Sosiologi

6 Fungsi Komunikasi Non Verbal dan Penjelasannya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Komunikasi non verbal merupakan suatu proses penyampaian pesan atau gagasan yang menggunakan gesture, tindakan, dan perilaku. Komunikasi non verbal dan komunikasi verbal ini berjalan secara beriringan satu dengan yang lainya.

Seringkali komunikasi non verbal digunakan sebagai media yang mempertegas komunikasi verbal. Menurut penelitian dari beberapa ahli, komunikasi non verbal merupakan komunikasi yang lebih sering digunakan, daripada jenis komunikasi verbal.

Lalu, apa saja sih sebenarnya fungsi dari komunikasi non verbal yang membuatnya lebih unggul daripada jenis komunikasi yang lainnya? Berikut merupakan pemaparan mendetail mengenai 6 fungsi dari komunikasi non verbal.

1. Repetisi atau Pengulangan

Komunikasi non verbal seringkali digunakan sebagai sarana pengulangan dari komunikasi verbal yang telah disampaikan. Pengulangan dengan cara non verbal ini dilakukan untuk lebih memperkuat makna atau pesan pesan verbal yang disampaikan.

Sehingga komunikan (penerima informasi) lebih paham atas makna pesan yang dikomunikasikan oleh komunikatornya. Salah satu wujudnya adalah ketika kita memberikan pemaparan kepada seseorang yang bertanya mengenai arah jalan, secara spontan tangan atau jari kita menunjukkan arah kemana orang tersebut harus berjalan.

Sehingga orang yang sebelumnya tidak mengetahui arah dari informasi yang disampaikan, lambat laun ia akan mengerti karena arah atau petunjuk yang telah dipaparkan dipertegas kembali melalui gerakan tangan. Secara tidak langsung, gerakan, gesture, ataupun tindakan yang kita lakukan memberikan stimulus terhadap komunikan mengenai pesan yang kita sampaikan.

2. Kontradiksi atau Perlawanan

Komunikasi non verbal yang biasa kita lakukan juga terkadang menunjukan adanya kontradksi ataupun perlawanan. Yang dimaksud kontra atau perlawanan dalam hal ini adalah pesan yang kita sampaikan secara verbal memiliki makna yang berbanding terbalik dengan gesture, tindakan ataupun gerakan non verbal lainnya yang kita tunjukkan.

Sehingga terkadang diartikan sebagai kode kode tertentu. Apabila sang komunikan mampu menerima stimulus komunikasi yang dikirimkan oleh komunikator, maka mudah saja baginya untuk mengerti makna yang disampaikan oleh komuniktor.

Walaupun penyampaian secara verbal dan non verbalnya sangat berbeda. Hal tersebut dapat terlihat saat, seorang individu menyatakan ketersetujuannya terhadap suatu hal. Namun, ekspresi atau mimik wajah yang diperlihatkannya seperti tidak suka, kecewa dan marah. Sehingga dalam hal yang bersamaan ia menunjukan proses komunikasi dengan makna yang berbeda.

3. Subtitusi atau Pengganti

Komunikasi non verbal juga dapat digunakan untuk menggantikan pesan yang disampaikan secara verbal. Tindakan, gesture, dan perilaku non verbal yang seringkali kita lakukan tanpa disengaja pun juga dapat menimbulkan suatu stimulus.

Stimulus tersebut yang nantinya dapat berpotensi untuk menimbulkan proses komunikasi ataupun interaksi antar suatu individu dengan individu lainnya. Contohnya adalah, saat seorang teman kita bertanya kepada kita, tapi kita tidak mengetahui jawabannya biasanya kita akan spontan untuk mengangkat bahu kita.

Gesture gesture lainnya yang seringkali kita lakukan dengan tidak sengaja namun dapat menimbulkan potensi berkomunikasi seperti, tersenyum, menarik napas panjang, mengerutkan kening, menggelengkan kepala dan lain sebagainya.

Gestur gestur seperti itu akan mudah untuk dipahami apabila antara komunator dan komunikan telah menyepakati simbol verbal dan non verbal yang seringkali digunakan dalam proses berkomunikasi.

4. Komplemen atau Pelengkap

Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap kita melakukan komunikasi secara verbal dalam waktu yang bersamaan kita juga melakukan gerakan gerakan non verbal. Gerakan, gesture, dan tingkah laku non verbal ini tanpa disadari kita lakukan untuk lebih memberikan pejelasan lebih terhadap informasi yang kita sampaikan.

Contohnya, pada saat kita menyampaikan cerita mengenai pencapaian kita dan lain sebagainya tangan kita akan menunjukan gesture gestur tertentu sesuai dengan informasi yang dikomunikasikan.

5. Regulasi atau Pengatur

Komunikasi non verbal juga dapat dijadikan sebagai pengatur atau regulasi. Seperti yang kita tahu, komunikasi non verbal tidak hanya dapat disampaikan melalui, simbol, tindakan, serta gerakan saja melainakan juga dapat dilakukan dengan menggunakan penampilan.

Salah satu contohnya adalah, apabila kita melihat seorang individu berpakaian polisi kita akan cenderung menghindarinya, karena kita tahu bahwa individu tersebut akan melakukan sebuah operasi lalu lintas ataupun sebagainya.

Tidak hanya itu, hal tersebut dapat diwujudkan dari adanya rambu rambu lalu lintas, rambu lalu lintas ini sifatnya non verbal juga karena pesan yang ada di dalamnya dimaknai melalui simbol secara tersirat. Apabila kita melihat rambu huruf P dicoret, kita akan mengartikannya bahwa kita tidak boleh parkir di area tersebut.

6. Aksentuasi atau penekanan

Komunikasi yang berfungsi sebagai aksentuasi atau penekanan ini dapat diketahui dari intonasi, atau tinggi rendahnya suara yang digunakan dalam berkomunikasi. Apabila seorang individu berkata dengan nada yang tinggi, berarti ia menekankan bahwa ia sedang dalam kondisi marah atau sedang tidak baik baik saja.

Hal tersebut berlaku sebaliknya, apabila seorang individu berbicara lemah lembut, dapat diartikan bahwa ia sedang dalam keadaan yang cukup tenang.