Daftar isi
Inflasi dalam ilmu ekonomi memiliki dampak yang sangat besar, karena kenaikan harga secara terus menerus, berikut pembahasan mengenai inflasi.
Pengertian Inflasi
Pengertian Secara Umum
Kalian mungkin pernah mendengar kata inflasi, namun apakah kalian tau apa itu inflasi yang sebenarnya?
Secara umum, inflasi adalah suatu perekonomian dimana harga-harga secara umum mengalami kenaikan secara terus menerus dalam jangka waktu yang panjang.
Dan umumnya inflasi menjadi penyebab penurunannya nilai mata uang secara kontinue.
Dikatakan tingkat harga secara umum sebagai syarat inflasi dikarenakan ada banyak sekali jenis barang di pasaran.
Naiknya harga satu atau dua barang saja tidak bisa disebut inflasi, disebut inflasi jika sebagian besar barang-barang mengalami kenaikan.
Juga dikatakan kenaikan harga secara terus menerus sebagai syarat dikatakannya sebuah inflasi.
Hal ini karena harga bisa saja naik hanya untuk sementara, kenaikan harga yang bersifat sementara ini tidak bisa disebut inflasi.
Jadi, ketika kenaikan tersebut berlangsung dalam waktu yang lama dan terjadi hampir pada seluruh barang dan jasa secara umum, maka gejala inilah yang disebut dengan inflasi.
Pengertian Menurut KKBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia), inflasi adalah kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang.
Pengertian Menurut Para Ahli
- Parkin dan Bade
Inflasi adalah pergerakan ke arah atas dari tingkatan harga. Secara mendasar ini berhubungan dengan harga, hal ini bisa juga disebut dengan berapa banyaknya uang (rupiah) untuk memperoleh barang tersebut. - Nopirin (1987:25)
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus selama periode tertentu. - A. P. Lahnerinflasi
Inflasi adalah suatu keadaan yang di mana sudah terjadinya kelebihan dari suatu permintaan atas barang-barang di dalam suatu perekonomian dengan cara menyeluruh. - Nopirin
Inflasi adalah suatu proses dari suatu kenaikan harga pada umumnya dan akan bergerak secara terus-menerus, misalnya pada barang-barang primer kebutuhan sehari-hari. - Rahardja
Inflasi adalah suatu kecenderungan atas harga yang berguna untuk meningkat secara terus-menerus pada umumnya. Ketika harga barang sedang mengalami kenaikan hampir sebagian besar dari harga barang pada umumnya, itulah yang disebut dengan Inflasi.
Penyebab Terjadinya Inflasi
Inflasi disebabkan oleh banyaknya faktor. Secara umum penyebab inflasi adalah terjadinya kenaikan permintaan dan biaya produksi, berikut beberapa penyebab terjadinya inflasi:
1. Meningkatnya Permintaan (Demand Pull Inflation)
Penyebab inflasi ini terjadi disebabkan karena peningkatan permintaan untuk jenis barang/ jasa tertentu.
Dalam hal ini, peningkatan permintaan jenis barang/ jasa tersebut terjadi secara agregat (agregat demand).
Faktor yang bisa menyebabkan terjadinya inflasi ini diantaranya adalah:
- Meningkatnya belanja pemerintah
- Meningkatnya permintaan barang untuk diekspor
- Meningkatnya permintaan barang untuk swasta.
2. Meningkatnya Biaya Produksi (Cost Pull Inflation)
Penyebab inflasi ini terjadi karena meningkatnya biaya produksi. Adapun peningkatan biaya produksi disebabkan oleh kenaikan harga bahan-bahan baku seperti harga bahan bakar naik, hingga upah buruh naik.
3. Tingginya Peredaran Uang
Penyebab inflasi ini terjadi karena uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dibanding yang dibutuhkan.
Ketika jumlah barang tetap sedangkan uang yang beredar meningkat dua kali lipat, maka bisa terjadi kenaikan harga-harga hingga 100%.
Hal ini bisa terjadi ketika pemerintah menerapkan sistem anggaran defisit, dimana kekurangan anggaran tersebut diatasi dengan mencetak uang baru.
Namun hal ini malah membuat jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin bertambah dan mengakibatkan inflasi.
Bukan hanya faktor-faktor penyebabnya saja yang berbeda-beda, inflasi pun ada beragam jenisnya. Jenis-jenis inflasi dapat dibagi berdasarkan 3 hal, yakni:
- Tingkat keparahan
- Penyebab dan
- Sumbernya.
Jenis-jenis Inflasi
Berdasarkan Sifatnya
- Inflasi ringan (creeping inflation)
Jenis-jenis inflasi ini ditandai dengan peningkatan laju inflasi yang rendah. Biasanya, kurang dari 10% setahun.
Ciri dari inflasi ini adalah kenaikan harga yang relatif lambat dan berlangsung dengan lambat.
- Inflasi sedang (galloping inflation)
Jenis-jenis inflasi ini sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi ringan. Lajunya berkisar antara 10-30% per tahun.
Jenis inflasi ini ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dalam waktu yang singkat.
- Inflasi berat (high inflation)
Sesuai dengan namanya, jenis-jenis inflasi ini adalah yang tergolong berat. Mencakup laju mulai dari 30-100% setahun.
Pada tingkat ini, harga kebutuhan masyarakat naik secara signifikan dan sulit dikendalikan.
- Inflasi sangat berat (hyperinflation)
Jenis-jenis inflasi ini sangat dirasakan karena terjadi secara besar-besaran dan mencapai lebih dari 100% setahun.
Indonesia pun pernah mengalami hiperinflasi ini. Bahkan mencapai 600% di tahun 1998.
Berdasarkan Asalnya
- Domestic inflation
Jenis-jenis inflasi satu ini berasal dari dalam negeri. Inflasi jenis ini biasanya diawali dengan adanya defisit dalam APBN.
Jika pemerintah memutuskan untuk membiayai APBN dengan melakukan pencetakan uang baru, maka akan meningkatkan jumlah uang yang beredar.
Meningkatnya jumlah uang yang beredar ini akan cenderung meningkatkan harga-harga kebutuhan. Akhirnya, timbul inflasi dalam negeri.
- Imported inflation
Jenis-jenis inflasi ini berasal dari luar negeri. Inflasi ini timbul karena naiknya harga-harga kebutuhan di luar negeri atau di negara-negara mitra dagang.
Karena harga kebutuhan di luar negeri meningkat, otomatis harga barang tersebut pada saat dijual kembali di Indonesia juga akan menjadi tinggi.
Berdasarkan Sebabnya
- Demand Pull Inflation
Jenis-jenis inflasi ini merupakan inflasi yang terjadi akibat adanya sebuah permintaan (demand) yang tidak imbang dengan peningkatan jumlah penawaran produksi.
Hal tersebut mengakibatkan kenaikan harga barang sesuai dengan hukum permintaan yakni apabila permintaan tinggi sedangkan penawaran tetap maka harga akan naik.
- Cost Push Inflation
Jenis-jenis inflasi ini merupakan inflasi yang penyebabnya adalah kenaikan biaya produksi yang disebabkan oleh kenaikan biaya input atau biaya faktor produksi.
- Bottle Neck Inflation
Sedangkan Bottle Neck Inflasi merupakan inflasi yang penyebabnya adalah faktor permintaan atau faktor penawaran.
Cara Menghitung Inflasi
Inflasi di suatu negara dapat dihitung berdasarkan:
- Indeks Harga Konsumen (IHK)
- Indeks Biaya Hidup, dan
- Indeks Harga Produsen.
Rumus menghitung inflasi berdasarkan IHK adalah:
Pit adalah harga barang pada periode tertentu, Qit adalah bobot barang pada periode tertentu.
Pio adalah harga barang pada periode dasar, dan Qio adalah bobot barang pada periode dasar.
Setelah mendapatkan nilai IHK, baru nilai inflasi dapat diketahui dengan menggunakan rumus:
Inflasi = (IHK periode 1- IHK periode 2) / IHK periode 2) x 100
Dengan menggunakan rumus tersebut, nilai inflasi dalam suatu negara dapat diketahui dengan tepat.
Jadi, saat nilai inflasi berada pada tingkat yang melebihi target, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) dapat mengambil langkah tepat agar inflasi tidak semakin memburuk.
Contoh Inflasi
Salah satu contoh inflasi barang konsumsi yang paling menonjol belakangan ini dalam kehidupan sehari-hari adalah kopi.
Peminat dari kopi sendiri sangat beragam mulai dari pegawai kantoran, mahasiswa, dan lainnya.
Mungkin di 5 tahun kebelakang kopi masih hanya sebuah “teman” saat berbincang sekaligus berkumpul bersama teman.
Tetapi sekarang kopi sudah menjadi hal wajib untuk kesehariannya, bahkan sebagian dari mereka sudah memiliki ketergantungan dengan kopi.
Di era sekarang rata-rata harga secangkir atau segelas kopi ada di sekitar Rp 30.000,-.
Nah harga tersebut berpotensi mengalami kenaikan setiap tahunnya dikarenakan adanya inflasi.
Perlu diketahui bahwa harga secangkir atau segelas kopi di indonesia sendiri memiliki tingkat inflasi rata-rata 8%-10% per tahun. Kita bisa lihat tabel dibawah:
Inflasi | 2019 | 2020 | 2025 | 2030 |
10% / Tahun | Rp. 30.000, / Kopi | Rp. 33.000,- / Kopi | Rp. 54.000,- / Kopi | Rp. 86.000,- / Kopi |
Tabel diatas menampilkan harga rata-rata kopi di tahun ini senilai Rp. 30.000,- / kopi,.
Dengan asumsi tingkat inflasi secangkir kopi konstan di angka 10% per tahun,
maka di tahun 2030 harga kopi bisa mencapai Rp. 86.000,- / kopi. Mungkin di tahun 2020 sampai tahun depan harga kopi masih terjangkau untuk kamu.
Tetapi di 2030 harga kopi tersebut sudah mencapai Rp 86.000,- untuk secangkir kopi. Lumayan tinggi bukan?
Dampak Inflasi
- Nilai Uang Turun
Adanya kenaikan harga pada berbagai barang kebutuhan masyarakat menyebabkan nilai uang menjadi turun dari sebelumnya.
Jika biasanya uang Rp 20.000 bisa mendapat dua liter beras, dengan adanya inflasi bisa jadi hanya mendapat satu setengah liter.
Hal ini tentu sangat merugikan masyarakat, terutama bagi mereka yang berpendapatan tetap karena pengeluaran jadi lebih tinggi.
- Menurunkan Minat Menabung
Dampak yang selanjutnya masih berkaitan dengan sebelumnya, dimana nilai uang yang turun menyebabkan pengeluaran jadi lebih tinggi. Orang jadi berpikir lagi untuk menabung.
Hal itu disebabkan karena uang yang bisa disisihkan tentu jauh berkurang dibanding saat tidak terjadi inflasi
Hal ini tentunya juga akan mempengaruhi sektor perbankan, yang bisa menjadi lesu karena menurunnya minat masyarakat dalam menabung.
- Kekacauan Ekonomi
Tingkat inflasi tinggi yang tidak segera ditangani dan dikendalikan bisa saja menimbulkan masalah yang lebih besar dalam perekonomian negara.
Harga tinggi dapat memicu produsen untuk menimbun faktor produksi atau barang yang dibutuhkan, sehingga harga barang akan semakin tinggi lagi.
Inflasi tinggi yang tidak terkendali juga bisa menimbulkan kecemburuan sosial, kerusuhan, atau bahkan krisis keuangan seperti yang terjadi tahun 1998.
Cara Mengatasi Inflasi
Kebijakan fiskal berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran anggaran pemerintah.
Kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah untuk mencegah inflasi adalah dengan mengurangi pengeluaran pemerintah, meningkatkan tarif pajak, serta melakukan pinjaman.
- Kebijakan Nonmoneter dan Nonfiskal
Selain kebijakan fiskal dan moneter, cara mengatasi inflasi oleh pemerintah juga dapat dengan meningkatkan hasil produksi, mempermudah masuknya barang impor, menstabilkan pendapatan masyarakat (tingkat upah), menetapkan harga maksimum, serta melakukan pengawasan dan distribusi barang.