Daftar isi
Sesuai dengan sila pertama dalam Pancasila setiap warga negara diberikan hak kebebasan untuk memeluk agama yang diyakininya. Pemerintah juga menyediakan berbagai macam tempat beribadah agar umatnya dapat menjalankan peribadatannya dengan damai.
Salah satu agama yang ada dan diakui di Republik Indonesia adalah Kristen dengan jumlah total pemeluknya ada 23,5 juta. Oleh sebab itu tak heran jika ada banyak gereja yang dapat kita temui di Indonesia. Di antara gereja-gereja tersebut berikut adalah daftar gereja tertua di Indonesia.
Di Jakarta Utara tepatnya berlokasi di Jalan Raya Tugu Semper Barat No.20, RT. 10/6, Semper Barat, Cilincing, RT.10/RW.6, Kampung Tugu berdiri sebuah gereja tua yang kini usianya hampir 3,5 abad. Gereja tersebut adalah gereja Tugu yang dibangun sekitar tahun 1678 oleh Pdt. Melchior Leydecker.
Penyebutan nama Tugu sendiri diperkirakan diambil dari prasasti yang ditemukan di desa ini yakni prasasti Tugu miliki kerajaan Tarumanegara. Namun ada juga teori yang menyatakan nama tersebut dikarenakan gereja tersebut dibangun oleh bangsa Portugis ata Por-tugu-ese.
Bangunan gereja ini telah mengalami beberapa renovasi karena beberapa alasan. Salah satunya adalah karena menjadi korban tragedi geger pecinan yang merupakan salah satu perang paling berdarah di Indonesia.
Berada di kawasan Pecinan Glodok, Jakarta Barat, Gereja Santa Maria de Fatima sudah berdiri sejak awal abad ke 19. Gereja ini sedikit berbeda dengan gereja lain karena memiliki gaya bangunan oriental atau mirip seperti klenteng. Hal tersebut dikarenakan tujuan awal dari pembangunan gereja ini adalah untuk ibadah dan sekolah bagi bangsa China yang merantau atau disebut dengan Hoakiau
Gereja yang digunakan oleh umat Katolik ini sampai sekarang masih menggunakan bahasa Mandarin. Gereja ini dibangun setelah ada perintah Mgr. Adrianus Djajasepoetra, SJ kepada Pater Wilhelmus Krause Van Eeden SJ,
Bagi warga Semarang tentu sudah tidak asing lagi dengan gereja Blenduk yang ada di kawasan Kota Lama. Gereja yang khas dengan atapnya yang berbentuk blenduk ini termasuk kedalam daftar gereja pertama di Indonesia. Gereja umat Kristen Protestan ini dibangun oleh W. Westmaas, H.P.A. de Wilde pada tahun 1753 yang artinya sudah berusia lebih dari 2,5 abad.
Tak heran jika bangunan bersejarah ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya nasional oleh pemerintah. Gereja yang tepat berada di Jalan Letjen Suprapto nomor 32 ini pada awalnya merupakan rumah panggung Jawa yang kemudian dirombak dan direnovasi pada tahun 1787 hingga 1794 dengan menggunakan gaya Eropa.
Gereja Hati Kudus Yesus atau disebut juga sebagai gereja Ciganjur merupakan sebuah tempat ibadah bagi umat Katolik Roma. Gereja ini dibangun pada 16 April 1924 oleh keluarga Schmutzer.
Keunikan dari gereja ini adalah bangunannya yang menyerupai candi yakini tempat peribadatan umat Hindu. Hal ini dikarenakan arsitektur yang diterapkan pada bangunan ini mengkombinasikan antara Jawa dengan Eropa. Pada saat itu masyarakat Jawa sangat kental akan budaya Hindu-Budha.
Namun bagunan seluas 2,5 hektar ini telah banyak mengalami perubahan setelah direnovasi akibat gempa dahsyat yang melanda kota Jogja pada tahun 2006.
Maluku saat ini didominasi oleh umat Islam namu di sana terdapat sebuah gereja yang sudah berdiri sejak lebih dari 300 tahun lalu. Gereja tersebut adalah Gereja Eben Haezer yang berada di Di Desa Sila-Leinitu Pulau Nusa Laut. Gereja ini dibangun pada 28 Maret 1715 yakni pada masa kepemimpinan Raja Sila yang bernama Djouw Louis Pati Sila.
Keaslian bangunan gereja ini masih terjaga hingga saat ini meskipun sudah mengalami beberapa kali renovasi. Beberapa benda yang sudah ada sejak awal pembangunan pun masih terjaga. Prasasti tersebut antara lain prasasti yang menjelaskan sejarah gereja dan petarana raja atau mahkota raja yang digunakan pada saat beribadah.
Gereja Katedral Santo Petrus adalah tempat beribadah bagi umat Katolik yang berlokasi di Jl. Merdeka No.14, Babakan Ciamis, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat. Gereja ini menjadi salah satu gereja paling bersejarah di Indonesia karena sudah dibangun sejak 1921 dan diresmikan pada 19 Februari 1922. Peresmian dilakukan oleh Mgr. Luypen sekaligus memberkati Pastoran Santo Petrus yang pada masa itu termasuk Vikariat Batavia.
Ciri khas dari bangunan ini adalah atapnya yang runcing dan memiliki kemiringan yang cukup tajam. Bangunan yang dirancang oleh Charles Prosper Wolff Schoemaker ini menjadi saksi bisu perkembangan umat Katolik di Bandung.
Di Kota Tahu yakni Kediri, Jawa Timur memiliki gereja yang sudah hadir sejak tahun 1862 oleh . Gereja tersebut adalah Gereja Merah yang digunakan untuk beribadah umat Protestan Immanuel. Lokasi tepatnya yakni berada di Jl. KDP Slamet No.43, Bandar Lor, Kec. Mojoroto.
Gereja dengan ciri khas memiliki warna merah ini pada awalnya berwarna putih. Namun diganti menjadi merah pada tahun 1969 dan masih bertahan hingga saat ini. Gerejai ini dibagun oleh seorang pendeta Belanda yang bernama JA Bores.
Keunikan lainnya dari gereja ini adalah bangunannya yang menggunakan sistem bongkar pasang dan menyimpan injil kuno yang sudah berusia 1,5 abad. Gereja dengan sistem seperti ini hanya ada di dunia yakni di Indonesia dan Belanda.
Gereja Immanuel merupakan salah satu bangunan gereja paling tua di Indonesia yang berada tepat di Jl. Medan Merdeka Tim. No.10, RT.2/RW.2, Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Gereja ini dibangun jauh sebelum Indonesia yakni pada tahun 24 Agustus 1835 dan selesai pada 24 Agustus 1839. Gereja ini diberi nama Willemskerk atau Gereja Willem yang diambil dari nama Raja Willem I yakni raja Belanda yang berkuasa pada saat itu.
Gereja ini dibangun untuk digunakan para petinggi Hindia-Belanda. Hingga sekarang gereja umat Protestan ini masih berdiri kokoh dan masih aktif digunakan. Gereja Immanuel menjadi satu-satunya gereja di Jakarta yang menggunakan bahasa Belanda.
Bangunan Gereja Tua Neira berada di kepulauan Banda Banda Neira, Maluku. Gereja ini dibangun oleh Maurits Lantzius dan John Hoeke yang merupakan seorang misionaris asal Belanda. Pembangunannya dilakukan pada 20 April 1873 dan diresmikan pada 23 Mei 1875.
Keunikan dari gereja ini adalah dibangun di atas 30 makan prajurit Belanda yang memiliki jabatan penting dalam militer. Menguburkan seseorang di dalam gereja merupakan tradisi yang umum dilakukan oleh bangsa Belanda. Di dalam gereja ini masih terlihat jelas nama-nama prajurit Belanda yang gugur sewaktu menaklukan Kepulauan Banda.
Gereja Kepanjen adalah gereja tertua di Surabaya dan juga di Indonesia. Bangunan yang berada di Jl. Kepanjen No.4-6, Krembangan Selatan, Kec. Krembangan ini berdiri sejak 1899. Gereja yang dirancang oleh arsitek asal Semarang bernama W.Westmaas ini kemudian diresmikan pada 5 Agustus 1900.
Gereja Katolik ini sempat mengalami renovasi akibat hancur karena terkena bom pasca kemerdekaan NKRI. Gereja yang disebut juga dengan nama Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria ini memiliki keunikan ada gaya bangunannya yang sangat kental dengan gaya Neo Gotik ala Eropa.
Gereja Pniel yang ada di Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat ini dibangun pertama kali pada tahun 1850 namun pada saat itu masih berupa kapel kecil. Bangunan ini kemudian diperluas lagi pada tahun 1913. Pembangunan kedua selesai pada tahun 1915 dan diberi nama Gereja Baru.
Gaya bangunan ini yang mengusung tema perpaduan antara Italia dan Portugis merupakan hasil karya dari dua arsitek Cuypers dan Hulswit. Gereja yang hingga sekarang masih mempertahankan ornamen-ornamennya ini dikenal juga sebagai Gereja Ayam.
Nama tersebut disematkan karena penunjuk arah yang berada di puncak bangunan berbentuk ayam dan menjadi ciri khas gereja ini. Gereja ini menyimpan sebuah Alkitab kuno yang berukuran besar dan menggunakan bahasa Belanda.
Di Jl. Kapten Muslihat No.22, Paledang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat berdiri sebuah gereja tua yang bernama Gereja Katedral. Bangunan dengan ciri khas tebok tebal dan tiang yang menjulang tinggi ini merupakan tempat sembahyang umat Katolik.
Gereja yang pada awalnya merupakan sebuah gereja Paroki Bogor ini dibangun pada 1896 oleh MYD. Claessens. Status gereja ini kemudian berubah menjadi Gereja Katedral Keuskupan Bogor setelah Prefektur Apostolik Sukabumi ditingkatkan menjadi keuskupan pada tahun 1961.