Sejarah

Homo Antecessor: Penemuan – Ciri dan Kehidupannya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Keberadaan manusia  purba  masih menjadi misteri hingga hari ini. Bentuk dan karakteristiknya   yang sangat mirip manusia sehingga kerap dianggap sebagai nenek moyang kita yang perlahan-lahan berevolusi. Sebagian lagi memasukkan manusia purba ke dalam anggota  kerabat dekat manusia  yang tidak dapat beradaptasi dengan alam dan akhirnya punah.       

Para ahli telah berhasil mengidentifikasi berbagai fosil  yang dikelompokkan ke dalam genus manusia purba seperti genus Homo dan Australopithecus. Salah satu anggota dari manusia purba genus Homo adalah Homo antecessor yang akan dibahas lebih lanjut dalam ulasan berikut ini.

Apa itu Homo Antecessor?

Homo antecessor adalah kelompok manusia purba yang diperkirakan hidup pada 1,2 juta tahun hingga 800 ribu tahun yang lalu di wilayah Eropa. Meski dikelompokkan kedalam spesies sendiri namun  klasifikasi H. antecessor ini masih menuai perdebatan sebab sebagian menganggap mereka adalah hasil evolusi dari manusia spesies homo lainnya yang juga tinggal di Eropa.  

Hingga hari ini fosil manusia H. antecessor merupakan yang paling tua dalam sejarah penemuan fosil manusia purba di kawasan Eropa Barat dan Eropa Tengah. Penamaan manusia ini berasal dari genusnya yakni “Homo” yang artinya “manusia” dan nama spesiesnya yakni “antecessor” yang berasal dari bahasa Latin artinya adalah ‘penjelajah”, “pemukiman awal” atau “pelopor”.    

Penemuan Homo antecessor

Penelusuran yang menghasilkan penemuan manusia purba ini berawal dari situs The Gran Dolina yang dikenal menyimpan banyak fossil seperti yang ditemukan pada tahun 1966. Penelusuran kemudian diperluas hingga ke situs yang ada di dekatnya yakni  Sierra de Atapuerca tempat ditemukannya H.antecessor. 

Fosil Homo antecessor pertama kali ditemukan oleh  Eudald Carbonell sebagai pemimpin dengan anggota timnya yakni  J. L. Arsuaga dan J. M. Bermúdez de Castro. Mereka menemukannya pada tahun 1994 di di Sierra de Atapuerca, Spanyol utara.  Sepanjang penelusuran fosil selama dua tahun ini Eudald Carbonell berhasil mengumpulkan sekitar 80 spesimen yang berasal dari 6 individu. 

Fosil pertama yang berhasil ditemukan adalah sebuah kerangka rahang atas yang diduga kuat milik seorang anak-anak. Fosil tulang lainnya ditemukan di tempat lain namun masih berada di Spanyol. 

Carbonell meyakini bahwa penemuannya ini merupakan kerangka dari spesies yang berbeda dari penemuan-penemuan sebelumnya. Hal tersebut didasarkan pada karakteristik atau fitur yang ditunjukkan spesies ini unik dan berbeda dari yang lainnya. Pada tahun 1997,  JL Arsuaga resmi mengklasifikasikan penemuan ini ke dalam sepsis manusia Homo antecessor. 

Para ilmuwan menjelaskan bahwa spesies ini adalah nenek moyang yang terakhir dari manusia modern dan Neanderthal yang sebelumnya ditempati oleh H. heidelbergensis. 

Kurun waktu 2003 hingga 2007 penemuan fosil mengenai spesies ini kembali terjadi yakni di situs Sima del Elefante,  Atapuerca. Kali ini menghasilkan sebanyak 70 spesimen yang terdiri dari kerangka wajah, klavikula, lengan bawah, lutut, jari, tulang rusuk, gigi dan tulang belakang. Kerangka ini adalah milik manusia dewasa dengan usia sekitar 20 sampai dengan 25 tahun. Pada tahun berikutnya yakni 2008, tak hanya fosil manusia saja yang ditemukan tetapi juga berbagai serpihan alat dan fosil binatang. Fosil anak-anak berusia 10 tahun pun ditemukan pada tahun yang sama. 

Hubungan Homo antecessor dengan Spesies Lainnya 

Dalam menentukan klasifikasi untuk Homo antecessor ini menemui beberapa perbedaan dimana penemunya meyakini fitur-fitur yang dimiliki oleh mereka lebih mirip dengan manusia modern daripada spesies lainnya. Dengan usianya yang paling tua maka manusia ini dianggap sebagai nenek moyang terakhir dari Neanderthal dan Homo sapiens. 

Namun ilmuwan lainnya menemukan adanya kemiripan pada struktur gigi dan tengkorak milik H. antecessor dengan H. ergaster yang ada di Aljazair. Berdasarkan hal ini memunculkan teori bahwa manusia Homo antecessor berasal dari Timur Tengah yang menjelajah ke Eropa dan sampailah di bagian barat benua biru ini. 

H. antecessor juga dianggap sebagai awal dari H. heidelbergensis yang telah melakukan evolusi di Eropa. Sedangkan di Afrika H.antecessor diyakini berevolusi menjadi Homo sapiens. 

Pada tahun 2007 ahli primata Esteban Sarmiento juga mempertanyakan klasifikasi H.antecessor yang terpisah. Menurutnya fitur yang dimiliki oleh rangka anak-anak bisa saja menghilang ketika dewasa atau hanya sebagai bentuk adaptasi dengan iklim di lingkungannya. Sementara itu anatomi tulang lainnya juga belum dapat dipastikan.

Namun teori H. antecessor sebagai nenek moyang dari H. heidelbergensis juga disangkal oleh paleoantropolog Amerika Richard Klein tahun 2009 lalu. Ia lebih meyakini bahwa spesies dari H. ergaster dari Afrika yang tidak berhasil menyebrang ke Eropa dan akhirnya menghilang. 

Studi terbaru yakni berasal dari ahli genetika Belanda-Jerman Frido Welker tahun 2020 melalui penelitian protein purba spesies ini mendukung hipotensi Castro (2007) bahwa H. antecessor kemungkinan bukan nenek moyang dari manusia H. Neanderthal. 

Ciri-ciri Homo antecessor 

Homo antecessor adalah spesies manusia yang unik dan berbeda dari yang lainnya. Fiturnya menunjukkan perpaduan antara manusia kuno dengan manusia modern. Untuk mengetahui ciri-ciri dari Homo antecessor simak penjelasan dibawah ini.

  • Tengkorak
    Bagian wajah dari Homo antecessor adalah ciri yang paling khas karena menunjukkan fitur manusia modern yakni cukup datar dibandingkan dengan spesies lainnya yang cenderung cekung ke dalam. Sementara itu bagian zygomatico alveolar yakni tulang rahang atas yang menahan gigi berbentuk melengkung. Begitu juga tulang hidungnya yang menunjukkan karakteristik manusia modern. Bagian rahang bawah cukup sempurna serta alveolar yang benar-benar vertikal seperti yang dimiliki oleh manusia modern.  Manusia ini juga tidak memiliki celah antara molar terakhir dan ujung badan mandibula atau yang sering disebut sebagai ruang retromolar. Meski sebagian menunjukkan kemiripan dengan manusia modern namun bagian alis dan dahi yang masih rendah dan menonjol merupakan fitur dari manusia purba seperti yang dimiliki oleh Homo erectus dan Neanderthal. 
  • Gigi 
    Bagian gigi seri dan lidah terlihat jelas melengkung atau berbentuk cekung seperti sekop. Bentuk seperti ini adalah yang dimiliki oleh manusia-manusia modern yang ada di Eropa dan Asia. Gigi premolar dari H. antecessor memiliki banyak akar dan kompleks dengan premolar bawah memiliki mahkota yang asimetris dan gigi geraham berbentuk huruf Y. Dibandingkan dengan laki-laki, wanita H. antecessor memiliki bentuk gigi yang lebih kecil namun email yang lebih tebal. 
  • Tubuh dan Volume Otak
    Berdasarkan tulang klavikula yang telah diidentifikasi manusia ini memiliki tinggi sekitar 162,3–186,8 cm dengan rata 174,5 cm untuk yang laki-laki kemungkinan wanita lebih pendek dari ini  yakni sekitar 169 cm. Sementara itu ukuran volume otak dari spesies ini adalah 1000 cc yang artinya hampir setara dengan manusia modern. 

Kehidupan Homo Antecessor

Berdasarkan fosil dan artefak yang ditemukan manusia H. antecessor memiliki bentuk kehidupan seperti berikut ini. 

  • Kebudayaan 
    Homo antecessor adalah kelompok spesies manusia purba yang sudah mampu membuat perkakas sendiri. Alat-alat atau perkakas tersebut dibuat dari bebatuan yang sederhana. Perkakas ini ditemukan Gran Dolina sebanyak 200 spesimen dan di Sima del Elefante sebanyak 32 spesimen. Teknik yang digunakan dalam pembuatan perkakas tersebut adalah teknik oldowan atau yang masih sangat sederhana yang juga digunakan oleh spesies purba lainnya di Eropa. Alat-alat ini menunjukkan bahwa penggunaannya adalah dengan menggunakan tangan. Dengan ditemukannya 300 buah tulang binatang serta adanya jejak pemotongan maka disimpulkan bahwa perkakas tersebut digunakan untuk menyembelih binatang. 
  • Tempat Tinggal dan Persebaran 
    Manusia Homo antecessor diperkirakan tinggal di wilayah Eropa setelah bermigrasi dimana sebelumnya mereka berasal dari Timur Tengah. Di Eropa mereka tinggal di Atapuerca, Spanyol, Gran Dolina dan Sima del Elefante. Mereka adalah makhluk yang sudah tinggal menetap di satu gua namun terkadang juga berpindah setelah kurun waktu beberapa tahun mengikuti sumber makanannya. 
  • Pola Makan 
    Poin sebelumnya telah menyinggung bahwa dalam proses penggalian ditemukan ratusan tulang binatang yang memiliki luka. Luka tersebut diduga kuat berasal dari sayatan perkakas yang artinya binatang ini disembelih. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa Homo antecessor memakan daging seperti kambing, rusa dan mamalia besar lainnya. Namun sebagian ilmuwan menambahkan bahwa mereka juga memakan tanaman.