Fragmentasi habitat/lingkungan adalah keanekaragaman kehidupa liar di suatu lingkungan hutan. Fragmentasi habitat memiliki peranan yang sangat penting dalam setiap proses seperti evolusi dan biologi koservasi.
Spesies spesialis adalah organisme yang berkembang dalam kondisi lingkungan yang sempit serta memiliki pola makan yang terbatas, sedangkan spesies generalis adalah organisme yang mampu berkembang dalam berbagai kondisi lingkungan dan dapat memanfaatkan berbagai sumber daya yang berbeda.
Dari pengertian diatas, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab munculnya fragmentasi habitat. Penyebab fragmentasi lingkungan terbagi menjadi tiga, yaitu penyebab alam, penyebab kegiatan manusia, tenaga endogen dan eksogen.
1. Aktivitas Alam
Fragmentasi habitat yang disebabkan oleh alam biasanya terjadi karena aktivitas alam seperti, gunung meletus, kebakaran hutan pada musim kemarau, gempa bumi vulkanik maupun tektonik, perubahan iklim drastis, banjir bandang, tanah longsor dan fenomena alam lainnya.
2. Kegiatan Manusia
Semakin banyak jumlah penduduk bumi tentu membawa banyak dampak tidak hanya pada tingkat kepadatan penduduk tetapi juga pada aktivitas manusia yang berkaitan dengan alam. Untuk menyesuaikan fasilitas kehidupan manusia, secara tidak langsung hal tersebut mempengaruhi fragmentasi habitat yang saling berkaitan.
Contoh kegiatan manusia yang menjadi penyebab munculnya fragmentasi habitat yaitu:
3. Adanya Tenaga Endogen dan Eksogen
Tenaga endogen dan eksogen juga memiliki peran dalam munculnya fragmentasi habitat. Proses perkembangan pada tenaga endogen mencakup, interaksi, biologi, dan perilaku yang berada di antara spesies.
Endogen dapat menyebabkan perubahan perkembangbiakan dan migrasi, sehingga dapat menyebabkan endogen. Eksogen memiliki karakteristik dapat berdiri sendiri tanpa bantuan spesies yang hidup didalamnya. Macam- macam eksogen adalah subdivisi, habitat, degradasi habitat, dan isolasi habitat.
Dampak yang dibawa oleh fragmentasi habitat. Adapun dampak yang ditimbulkan oleh fragmentasi habitat diantaranya yaitu:
Pemisahan habitat/lingkungan. Fragmentasi habitat ini akan memisahkan satu dengan habitat yang lainnya dengan membentuk daerah tepi. Terbentuknya daerah tepi pada suatu wilayah yang mempengaruhi ekosistem seperti interaksi antara pemangsa dan mangsa, adanya perubahan iklim mikro cahaya, angin dan suhu dapat membawa perubahan yang signifikan pada ekologi yang berada di bagian interior dan eksterior fragmen.
Dampak selanjutnya adalah menyebabkan perubahan perilaku spesies. Perubahan perilaku seperti kawin, mencari makan, berkembang biak dan wilayah jelajah akan membawa resiko genetik pada organisme sebagai salah satu akibat keterbatasan habitat yang mempengaruhi keberlangsungan hidup jangka panjang pada suatu spesies.
Jika populasi yang tersisa hanya berisi sebagian dari keragaman genetik yang ada pada habitat sebelumnya, maka besar kemungkinan terjadinya perkawinan sedarah akibat tidak adanya migrasi atau keterbatasan dari jumlah populasi yang terdapat di suatu wilayah.
Penyebab terakhir adalah perubahan wilayah yang menyebabkan penurunan populasi bahkan hilangnya spesies satwa liar yang terancam punah di alam. Habitat yang sesuai untuk makhluk hidup memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian suatu spesies.
Namun, adanya fragmentasi habitat menyebabkan para ahli kesulitan untuk memilih keputusan, terutama yang berkaitan dengan konservasi terhadap jenis spesies yang terancam punah.
Jika suatu habitat telah terfragmentasi menjadi ukuran yang lebih kecil, akan semakin memudahkan dalam mengontrol spesies yang terancam punah. Bukan hal yang mustahil organisme-organisme tersebut mati dan punah karena keterbatasan habitatnya.