Fanatisme: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Dampaknya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sebagian besar orang pasti pernah menyukai suatu hal yang dapat melebihi batas kewajaran. Baik dari segi sosial, ekonomi, politik, dan lain sebagainya. Hal tersebut yang dinamakan sebagai fanatisme. Fanatisme merupakan rasa suka yang menimbulkan obsesi terhadap suatu hal.

Fanatisme memiliki dampak negatif dan positif apabila dilihat dari sudut pandang tertentu. Berikut merupakan pemaparan mengenai paham fanatisme itu sendiri.

Pengertian Fanatisme

Fanatisme merupakan sebuah keadaan dimana seseorang merasa bersemangat dan berminat terhadap sebuah hal secara berlebihan. Yang mana akan timbul rasa obsesi terhadap sebuah hal.

Fanatisme sendiri seringkali mengakibatkan sebuah tindakan yang berlebihan, tidak masuk akal, dan tidak rasional dalam artian tertentu.

Paham fanatisme dapat didasari atas adanya minat dan rasa ingin tahu terhadap sebuah permasalahan secara mendetail.

Secara umum, fanatisme dapat diartikan sebagai paham atau perilaku yang menunjukan sebuah ketertarikan terhadap suatu hal secara berlebihan. Dalam artian, seseorang yang meyakini paham fanatik memiliki standar yang tinggi atas semua hal yang dipikirkannya.

Yang mana hal tersebut menyebabkan adanya kecenderungan untuk tidak mendengarkan dan tidak bersedia untuk membuka pemikirannya mengenai sebuah pendapat ataupun ide.

Para penganut fanatisme hanya meyakini bahwa paham yang mereka anutlah yang paling benar. Hal tersebut mengakibatkan orang itu menentang semua pendapat yang dirasa bertentangan dengan pola pikirnya.

Adapun pendapat beberapa ahli mengenai paham fanatisme itu sendiri, diantaranya:

  • Winston Churchill, Seseorang yang fanatik tidak akan bisa mengubah pola pikir dan tidak akan mengubah haluannya.
  • Tonu Lehtsaar, Fanatisme dapat didefinisikan sebagai pengejaran atau pembelaan terhadap sesuatu dengan cara yang ekstrem dan penuh gairah yang melampaui normalitas.
  • Neil Postman, Neil Postman dalam bukunya Crazy Talk, Stupid Talk, menyatakan bahwa “kunci untuk semua kepercayaan fanatik adalah bahwa mereka mengkonfirmasikan diri …. (beberapa kepercayaan adalah) fanatik bukan karena mereka ‘salah’, tetapi karena mereka diekspresikan sedemikian rupa sehingga mereka tidak pernah bisa terbukti salah”.
  • Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian fanatik adalah kepercayaan (keyakinan) yang teramat kuat terhadap ajaran (agama, politik, dan sebagainya)

Berdasarkan atas pendapat beberapa ahli dan Kamus Besar Bahasa Indonesia mengenai fanatisme. Dapat diambil kesimpulan bahwa fanatisme merupakan sebuah keyakinan yang ekstrem yang mana dapat menyebabkan seseorang melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan batas kewajaran pada umumnya.

Dalam kata lain, fanatisme menyebabkan timbulnya rasa obsesi terhadap sebuah hal yang mana membuat para penganutnya menghalalkan segala cara, termasuk dengan tindakan tindakan yang tidak rasionalis.

Ciri-Ciri Paham Fanatisme

Dalam perkembangannya paham fanatisme memiliki ciri ciri yang memudahkan orang awam untuk mengenalinya. Berikut ciri ciri mengenai paham fanatisme:

  • Dapat beralih kapanpun

Mereka yang meyakini adanya paham fanatisme akan mudah beralih dari obsesi satu ke obsesi berikutnya. Namun dalam upayanya tetap dengan antusiasme yang sama.

Hal tersebut didasarkan pada naluri alamiah manusia, yang akan merasa bosan dengan suatu hal yang sama setiap harinya. Sehingga munculnya rasa untuk berpindah haluan pada sebuah hal yang bertentangan dengan sebelumnya. Hal tersebut sama seperti penganut paham fanatisme sendiri.

  • Identitas (Identity)

Paham fanatisme tidak timbul dengan hal yang hanya berkaitan dengan penyebabnya. Namun fanatisme juga akan menjadi identitas mereka.

Saat mereka merasa antusias terhadap suatu hal, mereka akan berupaya untuk menyamakan identitas atau karakteristik mereka dengan hal yang mereka sukai.

  • Menciptakan sebuah dogma

Kebanyakan orang yang menganut paham fanatisme atau paham yang sama akan cenderung memiliki pola pemikiran tertutup. Mereka hanya meyakini bahwa apa yang mereka anut adalah hal yang paling benar.

Mereka akan melakukan apapun untuk dapat mempertahankan eksistensinya. Mereka pun tidak segan segan untuk melakukan pembunuhan sekalipun.

  • Kurang pendalaman (Lack of Depth)

Orang yang meyakini paham fanatisme ini seringkali hanya berpegang pada satu kasus. Mereka tidak akan mau untuk mendalami informasi lainnya yang berkaitan dengan apa yang diyakininya. Mereka hanya bermodal bahwa apa yang mereka yakini ialah yang paling benar.

  • Timbulnya Obsesi (Obsession)

Mereka yang menyukai sesuatu akan terus menerus untuk melakukan hal yang konstan dan sama setiap harinya. Yang mana hal tersebut mampu menyebabkan obsesi pada suatu hal.

  • Cenderung Berpikir Hitam Putih (Black and White Thinking)

Mereka yang terobsesi pada suatu hal menutup dirinya akan perbedaan lainnya terus ada. Hal tersebut mengakibatkan pola pemikiran yang cenderung kuno mengenai perkembangan yang ada.

  • Membeo (Parroting)

Mereka akan terus mengajukan pernyataan yang sama saat seseorang menyatakan sebuah hal yang berbeda dengan pendapatnya.

Jenis-Jenis Paham Fanatisme

Dalam perkembangannya,fanatisme dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

  • Fanatisme konsumen  
  • Fanatisme emosional
  • Fanatisme supremasi etnis atau ras
  • Fanatisme kenyamanan
  • Fanatisme nasionalistik atau patriotik
  • Politik, fanatisme ideologis
  • Fanatisme agama
  • Fanatisme olahraga

Dampak Fanatisme

Paham fanatisme menimbulkan dampak yang signifikan terhadap kehidupan seseorang. Yang mana paham fanatisme dapat berdampak positif dan negatif.

Apabila dilihat dari segi positifnya, seseorang yang bersikap fanatisme cenderung memiliki loyalitas yang penuh terhadap apa yang dipegangnya. Yang mana dia akan lebih berusaha untuk dapat mencapainya.

Namun, apabila dilihat dari dampak negatifnya, sikap fanatisme yang berlebihan dapat menyebabkan adanya kekerasan dan pertumpahan darah pada kedua belah pihak yang saling bertentangan.

Hal tersebut diakibatkan karena seseorang yang bersikap fanatisme akan menghalalkan segala cara untuk dapat membela dan mempertahankan apa yang sudah menjadi keyakinannya.

Namun, dampak dampak tersebut tergantung juga terhadap dengan siapa sikap fanatisme itu dilakukan. Apabila fanatisme timbul pada orang yang bijak,tentu mereka dapat menentukan bagaimana sikap yang tepat untuk dilakukan. Dan mana yang tidak tepat.

Contoh Sikap Fanatisme

Sikap fanatisme juga dapat terwujud dengan beberapa tindakan dalam kehidupan sehari hari.

Salah satu contohnya adalah munculnya fanatisme terhadap satu agama. Hal tersebut terjadi pada negara India. Yang mana para penduduk muslim didiskriminasi dan dilempari batu saat mereka melakukan ibadah.

Tidak hanya itu, mereka yang fanatik terhadap agamanya juga melakukan pembunuhan terhadap penduduk muslim lainnya. Yang mana hal tersebut didasari atas perbedaan keyakinan dan pemahaman yang dianut.

fbWhatsappTwitterLinkedIn