Biologi

4 Fungsi Saraf Pendengaran Pada Telinga

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Telinga merupakan salah satu indera yang memiliki fungsi untuk mendengar. Selain itu, telinga juga memiliki peranan untuk menjaga keseimbangan bersama dengan organ-ogran tubuh lainnya. Untuk melakukan tugasnya, telinga memiliki tiga bagian yakni telinga bagian dalam, tengah serta bagian luar. Sama seperti organ lainnya, telinga juga memiliki sel saraf. Salah satunya yakni sel saraf pendengaran.

Saraf pendengaran atau saraf sensorik merupakan bagian dari saraf kranial yang mempunyai 12 pasangan sinyal. Di mana pasangan sinyal tersebut memiliki fungsi untuk menggerakkan otot wajah hingga mendengarkan suara.

Letak saraf pendengaran berada di telinga bagian dalam atau lebih tepatnya ada di belakang koklea. Saraf ini akan terhubung ke saluran setengah lingkaran serta bagian vestibular. Saraf pendengaran memiliki beberapa nama lain yakni saraf sensorik telinga, saraf kranial VII, saraf akustik atau saraf vestinulocochlear. Saraf pendengaran memiliki sejumlah fungsi pada telinga.

Berikut ini fungsi saraf pendengaran.

1. Menangkap Gelombang Suara

Gelombang suara yang ditangkap akan dibawa menuju otak. Ketika daun telinga mendeteksi adanya suara kemudian akan menggetarkan membran yang ada di dalamnya. Kemudian membran tersebut akan menggetarkan tiga tulang yang ada di dalam membran.

Adapun tiga tulang kecil itu yakni malleus, stapes dan incus. Di mana ketiga tulang ini terhubung dengan koklea. Koklea merupakan tempat terjadinya informasi sensorik dari berbentuk gelombang menjadi saraf. Di dalam koklea ini terdapat organ yang bernama organ corti.

Selanjutnya getaran tersebut akan diteruskan menuju saraf pendengar oleh organ corti ini. Organ corti adalah sekumpulan sel yang dinamakan dengan rambut. Di mana sel rambut yang berada di dalam corti ini akan bertugas mentransformasikan suara lewat saraf otak kemudian mengubahnya menjadi sinyal saraf listrik.

Selain itu, gelombang suara juga dapat direspons melalui bulu-bulu kecil yang terdapat di dalam telinga yang bernama stereocilia. Akibat dari respons oleh bulu-bulu ini kemudian informasi tersebut akan diubah menjadi sel kimia oleh saraf. Sel saraf ini secara ilmiahnya dinamakan dengan spiral ganglion neurons.

2. Menyesuaikan Ambang Batas Kebisingan

Telinga adalah organ yang akan menangkap berbagai gelombang suara. Namun, banyaknya gelombang suara yang ditangkap akan berpotensi untuk menurunkan kualitas pendengaran. Oleh karena itu, perlu adanya ambang batas kebisingan yang dapat diterima oleh suara.

Menjaga ambang batas ini termasuk salah satu fungsi dari saraf pendengaran. Selama ini, diketahui bahwa saraf yang memiliki tugas untuk membawakan informasi ke dalam telinga terbagi menjadi dua jenis yakni saraf tipe I dan tipe II.

Namun, berdasarkan penemuan terbaru, ternyata saraf tipe I ini mewakili dari 3 jenis saraf. Di mana sebanyak 88 persen dari spiral ganglion neurons merupakan bagian dari saraf tipe I. Sementara itu, sebanyak 12% merupakan saraf tipe II yang tidak terbungkus oleh selubung myelin.

Menurut Lallemend, 3 jenis saraf tipe I dinamakana dengan Ia, Ib, dan Ic. Di mana ketiganya ini memiliki tugas yang berbeda. Namun, secara garis besar ketiganya ini memili fungsi untuk menyesuaikan ambang batas kebisingan yang dapat diterima oleh telinga.

Secara umum, suara yang dapat diterima oleh telinga yakni sekitar 30 – 50 dB, seperti suara orang yang sedang mengobrol. dB merupakan singkatan dari desibel, satuan ukuran untuk mengukur intensitas suara. Telinga akan mengalami kesakitan jika mendengarkan suara lebih dari 90 dB. Berikut ini ambang batas kebisingan suara yang dapat diterima oleh telinga.

  • 0 – 10 dB

Intensitas suara 0 hingga 10dB merupakan batas minimal intensitas suara yang bisa didengar oleh pendengaran manusia. Maka dari itu, suara di bawah 0 dB tidak dapat didengar oleh telinga manusia.

  •    30 dB

Contoh intensitas suara berada di antara 30 dB adalah suara orang yang berbicara dengan sangat pelan atau berbisik. Suara ini dapat didengar ketika mendekatkan telinga pada sumber suara atau orang yang sedang berbisik. Oleh karena itu, orang yang berbicara pelan akan mendekatkan bibirnya pada telinga orang lain agar didengar.

  • 40 – 50 dB

Intensitas suara yang baik untuk didengar oleh telinga manusia yakni suara yang memiliki intensitas 40 – 50 dB Contoh dari intensitas suara antara 40-50 dB adalah suara orang pada umumnya yang sedang berbincang-bincang. Suara ini dapat secara normal didengar oleh telinga manusia tanpa harus mendekat pada sumber suara

  • 140 dB

140 dB merupakan maksimum ambang batas pendengaran manusia. Artinya, pendengaran manusia hanya mampu mendengarkan suara maksimal memiliki intensitas 140 dB. Lebih dari 140 dB, dapat merusak telinga pada manusia.

Contoh intensitas suara 140 dB adalah suara tembakan dan mesin pesawat jet. Oleh karena itu, orang ketika menembak atau berada di dalam pesawat jet sebaiknya menggunakan penutup telinga.

3. Menjaga Keseimbangan Organ

Saraf vestibulokoklear atau Saraf Karnial VIII merupakan saraf pendengaran yang memiliki fungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh. Kerja sama antara tiga bagian organ yakni telinga, otot dan mata dapat membantu menjaga keseimbangan pada tubuh manusia.

Di dalam bagian telinga dalam terdapat tiga bagian kanal setengah lingkaran atau yang dinamakan dengan selaput labirin telinga. Di mana posisi kanal ini berbeda-beda. Adapun nama dari ketiga kanal ini adalah superior, posterior serta lateral.

Di bagian dasar kanalnya, terdapat cairan endolimfa serta sel rambut. Ketika kepala bergerak maka cairan yang terdapat di dalam kanal ini akan ikut bergerak. Kemudian akan menghasilkan gerakan pada sel rambut. Saat sel rambut ini bergerak, maka akan mengirimkan informasi ke otak mengenai arah mana yang kepala harus bergerak.

3 bagian pada kanal setengah lingkaran memiliki fungsi yang berbeda. Adapun fungsi tersebut sebagai berikut.

  • Kanal Superior

Kanal Superior ini memiliki fungsi untuk membantu otak memahami gerakan mengangguk. Pada bagian ini akan menggerakan kepala ke atas dan ke bawah.

  • Kanal Posterior

Kanal ini membantu menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan. Dengan adanya kanal ini, akan membantu kinerja otak untuk memiringkan kepala.

  • Kanal Lateral

Kanal ini membantu otak untuk memahami tidak adanya gerakan yang dilakukan ketika kepala bergerak ke kiri dan kanan.

4. Merespons Tekanan di Dalam Telinga

Di dalam telinga terdapat 4 saraf pendengaran, di mana terbagi menjadi dua tipe yakni Tipe I dan Tipe II. Pada saraf tipe I, memiliki ciri dibungkus oleh selubung myelin dan memiliki fungsi untuk mengirimkan sinyal dalam satu arah. Sementara itu, saraf tipe II tidak dibungkus oleh selubung myelin dan berfungsi untuk mengirimkan sinyal secara dua arah.

Pada saraf tipe II, selain memiliki fungsi untuk mengirimkan sinyal dalam dua arah juga berfungsi untuk merespons tekanan di dalam telinga. Saraf tipe II ini dapat memicu adanya respons untuk melindungi telinga dari suara bising.

Seperti diketahui bahwa tidak semua gelombang suara aman untuk telinga. Hanya sekitar 30 – 50 dB atau 20 HZ hingga 20.000 HZ suara yang aman diterima oleh telinga. Oleh karena itu, keberadaan saraf tipe II ini akan membantu melindungi telinga dari kerusakan akibat suara bising.

HZ atau Hertz merupakan satuan untuk mengukur frekuensi suara atau jumlah getaran per detiknya. Sementara itu, dB atau Desibel merupakan satuan untuk mengukur intensitas bunyi atau tekanan bunyi yang dihasilkan. Contoh suara yang tidak dapat didengar adalah infrasonik dan ultrasonik.

  • Infrasonik

Infrasonik merupakan gelombang suara yang memiliki frekuensi di batas ambang bawah pendengaran manusia yakni di bawah 20 HZ. Contoh dari infrasonik adalah gempa bumi, gunung meletus dan lainnya. Suara ini hanya bisa didengar oleh hewan.

  • Ultrasonik

Ultrasonik merupakan gelombang suara yang memiliki frekuensi di batas ambang atas pendengaran manusia yakni di atas 20.000 HZ. Contohnya adalah alat sonar kapal laut. Bunyi ini hanya dapat didengar oleh kelelawar dan walet.

  • Audiosonik

Audiosonik merupakan gelombang suara yang memiliki frekuensi di antara 20 HZ hingga 20.000 HZ. Suara inilah yang aman didengar oleh manusia. Contohnya suara orang yang sedang mengobrol, suara hewan, suara benturan benda dan lainnya.