Litosfer: Pengertian – Manfaat dan Batuan Penyusunnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Litosfer merupakan bagian dari pembentuk kulit bumi. Lalu apa itu litosfer? Dan apa fungsi serta strukturnya? Berikut pembahasannya.

Pengertian Litosfer

Litosfer berasal dari Bahasa Yunani. Secara etimologi litosfer tersusun atas dua kata, yaitu lithos yang memiliki arti batu dan sphere yang berarti lingkaran atau ruang.

Oleh karena itu litosfer dapat diartikan sebagai ruang batuan yang membentuk kulit bumi.

Para Geolog juga biasa mengartikan litosfer sebagai “lapisan kulit bumi”, karena litosfer merupakan lapisan terluar bumi.

Litosfer tersusun dari beberapa jenis batuan dan mineral dengan ketebalan sekitar 50-100 kilometer. 

Manfaat Litosfer dalam Kehidupan Sehari-hari

  • Memenuhi kebutuhan industri. Batuan-batuan penyusun litosfer dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan industri, seperti besi dan alumunium
  • Pembuat perhiasan. Selain itu, batuan pembentuk litosfer juga dapat digunakan sebagai bahan pembuat perhiasan, seperti mineral, perak, emas, intan
  • Sumber energi. Litosfer dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi, karena lapisan ini menyimpan banyak cadangan minyak bumi dan batu bara
  • Sumber energi dan bahan peledak. Kandungan uranium yang membentuk litosfer dapat dimanfaatkan sebagai bahan peledak
  • Sumber bahan baku pupuk. Nitrogen dan fosfat yang terkandung dalam litosfer dapat dimanfaatkan sebagai penyubur lahan dan bahan baku pupuk.

Struktur Litosfer

Bumi tidak hanya terdiri dari batuan saja. Litosfer juga terdiri dalam bentuk tanah liat, abu gunung api, pasir, kerikil, dan sebagainya. Berikut adalah lapisan pembentuk bumi, diantaranya:

  • Barisfer 

Lapisan ini merupakan lapisan inti bumi. Lapisan ini adalah bahan padat yang tersusun dari lapisan nife (Niccolum: Nikel dan Ferum: besi).

  • Lapisan Asthenosfer Mautle

Lapisan ini biasa disebut sebagai Lapisan Antara. Lapisan ini berada di atas barisfer setebal ± 1.700km. Lapisan ini merupakan zat cair bersuhu tinggi dan berpijar.

  • Litosfer 

Lapisan ini terletak di atas asthenosfer, dengan ketebalan ± 1.200km. Berat jenis rata-rata lapisan ini seberat 2,8 gram/cm3.

Jenis-jenis Lapisan Litosfer

Litosfer tersusun atas dua lapisan utana, yaitu lapisan SIAL dan lapisan SIMA. Berikut merupakan pengertian dari masing-masing lapisan:

  • Lapisan SIAL

Lapisan ini sering disebut juga dengan lapisan kerak. Lapisan SIAL merupakan lapisan litosfer yang tersusun atas kandungan Silikon Dioksida (SiO2) dan Aluminium Oksida (Al2O3) dengan ketebalan sekitar 35km.

Lapisan ini terdiri atas kerak samudera dan kerak benua. Batuan dalam lapisan SIAL terdiri atas batuan sedimen, granit, andesit, dan metamorf.

  • Lapisan SIMA

Lapisan SIMA adalah lapisan litosfer yang tersusun atas kandungan Silikon Dioksida (SiO2) dan Magnesium Oksida (MgO). SIMA adalah lapisan yang berada di lautan.

Lapisan ini lebih tipis daripada lapisan yang berada di daratan atau lapisan SIAL.

Walaupun begitu, lapisan SIMA memiliki berat jenis yang lebih besar daripada lapisan SIAL.

Hal ini disebabkan karena lapisan SIMA mengandung besi dan magnesium.

Batuan Penyusun Litosfer

Berdasarkan proses terjadinya, terdapat tiga jenis batuan penyusun litosfer. Batuan tersebut antara lain batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf atau malihan.

Berikut adalah penjelasan dari masing-masing jenis batuan:

1. Batuan Beku

Batuan beku terbentuk dari magma pijar yang membeku dan menjadi padat karena proses pendinginan. Batuan beku terbagi lagi menjadi tiga jenis, antara lain:

Batuan Tubir

batuan granit
batuan granit

Batuan tubir disebut juga sebagai Batuan Kristal. Hal ini dikarenakan batuan tubir terdiri dari kristal-kristal dan proses pembentukannya terjadi di dalam kulit bumi.

Bongkahan kristal yang berukuran besar adalah akibat dari proses pendinginan yang berjalan lambat. Salah satu contoh batuan tubir adalah Batu Granit.

Batuan Leleran

batu apung
batu apung

Batuan ini sering disebut juga sebagai Batuan Beku Luar. Hal ini dikarenakan proses pembekuannya yang terjadi di bagian luar kulit bumi.

Oleh karena itu, penurunan temperaturnya juga terjadi sangat cepat. Batuan leleran dapat berbentuk kristal kecil, kristal besar, atau bahan amorf seperti liparit. Contoh dari batuan leleran adalah Batu Apung.

Batuan Korok

granit fosfir
granit fosfir

Batuan Korok dapat disebut juga sebagai Batuan Gang. Hal ini dikarenakan proses pembentukan batuan korok terjadi di korok atau gang.

Karena lokasinya yang dekat dengan permukaan, proses pendinginan batuan ini berlangsung lebih cepat.

Batuan korok dapat berupa kristal kecil maupun kristal besar. Salah satu contoh batuan ini adalah Granit Fosfir.

2. Batuan Sedimen

macam macam batuan sedimen
macam macam batuan sedimen

Batuan sedimen terbentuk dari batuan beku yang mengalami pelapukan, pengendapan, hingga pengerasan.

Struktur batuan beku yang mudah lepas dan terbawa air, angin, atau es yang selanjutnya akan mengendap, menumpuk dan kemudian mengeras hingga terbentuk menjadi batuan sedimen.

Berdasarkan tempat terjadinya, terdapat tiga jenis batuan sedimen diantaranya:

  • Batuan Sedimen Kontinental. Batuan sedimen jenis ini proses pengendapannya terjadi di darat, seperti tanah los dan tanah gurun pasir.
  • Batuan Sedimen Marine. Proses pengendapan batuan sedimen ini terjadi di laut, seperti endapan radiolaria di laut dalam, lumpur biru di pantai, dan lumpur merah.
  • Batuan Sedimen Lakustre. Jenis batuan sedimen ini proses pengendapannya terjadi di danau, seperti tuf danau dan tanah liat danau.

Berdasarkan proses pembentukannya, batuan sedimen dikelompokkan menjadi tiga macam, antara lain:

  • Batuan Sedimen Klastik. Batuan asal mengalami penghancuran secara mekanis dari ukuran besar hingga menjadi kecil. Batuan itu lalu mengalami pengendapan hingga membentuk batuan sedimen klastik. Contohnya seperti Batuan Pasir dan Batuan Lempung.
  • Batuan Sedimen Kimiawi. Proses pembentukan jenis batuan ini terjadi secara kimiawi, seperti penguapan, pelarutan, dan dehidrasi. Contohnya seperti batuan sedimen kapur yang berupa stalaktit dan stalagmit. Stalaktit dan stalagmit dapat ditemukan di gua-gua kapur.
  • Batuan Sedimen Organik. Proses pengendapan jenis batuan ini mendapatkan bantuan dari organisme, seperti sisa-sisa bangkai binatang yang tertimbun di dasar laut. Contohnya adalah kerang dan terumbu karang.

Jenis batuan sedimen dapat dikelompokkan berdasarkan perantara atau medium dari proses pembentukannya.

Jika dilihat dari perantaranya, batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi:

  • Batuan Sedimen Aeris (Aeolis). Proses pengangkutan batuan jenis ini dilakukan oleh angin. Contohnya seperti tanah los, tuff, dan pasir di gurun.
  • Batuan Sedimen Glasial. Pengangkuran batuan jenis ini dilakukan melalui media perantara es. Contohnya seperti moraine.
  • Batuan Sedimen Aquatis. Batuan sedimen ini terdiri atas batu-batu yang sudah merekat antar satu sama lain.

3. Batuan Metamorf

batuan metamorf

Batuan metamorf berasal dari batuan beku atau batuan sedimen yang mengalami perubahan atau proses metamorfosis karena perubahan suhu dan tekanan.

Dinamika Litosfer

Tenaga Endogen

Salah satu dinamika yang terjadi pada litosfer adalah tenaga endogen. Tenaga endogen adalah pembentuk permukaan bumi yang berasal dari dalam bumi.

Tenaga endogen memiliki sifat membangun karena mampu membentuk suatu lipatan dan patahan pada kerak bumi sehingga bermunculan bukit dan pegunungan.

Macam-macam Tenaga Endogen:

1. Tektonisme

Ciri dari tektonisme adalah adanya pergerakan pada lapisan kerak bumi yang menyebabkan terjadinya patahan dan lipatan.

Tenaga tektonik menyebabkan perubahan pada bentuk kulit bumi. Salah satu contohnya adalah terbentuknya lembah.

Tenaga tektonik terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Gerak epirogenetik atau pergeseran kulit bumi yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
  • Gerak orogenetik menyebabkan dislokasi atau perpindahan letak lapisan kulit bumi yang dihasilkan dari tekanan pada kulit bumi secara vertikal atau horizontal.

2. Vulkanisme

Peristiwa ini berhubungan dengan gunung berapi, yaitu naiknya magma dari dalam perut bumi.

Penyebab adanya aktivitas ini adalah tingginya suhu dan banyaknya jumlah gas yang terkandung.

Terdapat dua jenis aktivitas vulkanisme, diantaranya:

  • Intrusi magma adalah peristiwa naiknya dan penyusupan magma di sekitar lapisan batuan yang tidak mencapai permukaan.
  • Ekstrusi magma terjadi karena adanya tekanan yang kuat dari dalam bumi. Peristiwa ini selalu berhubungan dengan peristiwa meletusnya gunung berapi.

3. Gempa bumi.

Peristiwa gempa bumi disebabkan oleh kekuatan-kekuatan dari dalam bumi dan merambat sampai ke permukaan bumi.

Berdasarkan sebab terjadinya, gempa bumi diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:

  • Gempa Tektonik. Gempa ini disebabkan karena adanya gerak orogenetik. 
  • Gempa Vulkanis. Gempa jenis ini dihasilkan dari efek getaran saat terjadi letusan gunung api atau aktivitas magma. 
  • Gempa Runtuhan biasa disebut juga dengan gempa guguran. Gempa ini terjadi karena adanya massa batuan yang runtuh sehingga menimbulkan getaran.

Tenaga Eksogen

Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi yang sifatnya merombak atau merusak permukaan bumi yang telah terbentuk dari tenaga endogen.

Tenaga eksogen berasal dari tenaga angin, air, dan organisme yang menyebabkan terjadinya proses erosi, denudasi, sedimentasi, dan pelapukan. Secara umum tenaga eksogen dihasilkan dari tiga sumber, yaitu:

  • Atmosfer, melalui perubahan suhu dan angin
  • Air, perubahan dapat dihasilkan dari aliran air, siraman hujan, gelombang laut, gletser, dan lainnya
  • Organisme, berupa tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia, hingga jasad renik.

Macam-macam Tenaga Eksogen:

1. Pelapukan 

Pelapukan adalah proses hancurnya batuan yang berbentuk bongkahan besar menjadi bagian bagian yang lebih kecil hingga berakhir menjadi tanah.

Terjadinya pelapukan dapat dipengaruhi oleh faktor cuaca, seperti suhu.

Terdapat tiga jenis pelapukan, diantaranya:

  • Pelapukan mekanik atau pelapukan batuan yang tidak disertai dengan perubahan susunan kimia.
  • Pelapukan kimia adalah proses pelapukan batuan yang diikuti dengan perubahan susunan zat dari batuan induk.
  • Pelapukan biologis yakni proses pelapukan yang disebabkan oleh aktivitas makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan, dan manusia.

2. Pengikisan 

Proses pengikisan biasa disebut dengan erosi. Erosi adalah proses pengikisan permukaan bumi oleh media yang melibatkan pengangkatan partikel batuan.

Berdasarkan penyebabnya, erosi dapat dikelompokkan menjadi empat, diantaranya:

  • Erosi air atau disebut dengan korasi. Korasi adalah proses pengikisan tanah oleh air yang mengangkut batu-batuan yang telah hancur.
  • Erosi es atau glasial. Proses erosi ini terjadi di daerah pegunungan yang memiliki salju es abadi.
  • Erosi angin adalah peristiwa pengikisan yang terjadi karena pergerakan angin. Erosi ini berdampak pada terbentuknya lubang-lubang kecil di batuan.
  • Erosi gelombang laut atau biasa disebut dengan abrasi. Kecepatan gelombang dan angin laut yang kencang menyebabkan terjadinya perubahan bentuk pantai. Bentang alam yang dihasilkan dari erosi ini meliputi cliff, morena, ngarai, dan relung.

3. Pengendapan (Sedimentasi)

Sedimentasi adalah proses pengendapan massa batuan atau materi yang terbawa oleh angin, air, maupun es.

Proses sedimentasi dapat dikelompokkan berdasarkan tempat pengendapannya, yaitu:

  • Sedimentasi fluvial yakni sedimentasi yang terjadi di sungai dan disebabkan oleh air sungai.
  • Sedimentasi marine adalah pengendapan yang terjadi karena abrasi oleh air laut.

4. Amblesan (Mass Wasting)

Amblesan adalah proses perpindahan material atau pergeseran tanah perlahan ke bawah tanpa adanya permukaan bebas.

Penyebab dari adanya proses ini adalah hujan deras yang menimpa tanah yang kurang padat.

Penyebab lain dari terjadinya proses ini adalah erosi, penggunaan air tanah yang berlebihan, adanya timbunan lahan, dan beban berat di atas tanah.

fbWhatsappTwitterLinkedIn