Waktu merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan. Berbagai jadwal atau kegiatan perlu ditentukan waktunya agar berjalan dengan baik. Misalnya, bagi umat Islam yang akan melakukan ibadah sholat, haruslah dikerjakan di waktu yang tepat. Sekarang ini tentunya tidak sulit menentukan kapan masuknya waktu sholat, karena selain akan terdengar adzan dari masjid juga dapat melihat jam.
Jam modern bukan hal yang asing lagi buat kita. Tetapi, di zaman dahulu sebelum adanya jam modern, manusia telah menemukan cara untuk menentukan waktu. Cara tersebut yaitu dengan membuat jam yang disebut jam matahari.
Penjelasan lengkap tentang jam matahari akan dipaparkan di bawah ini:
Jam matahari atau disebut juga Sundial merupakan suatu perangkat sederhana yang dapat digunakan untuk menentukan atau mengetahui waktu berdasarkan pada pergerakan matahari di meridian. Jam matahari merupakan alat penunjuk waktu yang sudah sangat kuno, atau sudah ditemukan sejak lama.
Rancangan jam matahari umumnya memanfaatkan bayangan yang menimpa pada sebuah permukaan datar. Pada permukaan datar tersebut dibuat tanda jam-jam satu hari. Perubahan dari posisi matahari akan mengubah posisi bayangan. Dengan demikian, bayangan tersebut akan menunjukkan perubahan waktu atau jam. Sehingga dapat diketahui jam berapa waktu di saat tersebut.
Jam matahari memiliki kekurangan, hanya bisa menunjukkan waktu pada siang hari saja. Namun sebagai penggantinya, untuk di malam hari dapat menggunakan jam bintang. Jam bintang akan dibahas pada artikel lain.
Terdapat beberapa jenis jam matahari, sebagai berikut:
Lalu jam diptych yang memiliki bentuk menonjol karena memiliki dua kuadran dibagi menjadi satu vertikal dan satunya horizontal. Kedua kuadran itu dihubungkan dengan sebuah sumbu.
Sebagai penunjuk waktu tertua di dunia, jam matahari disebut-sebut telah digunakan sejak tahun 3500 SM. Jam matahari pada awalnya hanya dibuat dari sebuah tongkat yang ditancapkan di tanah dengan permukaan yang datar. Pancaran sinar matahari akan menerpa tongkat tersebut dan membentuk bayangan pada bagian belakang tongkat yang tidak terkena cahaya. Dari bayangan tersebut waktu dapat diketahui.
Hingga saat ini tidak ada klaim atau informasi yang menjelaskan dengan pasti kapan dan oleh siapa jam matahari pertama kali diciptakan pada tahun 3500 SM tersebut. Beberapa berdasarkan penelitian dan artefak yang ditemukan sebagai berikut:
Ibnu Asy-Syathir membuat jam matahari untuk di menara Masjid Umayyah. Jam tersebut didasarkan pada garis jam lurus, dan Ibnu Asy-Syathir membagi waktu sehari menjadi 12 jam. Dimana pada musim dingin waktu lebih pendek, dan di musim panas lebih panjang. Jam buatan Ibnu Asy-Syathir adalah jam matahari polar-axis paling tua yang hingga kini masih eksis.
Jam matahari bekerja tanpa adanya bantuan mesin, tidak seperti jam modern. Jam matahari bekerja menentukan waktu berdasarkan bayangan suatu benda (bayangan di gnomon jam matahari tersebut). Dimana bayangan benda tersebut akan terus berubah sepanjang hari seiring dengan perubahan dari posisi dan jalur matahari (perubahan matahari di meridian).
Melalui perubahan panjang serta arah bayangan di siang hari inilah cara kerja jam matahari menunjukkan waktu. Siang hari ditentukan dengan panjang bayangan benda yang terpendek. Sementara sore hari ditentukan dengan bayangan yang terpanjang.
Di belahan bumi bagian utara, arah perubahan arah bayangannya adalah arah bayangan pagi ke barat dan arah bayangan siang ke utara. Sedangkan sore ditandai dengan arah bayangan ke timur.