PPKN

Invasi: Pengertian – Metode dan Contohnya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Saat ini dunia sedang ramai oleh konflik antara Ukraina dengan Rusia yang berlangsung sejak Februari 2022. Rusia menginvasi Ukraina dalam kurun waktu kurang dari 24 jam dan menjadi yang tercepat dalam sejarah setelah Perang Dunia II

Namun apakah kamu sudah mengetahui apa sebenarnya invasi itu? Jika belum maka ada baiknya kamu menyimak pembahasan di bawah ini. 

Pengertian Invasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia satu hal atau tindakan perilaku memasuki wilayah suatu bangsa atau negara lain dengan mengerahkan angkatan bersenjata mereka dengan maksud untuk menyerang, menyerbu dan menguasai wilayah tersebut. Secara umum invasi adalah tindakan dari pasukan militer bersenjata memasuki secara agresif wilayah yang bukan kekuasaan dengan tujuan untuk mengambil alih, mengubah pemerintahan, atau memperoleh konsesi  dari pemerintahan daerah tersebut.    

Penggunaan istilah invasi merujuk kepada aksi siasat kemiliteran yang diluncurkan secara besar-besaran. Sedangkan serangan pasukan ke daerah lain dalam skala kecil tidak disebut sebagai invasi melainkan serbuan. Karena dilakukan secara besar-besaran maka invasi dapat menimbulkan peperangan yang besar pula terhadap ke dua pihak yang bersangkutan. 

Sejarah Invasi 

Manusia sejatinya selalu ingin memiliki sesuatu yang lebih termasuk dalam hal kekuasaan. Invasive berdasarkan arkeologis sudah dilakukan sejak zaman prasejarah yakni dengan cara mengerahkan pasukan secara besar-besaran karena pada saat itu belum ditemukan alat-alat yang canggih. Namun karena adanya invasi ini terjadi pertukaran kebudayaan dan membentuk perkembangan kehidupan di zaman kuno. 

Invasi tertua yang tercatat sejarah adalah invasi yang dilakukan oleh Persia terhadap Yunanip pada 492-490 SM. Sedangkan invasi terbesar dalam sejarah dunia dilakukan oleh Pasukan Nazi Jerman terhadap Rusia pada tahun  1941 dengan kekuatan sebesar 3.425.000 orang. Jumlah ini 5 kali lebih besar dari invasi Napoleon terhadap Rusia tahun 1812. 

Invasi masih terus berlangsung hingga saat ini dengan yang terbaru adalah nasi Rusia terhadap negara serumpunnya yaitu Ukraina yang sudah berlangsung sejak 23 Februari 2022. 

Penyebab Invasi 

Secara umum invasi dilakukan oleh suatu kelompok dikarenakan karena adanya keinginan untuk mengejar musuh, memperluas wilayah atau kepentingan politik lainnya. Selain itu invasi juga dapat dilakukan sebagai bentuk upaya untuk merebut kembali wilayah yang dahulu diambil kelompok lain, atau melindungi negara-negara sekutunya. 

Tujuan invasi secara umum adalah untuk menaklukan, membangun kembali kekuasaan ataupun untuk mengubah sistem pemerintahan yang sedang berlangsung. Di era modern seperti ini invasi kerap dijadikan negara-negara besar untuk mengatur politik dunia. 

Metode Invasi 

Strategi invasi dapat dilakukan dengan menerapkan metode-metode berikut ini. 

Invasi Jalur Darat

Metode invasi yang pertama adalah invasi dengan menggunakan jalur darat yakni bentuk invasi langsung yang dilakukan dengan menggunakan hubungan darat dengan cara melewati zona tertentu seperti zona demiliterisasi. Dalam peperangan lain serangan darat ini berlangsung setelah penyerangan bentuk lainnya seperti serangan udara namun ada juga yang menggunakan dua taktik ini di waktu yang bersamaan. 

Invasi jalur ini biasanya akan menggunakan bantuan dengan cara mengkoordinasikan pasukan-pasukan pemberontak secara diam-diam serta melenyapkan tokoh-tokoh penting. Taktik ini dinilai efektif dan memiliki peluang kemenangan yang lebih besar. Namun metode ini juga memiliki kelemahan yakni sulit untuk dilakukan secara diam-diam dan pergerakan pasukan pun cukup lamban. Contoh dari invasi jalur darat adalah kembalinya pasukan Belanda setelah kemerdekaan RI. 

Invasi Jalur Laut

Sesuai dengan namanya, metode ini adalah invasi yang memanfaatkan bada air untuk memasuki suatu wilayah oleh negara lain. Cara ini sudah diterapkan sejak zaman dahulu kala mengingat transportasi air adalah yang paling mudah ditempuh sebelum ditemukannya kendaraan darat dan udara. 

Sama seperti invasi darat, invasi laut juga kerap dilangsungkan bersamaan dengan siasat lainnya. Kelebihan dari metode ini adalah penyerangan bisa dilakukan secara mendadak sehingga pihak musuh tidak bisa melakukan persiapan pertahanan.  Namun untuk melakukan metode ini membutuhkan persiapan yang cukup rumit mengingat apa yang ada di bawah cukup berbahaya. 

Selain itu di wilayah perairan sangat minim tempat perlindungan sehingga resiko korban jiwa lebih tinggi. Biaya yang dikeluarkan dalam metode invasi laut pun sangat besar namun kemungkinan menangnya tidak begitu besar. Contoh invasi laut dapat dilihat dari sejarah perluasan wilayah kerajaan-kerajaan di Indonesia

Invasi Jalur Udara 

Sebagaimana pesawat adalah teknologi yang baru ditemukan pada abad ke 20, invasi udara pun masih tergolong baru. Pasukan dari penyerangan ini berangkat dengan menggunakan pesawat dan turun ketika pesawat mendarat atau terkadang mereka sudah turun ketika pesaa masih mengudara yakni dengan menggunakan parasut. 

Meski sudah menggunakan alat yang lebih modern, nyatanya invasi ini belum pernah berhasil jika hanya dilakukan secara mandiri. Oleh sebab itu invasi jalur udara selalu bersamaan dengan invasi metode lainnya. Invasi ini lebih sering digunakan sebagai pembuka dari invasi darat dan laut yakni dengan menyerang bangunan-bangunan vital seperti jembatan. 

Hambatan dari invasi udara adalah karena pasukan yang turun menggunakan parasut tidak membawa banyak  persenjataan serta jumlahnya yang tidak sebanyak pasukan darat. Beberapa contoh dari invasi udara adalah Pertempuran Kreta yang berlangsung pada Mei–Juni 1941, Operasi Market Garden di Inggris tahun 1944 serta invasi Jerman terhadap Belanda pada September 1944. 

Aspek Invasi 

Sebelum melakukan invasi harus memenuhi aspek-aspek sebagai berikut agar penyerang yang dilakukan berhasil. 

  • Logistik 
    Logistik adalah aspek paling penting yang harus dipenuhi karena akan mempengaruhi jalannya invasi dan tanpa adanya logistik maka invasi tidak akan berjalan. Persiapan logistik ini bahkan biasanya dilakukan bertahun-tahun sebelum invasi diluncurkan. Pada zaman dahulu ketika melangsungkan invasi pasukan mengandalkan logistiknya di wilayah musuh. Namun aturan perang saat ini telah diperketat yakni dilarang untuk mengambil atau merampas hak milik pribadi. Perlengkapan logistik yang dibutuhkan ketika akan melakukan invasi adalah tempat tinggal, makanan, amunisi, bahan bakar, baterai, suku cadang mekanik, serta peralatan elektronik
  • Komunikasi
    Aspek penting yang mendukung jalannya invasi adalah komunikasi antara pemimpin pasukan dengan pasukannya. Oleh sebab itu pada zaman dahulu seorang raja turut serta dalam pertempuran agar perintah-perintah dan siasat yang sudah dipersiapkan dapat diterima pasukan dengan baik dan tidak ada kesalahpahaman. Namun raja atau pemimpin lainnya jika sedang berhalangan untuk bertempur maka menggunakan metode lainnya seperti melalui utusan. Namun saat ini komunikasi sudah berkembang sehingga kerahasiaan strategi lebih terjaga yakni dengan menggunakan sandi morse, komunikasi suara melalui radio maupun satelit. 
  • Hubungan Masyarakat
    Hubungan masyarakat atau public relation dalam istilah diplomatik dapat mendukung invasi. Hubungan yang terjalin dengan baik memungkinkan untuk mengundang kelompok lain untuk turut membantu dalam menginvasi wilayah seperti yang dilakukan oleh Kaisar Alexios I Komnenos yang mencari bantuan untuk melawan Turki di Anatolia sehingga mengundang kekaisaran Bizantium pada 1095 untuk menaklukan Levant. 

Contoh Invasi

Berikut ini adalah contoh peristiwa-peristiwa invasi yang pernah ataupun masih berlangsung hingga sekarang. 

  • Invasi Somalia 2011
    Somalia pada 16 Oktober 2011– Juni 2012 diinvasi oleh pasukan  militer Somalia, Kenya, Ethiopia, Prancis, serta Amerika Serikat. Alasannya adalah karena Al-Shabaab yakni kelompok fundamentalis diduga menculik wisatawan dan relawan asing. Akibat dari invasi ini Somalia kehilangan kota Qoqani, Kolbio, Beledweyne, Fafadun, Elade, Hosingo, Badhaadhe, Baidoa, El Buur, dan Afgoye. 
  • Invasi Georgia 2008 
    Rusia sebelum melakukan invasi terhadap Ukraina saat ini telah lebih dulu menginvasi Georgia yakni pada tahun 2008. Invasi ini merupakan aksi balas dendam atas gencatan senjata yang dilakukan oleh Georgia terhadap Ossetia Selatan pada 7 Agustus 2008. Rusia kemudian membantu Ossetia Selatan untuk mengambil kembali ibukotanya yakni Tskhinvali di hari berikutnya. Alasan Rusia membantu Ossetia Selatan adalah karena negara ini banyak dihuni oleh warga Rusia. Invasi yang berakhir pada 16 Agustus ini dimenangkan oleh Rusia dan menghasilkan pengakuan atas Ossetia Selatan dan Abkhazia sebagai republik independen.