Daftar isi
Di dalam tubuh terdapat sistem saraf yang mempunyai sebagai alat untuk mengatur seluruh kinerja tubuh. Sistem saraf ini akan bekerja dengan cepat menanggapi serta menerima rangsangan ke seluruh tubuh.
Di dalam sistem saraf terdapat jenis saraf otonom. Saraf otonom adalah saraf yang mengatur kinerja tubuh secara tidak sadar. Cara kerja sistem saraf ini akan terus aktif melakukan berbagai kegiatan.
Saraf otonom terbagi menjadi dua jenis yakni saraf simpatik serta saraf parasimpatik. Saraf saraf simpatik akan merespons saat tubuh menerima rangsangan. Secara sederhana, cara kinerja sistem saraf ini dengan mengeluarkan energi dan menanggapi berbagai ancaman.
Sistem saraf simpatik berada di sumsum tulang belakang dan lumbar. Di mana sistem saraf ini terdiri atas 25 pasangan saraf. Sistem saraf simpatik termasuk ke dalam bagian dari sistem saraf motorik yang memiliki tugas untuk hemosotik.
Sistem saraf simpatik berlainan dengan cara kerja sistem parasimpatik. Di mana sistem saraf simpatik mengaktifkan kinerja organ-organ tubuh. Namun ada pula saraf simpatik yang bertugas untuk menghambat kinerja tubuh. Salah satu sistem saraf simpatik dalam tubuh adalah hidung.
Berikut ini fungsi sistem saraf simpatik pada hidung.
Salah satu fungsi dari saraf simpatik pada hidung adalah memungkinkan terjadinya pertukaran oksigen alveolar dengan volume yang jauh lebih besar. Untuk menghirup oksgen yang lebih besar, tubuh akan melebarkan bronkiolus.
Hidung merupakan salah satu organ tempat keluar masuknya udara di dalam tubuh. Oksigen akan masuk dari luar ke dalam sementara tubuh akan mengeluarkan karbondioksida. Untuk mendukung sistem pernapasan, terdapat beberapa organ lain seperti alveolus.
Alveolus merupakan salah satu organ penting dalam sistem pernapasan. Jika tidak ada alveolus maka tidak akan dapat menghirup serta mengeleuarkan udara dengan baik. Alveolus adalah sekumpulan kantong udara yang memiliki bentuk seperti gelombang kecil dan terletak di ujung saluran pernapasan.
Bentuk Alveolus seperti buah anggur yang saling menempel satu sama lain. Kantong udara pada alveolus ini terbuat dari serat yang lentur sehingga bisa bergerak seperti balon. Alveolus memiliki bentuk yang kecil bahkan salah satu struktur yang paling kecil di dalam tubuh.
Meskipun begitu, alveolus memiliki peranan yang penting dalam sistem pernapasan. Udara akan masuk lewat hidung dan mulut yang kemudian turun menuju batang tenggorokan atau trakea. Melalui saluran udara, udara akan bergerak menuju ke saluran yang lebih kecil yakni bronkiolus.
Kemudian, alveolus akan mengambil oksigen yang masuk dan mengeluarkan zat karbondioksida. Selama proses menghirup oksigen serta mengeluarkan zat karbondioksida, alveolus menjadi tempat bertukarnya kedua zat ini.
Untuk dapat mendorong udara masuk dan keluar dari alveolus, otot dada serta diafragma akan menghasilkan tekanan di dada. Ketika manusia mengambil napas, maka diafragma yang terlteka di antara perut serta rongga dada akan melakukan kontraksi.
Kemudian alveolus akan mengambil dengan cara mengembangkan kantong udara. Alveolus akan menangkap oksigen sebanyak-banyaknya. Lain halnya ketika manusia menghembuskan napas, maka alveolus akan menyusut dan mendorong karbondioksida untuk keluar lewat hidung maupun mulut.
Hidung selain memiliki fungsi sebagai indera penciuman juga berperan dalam sistem pernapasan. Di dalam hidung terdapat silia atau rambut hidung yang memiliki fungsi untuk menyaring udara yang masuk.
Udara yang masuk dan hirup datang bersama dengan kotoran-kotoran. Oleh karena itu, kotoran-kotoran tersebut perlu disaring dan dibersihkan. Di dalam rongga hidung juga terdapat lapisan lendir yang memiliki peranan untuk menangkap kotoran yang masuk bersamaan dengan udara.
Lapisan lendir ini dinamakan pula dengan membran mukosa. Di mana membran mukosa ini dipersarafi oleh banyak sistem saraf seperti saraf simpatik. Keberadaan saraf simpatik membantu kinerja membran mukosa untuk membersihkan udara yang masuk.
Sel kemoreseptor yang terdapat dalam hidung adalah sel yang memiliki rambut dan berada du bawah mukus hidung. Sel ini memiliki peranan yang penting dalam mengidentifikasi senyawa kimia yang masuk ke dalam hidung.
Sel kimia yang masuk kemudian akan berdifusi dengan lendir dan akan menempel pada sel kemoreseptor. Di dalam sel kemoreseptor terdapat reseptor yang memiliki fungsi untuk mengikat senyawa kimia yang masuk dan berdifusi dengan lendir.
Akibat dari pengikatan senyawa kimia akan membuat adanya impuls yang diedarkan dari sel saraf menuju ke otak. Impuls ini kemudian akan berubah menjadi sensasi baru tertentu di dalam otak. Otak dapat mendeteksi berbagai macam jenis bau.
Proses penyaringan udara yang ada di rongga hidung memiliki peranan yang penting dalam menjaga kesehatan paru-paru. Maka dari itu, bernafas menggunakan hidung lebih disarankan dibandingkan dengan bernafas melalui mulut.
Hal ini dikarenakan di dalam rongga hidung terdapat silia serta lendir yang dapat menangkap kotoran udara. Berbeda halnya dengan mulut, yang tidak memiliki silia serta lendir sehingga udara akan masuk begitu saja.
Membran mukosa hidung selain berfungsi untuk membersihkan udara juga memiliki peranan untuk melembabkan udara. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa sel saraf simpatik terdapat di dalam membran mukosa hidung.
Keberadaan sel saraf simpatik, membantuk kinerja mukosa untuk melembabkan udara. Bahkan tidak hanya melembabkan, mukosa hidung juga membantu untuk menghangatkan hingga mendinginkan zat sampai sama dengan suhu tubuh.
Udara yang masuk dari luar melalui hidung tentunya memiliki suhu yang berbeda dengan hidung. Suhu ini perlu disesuaikan dengan suhu tubuh dan mukosa hidung yang memiliki peranan tersebut. Di dalam mukosa hidung memiliki lapisan sel epitel kolumnar pseudostratifikasi luas.
Di mana sel epitel ini mengandung sel berambut dan sel goblet yang mensekresi mukus di daerah non-olfaktori. Sel epitel pada mukosa hidung terdiri dari dua jenis yakni epitel pernapasan dan penciuman. Di daerah pernapasan, sel epitel memiliki bentuk kolom dan berambut atau silia.
Di mana sel tersebut diselingi antara sel kolom atau sel musin. Sementara itu, di antara basanya memiliki sel yang lebih kecil yakni sel penciuman. Di mana masing-masing terdiri dari sejumlah kecil sel granular dan saluran pernapasan. Sel ini berperan dalam menjaga suhu agar tetap sama dengan suhu tubuh.
Rongga hidung memiliki volume yang cukup rendah yakni berkisar antara volume 15-20 cm3. Namun, luas permukaan penyerapan pada rongga hidung relatif besar yakni sampai 150 cm. Hal ini dikarenakan banyaknya mikrovili epitel.
Selain itu, mukosa terdiri dari membran basal endotel berpori yang kaya akan pembuluh darah dari arteri karotis eksternal dan internal. Keberadaan mukosa hidung akan melapisi rongga hidung. Mukosa hidung termasuk bagian dari mukosa pernapasan yang melapisi lendir di dalam hidung.
Mukosa hidung sering kali terjangkit infeksi baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Adanya peradangan pada mukosa hidung akan mengakibatkan hidung tersumbat, sakit kepala hingga sinus. Mukosa hidung juga dapat mengeluarkan lendir yang biasa kenal dengan ingus.