Tubuh manusia tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa sistem saraf otonom, yakni saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Karena keduanya saling melengkapi, bila dalam kondisi stres atau tertekan saraf simpatik bekerja menimbulkan respon fight or flight, maka saraf parasimpatik menjadi pengatur aktivitas tubuh saat tubuh kita sedang beristirahat.
Tugas saraf parasimpatik adalah mengembalikan kondisi tubuh usai mengalami pengaruh dari kinerja saraf simpatik. Tidak hanya pencernaan dan metabolisme, saraf parasimpatik juga bekerja mengatur kondisi organ tubuh lainnya, salah satunya adalah hidung.
Saraf parasimpatik bekerja secara tanpa disadari oleh diri kita ketika dalam kondisi rileks, berlawanan dari fungsi saraf simpatik yang bekerja tanpa kita sadari di kala berada dalam tekanan. Kali ini, kita perlu mengetahui fungsi utama saraf parasimpatik hidung sebagai berikut.
Fungsi Saraf Parasimpatik Hidung Sebagai Merangsang Kelenjar dalam Rongga Hidung
Hidung yang sehat adalah hidung yang bagian dalamnya terjaga kelembapannya. Bila bagian dalam hidung tetap lembap, maka artinya hidung dalam kondisi sehat dan bersih. Kelembapan hidung tak lepas dari peran saraf parasimpatik serta bagaimana cara seseorang dalam merawat hidungnya.
Hidung bisa tetap dalam keadaan lembap karena memiliki membran mukosa hidung, yakni lapisan yang menyeluruh di bagian dalam anatomi hidung dalam bentuk jaringan tipis. Membran mukosa tidak hanya ada pada bibir, telinga, anus, dan area kemaluan.
Membran mukosa yang menyatu dengan kulit ini juga ada pada bagian hidung; selain menjaga kelembapan, membran mukosa berperan sebagai pengatur suhu udara yang masuk ke dalam hidung. Hidung dapat mengeluarkan cairan berupa lendir atau yang kita sering sebut sebagai ingus juga karena berkat membran mukosa yang menghasilkannya.
Fungsi saraf parasimpatik hidung paling utama adalah mensarafi dan merangsang kelenjar yang ada di dalam rongga hidung. Dengan kelenjar tersebut mendapat stimulasi, maka terjadi sekresi mukosa rongga hidung, yakni terproduksinya lendir atau cairan (cair atau lebih kental yang disebut ingus).
Karena hidung dalam kondisi lembap yang normal dan memiliki lendir yang terproduksi secara lancar, benda-benda asing yang sempat terhirup tidak akan langsung masuk ke dalam tubuh. Setiap mengambil napas, akan selalu ada benda-benda asing bahkan yang berpartikel sangat kecil masuk ke dalam hidung.
Lendir terproduksi dengan baik berkat saraf parasimpatik agar bisa menjebak benda-benda atau partikel-partikel yang masuk ke dalam hidung. Maka benda asing dari lingkungan eksternal dapat tersaring dengan baik supaya tidak masuk lebih jauh ke dalam tubuh lewat hidung.