan emosional orang lain. Perasaan ini mendorong inisiatif untuk mencoba membantu orang lain menyelesaikan masalah, juga memandang suatu hal berdasarkan perspektif orang lain.
Keinginan menolong sesama manusia, mau memahami dan merasakan apa yang orang lain pikirkan merupakan efek positif daripada empati.
Itulah 6 point interaksi manusia dengan lingkungan sosial dimana interaksi ini memiliki sisi positif untuk kita bisa beradaptasi, bergaul dalam satu lingkungan tempat tinggal.
Memiliki rasa saling empati dan simpati terhadap orang lain dan lingkungan akan memberikan suatu hubungan yang harmonis dalam masyarakat dan itu sangatlah penting.