Fungsi Bahan Aktif Siantraniliprol dan Penggunaannya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pertanian merupakan salah satu bidang yang berperan sangat penting dalam kelangsungan hidup manusia. Sebab dari hasil pertanian inilah bahan pangan didapatkan.

Berbagai bahan pangan mulai dari beras, buah, sayur, umbi-umbian, dan lain-lain menjadi penopang penting kesejahteraan hidup manusia. Sehingga, berbagai aktivitas manusia di masa modern ini dapat dilaksanakan tanpa kekurangan atau kelaparan. Meski harus diakui bahwa kesejahteraan belum merata, namun bidang pertanian telah menyumbang kesejahteraan sangat banyak.

Meski begitu mulianya bidang pertanian, namun bukan berarti tanpa kendala dalam menjalankannya. Salah satu tantangan atau masalah pertanian adalah hama. Adanya hama sangat mengganggu pada pertumbuhan dan hasil dari tanaman komoditas pertanian. Tentunya apabila tidak ditanggulangi akan berpengaruh pula pada persediaan pangan dunia.

Hama serangga merupakan salah satu hama yang harus ditanggulangi. Penggunaan bahan aktif siantraniliprol dalam insektisida merupakan salah satu solusi yang ditemukan oleh para ilmuwan ahli pertanian. Bahan ini diketahui efektif dan ramah lingkungan dalam pengendalian hama serangga. 

Apa itu Bahan Aktif Siantraniliprol?

Siantraniliprol adalah bahan aktif insektisida (racun serangga). Bahan aktif ini termasuk ke dalam kelas kimia antranilamida. Dimana bahan aktif ini dapat membunuh serangga yang mengganggu tanaman seperti ulat, kutu daun, juga thrips.

Mekanisme atau cara kerja bahan aktif siantraniliprol terbilang unik dan efektif dalam mengontrol hama serangga. Namun penggunaan bahan ini untuk mengendalikan hama serangga tanpa memberi dampak signifikan terhadap lingkungan. Sebab, bahan ini tidak ikut menyasar organisme lain, selain dari hama serangga. 

Fungsi Bahan Aktif Siantraniliprol

Untuk lebih memahami fungsi dari bahan aktif siantraniliprol, perlu diketahui beberapa hal berikut. Hal-hal tersebut di antaranya cara kerja, cara penggunaan, serta kelebihan dan kekurangan bahan aktif siantraniliprol. Penjelasannya terdapat di bawah ini:

Cara Kerja Bahan Aktif Siantraniliprol

Cara kerja bahan aktif siantraniliprol yaitu dengan mengganggu sistem saraf serangga yang mengakibatkan serangga tidak bisa makan dan akhirnya mati. Siantraniliprol akan mengaktifkan reseptor ryanodine pada sel saraf serangga. Reseptor ryanodine merupakan kanal ion kalsium yang fungsinya untuk mengatur kontraksi otot serangga. 

Aktifnya reseptor ryanodine oleh siantraniliprol akan menyebabkan pelepasan kalsium secara berlebihan dari reservoal internal ke dalam otot serangga. Maka otot serangga akan terus menerus berkontraksi sampai serangga tersebut mengalami kelumpuhan dan mati. 

Dengan keunikan dari cara kerja bahan aktif siantraniliprol ini menjadikan hama serangga kesulitan untuk dapat mengembangkan resistensi terhadap bahan aktif ini. Maka bahan aktif siantraniliprol merupakan pilihan yang efektif dalam upaya pengendalian dan penanggulangan hama serangga.

Cara Penggunaan Bahan Aktif Siantraniliprol

Bahan aktif siantraniliprol pada insektisida biasanya digunakan dalam bentuk cair atau bubuk. Dalam penggunaanya Siantraniliprol dicampurkan atau dilarutkan dalam air atau pelarut organik. Setelah itu larutan tersebut disemprotkan pada tanaman yang terdapat hama serangga. 

Ketika larutan disemprotkan, bahan aktif siantraniliprol akan menempel pada tanaman. Dengan demikian, siantraniliprol akan menjadi penghalang bagi serangga yang akan mengganggu tanaman tersebut.

Kelebihan dan Kekurangan Bahan Aktif Siantraniliprol

Kelebihan

Penggunaan bahan aktif siantraniliprol dalam menanggulangi hama serangga memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

  1. Efektif dalam membunuh hama serangga yang mengganggu tanaman.
  2. Daya tahan cukup lama, sehingga mampu melindungi tanaman dari hama serangga dalam waktu yang cukup lama.
  3. Ramah lingkungan dan tidak berdampak signifikan bagi organisme lain selain sasarannya atau selain serangga, sehingga organisme lain yang justru bermanfaat bagi tumbuhan akan tetap terjaga populasinya.

Kekurangan

Sedangkan kekurangan dari bahan aktif siantraniliprol adalah sebagai berikut:

  1. Memiliki efek yang sifatnya tidak selektif, sehingga meskipun tidak mengganggu organisme lain, namun dapat membunuh jenis serangga yang tidak termasuk hama.
  2. Dapat mengakibatkan terganggunya kehidupan serangga yang berguna bagi ekosistem, seperti lebah dan kupu-kupu.

Insektisida dengan Bahan Aktif Siantraniliprol

Di pasaran sudah terdapat beberapa produk insektisida dengan bahan aktif siantraniliprol terkandung di dalamnya. Di antara produk-produk tersebut adalah:

  1. Chlorantraniliprole: Insektisida ini adalah insektisida yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama serangga yang dijumpai pada tanaman pertanian. Misalnya ulat daun, ulat grayak, dan hama pengisap. Chlorantraniliprole diproduksi dalam berbagai macam bentuk, seperti larutan konsentrat, granul, dan juga bubuk.
  2. Cyantraniliprole: Produk ini juga digunakan untuk mengendalikan ulat dan hama serangga lainnya yang menyerang tanaman pertanian. Cyantraniliprole memiliki cakupan yang luas dalam mengatasi hama serangga dan bisa diterapkan dalam berbagai jenis budidaya komoditas pertanian.
  3. Flubendiamide: Produk ini bukan siantraniliprol murni. Tetapi Flubendiamide termasuk dalam kelas kimia yang sama dengan siantraniliprol. Cara kerja insektisida ini juga serupa, yaitu dengan mengganggu sistem saraf hama. Flubendiamide lebih efektif digunakan pada tanaman padi, sayuran, dan buah-buahan.

Penutup

Penggunaan bahan aktif siantraniliprol dalam mengendalikan hama serangga pada tanaman, dianggap sebagai sebuah revolusi pada bidang pertanian. Dengan mekanisme kerjanya yang unik, efektif, dan lebih ramah lingkungan, menjadi solusi yang baik dalam pengendalian hama serangga.

Tetapi, meskipun dinyatakan lebih ramah lingkungan, penggunaan bahan aktif siantraniliprol tetap berbagai aspek keamanan. Dalam penerapannya tetap harus sesuai dengan pengaturan yang tepat dan bijak. Sebab penggunaan yang berlebihan dapat berbahaya bagi manusia dan hewan peliharaan. Di antaranya dapat menimbulkan gangguan pernafasan dan pencernaan. 

Untuk menghindari bahaya yang mungkin timbul tersebut, pastikan untuk membaca petunjuk penggunaan yang disertakan pada kemasan. Serta pastikan penerapannya sesuai dengan petunjuk tersebut. 

fbWhatsappTwitterLinkedIn