Ekonomi

9 Faktor Penyebab Krisis Ekonomi Beserta Penjelasannya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Perekonomian merupakan aspek penting yang ada dalam suatu negara. Untuk bisa menjaga kestabilan dari pembangunan serta pertumbuhan suatu negara, pemerintah bisa terlebih dahulu menstabilkan keadaan ekonominya. Tentunya dengan menerapkan strategi perekonomian yang sesuai dan meminimalisir berbagai permasalahan yang nantinya muncul dan berdampak pada kondisi perekonomian.

Permasalahan ekonomi yang sangat perlu untuk dicegah oleh suatu negara adalah krisis ekonomi. Krisis ekonomi merupakan permasalahan krusial yang apabila tidak bisa diatasi dengan segera, bisa menyebabkan berbagai permasalahan lainnya.

Hal itu bisa dilihat dari tingginya angka pengangguran, jumlah angka kemiskinan, dan lain sebagainya. Untuk bisa mencegah adanya hal itu, tentunya pemerintah dan kita sebagai warga negara yang baik haruslah mengetahui apa sih faktor penyebab utama yang menyebabkan krisis ekonomi terjadi di suatu negara. Setelah itu, baru lah bisa ditentukan langkah dan strategi yang tepat untuk mengatasinya. Berikut merupakan pemaparan mendetail mengenai 9 faktor penyebab utama terjadinya krisis ekonomi di suatu negara.

1. Terjadinya Hiperinflasi

Permasalahan perekonomian yang seringkali terjadi disuatu negara adalah inflasi dan deflasi. Kedua permasalahan tersebut tidak bisa dipungkiri adanya dan pasti akan selalu terjadi terhadap perekonomian negara. Inflasi merupakan suatu kondisi dimana semua harga barang atau jasa yang beredar luas di pasaran mengalami kenaikan harga.

Namun, kenaikan harga tersebut hanya berlaku dalam jangka waktu tertentu. Apabila bisa diatasi dengan segera oleh pihak pemerintah, justru akan semakin bagus dan tentunya mengurangi durasi terjadinya. Sedangkan apabila pemerintah tidak bisa mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan inflasi ini, kondisi perekonomian akan semakin memburuk dengan terjadinya hiperinflasi.

Semua harga pokok barang dan jasa yang semula masih bisa dikendalikan oleh pemerintah walaupun mengalami kenaikan, akan berkembang semakin pesat. Dan tentunya semakin tidak bisa dijangkau oleh berbagai kebijakan yang sebelumnya diterapkan. Kondisi inilah yang dinamakan dengan inflasi. Semua harga akan meningkat tajam dan tak bisa dikendalikan lagi. Pemerintah membutukan effort yang besar untuk mengatasi hal ini.

2. Terjadinya Stagflasi

Selain inflasi dan hiperinflasi, perekonomian di suatu negara bisa mengalami krisis ekonomi yang besar apabila terjadi stagflasi. Stagflasi ini merupakan kondisi yang hampir sama dengan inflasi, yakni berkaitan dengan peningkatkan harga barang dan jasa yang terdapat di pasaran.

Namun, yang membedakan adalah kondisi kenaikan harga tersebut di stagflasi semakin diperburuk dengan kondisi perekonomian negara yang sangat melambat atau hanya stuck di tengah jalan saja. Sehingga untuk mengatasinya, pemerintah harus bisa mempertimbangkan kedua hal, baik dampak yang nantinya disebabkan apabila inflasi tidak terkendali dan dampak yang muncul apabila perekonomian negara berjalan sangat lambat.

3. Menurunnya Jumlah Investasi

Seperti yang kita tahu, pertumbuhan perekonomian dan berbagai perusahaan yang ada di dalam negeri tidak hanya berpaku pada hasil penjualan barang atau kegiatan ekspor impor yang dilakukan. Melainkan, juga bertahan karena adanya pendanaan yang berasal dari investor yang berasal dari pihak lainnya.

Baik pihak yang berasal dari dalam negeri bahkan dari luar negeri. Namun, apabila suatu negara sedang dilanda permasalahan yang begitu kompleks, hingga berpengaruh terhadap kestabilan politik dan perekonomiannya, tentunya akan menyusutkan niat beberapa investor untuk menginvestasikan uangnya.

Dan apabila hal itu lama kelamaan terjadi, tanpa adanya upaya mengatasi yang signifikan justru akan mengabiskan banyak sekali modal bisnis dari suatu negara.

4. Upaya Meningkatkan Suku Bunga

Berbagai upaya bisa dilakukan oleh pemerintah guna memperbaiki kondisi perekonomiannya. Salah satunya adalah dengan meningkatkan jumlah suku bunga yang ada dalam suatu negara. Kebijakan ini ditetapkan dengan tujuan tertentu, yakni tujuan utamanya adalah untuk melindungi nilai dari mata uang yang ada di suatu negara.

Namun, dengan adanya peningkatan jumlah dari suku bunga ini menyebabkan likuiditas juga akan dibatasi. Dan hal inilah yang tanpa disadari bisa menyebabkan terjadinya krisis ekonomi. Karena dengan peningkatakan suku bunga ini, semakin menurunkan niat masyarakat domestik untuk melakukan konsumsi atau belanja belanja produk barang atau jasa yang ditawarkan. Dan minimnya daya beli atau konsumsi inilah yang menyebabkan suatu negara berada dalam kondisi krisis ekonomi.

5. Terjadinya Deflasi

Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa selain inflasi masih terdapat deflasi. Deflasi merupakan suatu kondisi dimana barang atau jasa akan mengalami penurunan nilai dalam waktu tertentu. Dan apabila hal ini tersebut dibiarkan tanpa ada upaya pengatasan secara tepat, akan berdampak pada terjadinya krisis ekonomi. Hal itu dikarenakan, jumlah permintaan terhadap barang barang yang ditawarkan relatif turun dari waktu ke waktu.

6. Rendahnya Tingkat Konsumsi

Apabila konsumen dometik kehilangan keinginannya untuk membeli berbagai barang dan jasa yang ditawarkan, nyatanya juga memiliki peranan penting dalam menyebabkan terjadinya sebuah krisis. Rendahnya tingkat konsumsi domestic ini bisa terjadi karena kenaikan dari harga harga yang tidak terkendali ataupun jatuhnya barang dan jasa dari waktu ke waktu (deflasi).

7. Rapuhnya Fundamental Perekonomian Suatu Negara

Selain dipengaruhi oleh berbagai faktor teknis, nyatanya fundamental atau aturan negara terkait dengan perekonomian juga memiliki peranan yang cukup penting. Dimana, apabila kinerja pemerintah terkait dengan perekonomian ini tidak bersesuaian dengan berbagai prinisp, pedoman dan aturan yang telah ditetapkan akan menimbulkan inkonsistensi.

Hal itu yang membuka peluang banyak sekali terjadi permasalahan ekonomi, seperti inflasi, deflasi, stagflasi yang sangat marak terjadi. Seperti yang kita tahu, peranan dari fundamental sendiri sangatlah penting. Dimana ketika sebuah hal tidak sesuai dengan pedoman dan landasan yang telah ditetapkan, maka bisa dipastikan sudah terjadi kesalahan yang sangat besar.

8. Penetapan Kebijakan yang Tidak Sesuai

Dalam kondisi dimanapun, seharusnya pemerintah bisa menerapkan kebijakan yang sesuai dan tepat dengan berbagai pertimbangan yang ada. Hal itu harus lebih ditekankan lagi adanya. Sehingga ketika muncul sebuah permasalahan bisa langsung ditangani dengan tepat.

Bukan hanya ditangani ujungnya saja, melainkan bisa ditangani secara keseluruhan hingga berbagai faktor penyebabnya dan kemungkinan mendukung lainnya. Salah satunya permasalahan yang ada di perekonomian ini. Harusnya malah mendapatkan perhatian khusus. Sehingga tidak ada permasalahan yang berdampak sangat buruk bagi keberlangsungan negara.

9. Ketidaksesuaian Antara Regulasi dan Teknisnya

Semua aturan dan kebijakan yang akan dibentuk seharusnya sudah diorientasikan untuk permasalahan yang akan terjadi kedepannya. Dan tentunya juga harus sudah dipertimbangan dan dianalisa lagi dari permasalahan permasalahan yang sebelumnya terjadi.

Sehingga ketika suatu saat, sebuah aturan akan diterapkan antara isi aturan dan teknis pelaksanaannya bisa sesuai. Dan tentunya tidak menimbulkan kesalahpahaman. Walaupun kelihatannya sangat sepele, namun apabila tidak diperhatikan dan cenderung disepelekan permasalahan yang berkaitan dengan aturan perekonomian ini bisa berkembang menjadi sebuah boomerang bagi kita sendiri.