Tektonik lempeng adalah teori yang menyajikan pandangan komprehensif tentang proses-proses yang terjadi di dalam Bumi yang menghasilkan fitur utama permukaan Bumi. Salah satu prinsip utama teori tektonik lempeng adalah lempeng bergerak relatif terhadap seluruh lempeng lainnya.
Pada saat lempeng bergerak, jarak antara dua titik yang ada di satu lempeng akan tetap, sedangkan jarak antara dua titik yang ada di dua lempeng akan berubah. Sebagian besar interaksi pergerakan lempeng ini terjadi di sepanjang batas lempeng. Berikut beberapa jenis batas lempeng.
1. Batas Lempeng Divergen
Divergen berasal dari kata di = terpisah dan vergere = bergerak. Ini artinya, di sepanjang batas lempeng divergen, dua lempeng berinteraksi dengan bergerak terpisah atau saling menjauh. Pergerakan saling menjauh ini menghasilkan retakan panjang dan sempit di kerak samudra.
Hasilnya adalah material berupa batuan panas dan mantel di bawahnya akan bergerak naik. Material cair ini perlahan mendingin dan menghasilkan potongan baru lantai samudra.
Jika proses ini terjadi terus-menerus, litosfer samudra baru akan terbentuk sehingga batas lempeng divergen disebut juga pusat pemekaran.
Pemisahan lempeng samudra akan berkaitan dengan igir samudra, yaitu area lantai samudra yang naik dan ditandai oleh aliran panas tinggi serta vulkanisme. Mekanisme yang bekerja di sepanjang sistem igir samudra dan menciptakan lantai samudra baru disebut pemekaran lantai samudra.
Kecepatan rata-rata pemekaran adalah sekitar 5 cm per tahun. Pemekaran yang lambat (sekitar 2 cm per tahun) ditemukan di Samudra Atlantik, sedangkan pemekaran yang cepat (sekitar 15 cm per tahun) terjadi di Samudra Pasifik.
Batas lempeng benua juga dapat bergerak terpisah. Pergerakan ini akan menghasilkan retakan benua. Retakan benua terjadi ketika lempeng bergerak menghasilkan gaya tensional yang menarik dan meregangkan litosfer.
Litosfer akan terdeformasi dan menipis, yang memungkinkan magma akan naik dari mantel Bumi. Contoh retakan benua yang aktif hingga saat ini adalah Retakan Afrika Timur. Bukti aktivitas vulkanis di area ini adalah terbentuknya gunung berapi besar, termasuk Gunung Kilimanjaro di Afrika.
2. Batas Lempeng Konvergen
Pada batas lempeng konvergen, dua lempeng bergerak saling mendekat dan salah satu ujung lempeng akan menyusup ke bawah lempeng lainnya. Batas lempeng konvergen disebut juga zona subduksi karena litosfer turun ke dalam mantel atau mengalami subduksi.
Batas lempeng konvergen bisa terjadi pada pertemuan antara lempeng samudra dan benua, lempeng samudra dan samudra, serta lempeng benua dan benua.
3. Batas Lempeng Transform
Batas lempeng transform disebut juga batas lempeng sesar. Di sepanjang batas lempeng transform, lempeng bergerak horizontal satu sama lain tanpa menghancurkan atau membentuk litosfer baru.
Sebagian besar sesar transform ditemukan di lantai samudra. Sesar transform ini merupakan bagian dari patahan linear yang menonjol di lantai samudra dan dikenal sebagai zona patahan. Contoh batas lempeng transform adalah Sesar San Andreas di Amerika.