Biologi

10 Jenis Burung Hantu yang Ada di Indonesia yang Harus diketahui

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Burung hantu adalah jenis hewan noktural, yaitu hewan yang aktif di malam hari, dari jenis burung pemangsa atau karnivora. Selain aktif di malam hari, burung ini bermata hitam dan besar sehingga seringkali dijuluki sebagai burung hantu.

Berdasarkan data Owls Research Institute, setidaknya ada sekitar 250 spesies burung hantu di dunia. Burung hantu termasuk dalam ordo Strigiforme yang berdasarkan bentuk wajahnya dibedakan menjadi dua, yaitu Tytonidae yang memiliki wajah berbentuk hati dan Strigidae  yang memiliki bentuk wajah bulat. 

Burung hantu hidup di berbagai belahan dunia kecuali di wilayah kutub. Di Indonesia sendiri ada banyak spesies burung hantu yang beberapa diantaranya bahkan termasuk ke dalam golongan satwa yang dilindungi sesuai dengan Peraturan Menteri LHK No. 92 Tahun 2018.

Berikut ini adalah daftar jenis burung hantu yang ada di Indonesia, baik yang boleh dipelihara maupun yang tergolong satwa langka:

1. Serak Jawa (Tyto alba)

Burung hantu serak jawa atau yang disebut Barn Owls merupakan jenis burung hantu yang tidak termasuk satwa dilindungi. Burung hantu yang memiliki nama ilmiah Tyto alba ini, bisa ditemukan di wilayah pedesaan maupun perkotaan. Pada umumnya mereka ada di habitat dataran rendah yang terbuka, seperti gurun, rawa, ladang pertanian, maupun padang rumput.

Berdasarkan bentuk fisiknnya, ciri-ciri dari burung hantu serak jawa adalah sebagai berikut:

  • Warna bulu wajahnya nyaris putih bersih
  • Bentuk wajahnya seperti hati
  • Matanya hitam pekat.
  • Bulu sayapnya berwarna kombinasi abu-abu, kuning, dan kecoklatan.
  • Bulu pada bagian dada dan perutnya berwarna putih
  • Panjang serak jawa betina adalah sekitar 34-40 cm, sedangkan jantan antara 32-38 cm
  • Berat serak jawa betina dewasa sekitar 570 gram dan serak jawa jantan dewasa sekitar 470 gram
  • Lebar sayapnya sekitar 107-110 cm

Sebagai burung karnivora yang noktural, serak jawa adalah pemburu yang memiliki penglihatan luar biasa, serta memiliki cakar dan kuku yang tajam. Mereka bisa terbang tanpa mengeluarkan suara dan bisa mendeteksi suara yang sangat lirih.

Burung hantu serak jawa biasanya bersarang pada rongga-rongga, misalnya pada lubang pohon, menara, tumpukan jerami, dan gua-gua.

2. Beluk Jampuk (Bubo sumatranus)

Burung hantu beluk jampuk atau  Barred eagle-owl merupakan spesien burung hantu yang termasuk dalam famili Strigidae. Burung hantu yang memiliki nama ilmiah Bubo sumatranus ini memiliki habitat asli di hutan dataran rendah lembab di wilayah subtropis maupun tropis.Dalam buku “Owls of the World – A Photographic Guide” disebutkan bahwa burung hantu beluk jampuk bisa ditemukan di Brunei, Kepulauan Cocos (Keeling), Indonesia, Malaysia, Myanmar, Singapura, dan Thailand.

Ciri-ciri dari burung hantu beluk jampuk adalah sebagai berikut:

  • Ukuran tubuhnya berkisar antara 40 hingga 48 cm. Beberapa betina memiliki ukuran tubuh sedikit lebih besar daripada yang jantan.
  • Warna bulunya dominan putih, abu-abu muda, dan hitam.
  • Mata berwarna coklat tua atau kuning
  • Terdapat jumbai telinga yang besar dan miring ke samping
  • Bagian dada yang jauh lebih menonjol daripada perut.
  • Ekor atas berwarna coklat tua dengan sekitar enam batang keputihan atau kuning kecokelatan.
  • Bentuk paruhnya seperti paruh elang dengan warna kuning terang.

3. Pungguk Cokelat (Ninox scutulata)

Gambar burung hantu pungguk coklat termasuk dalam famili Strigidae yang berwajah bulat. Burung yang memiliki nama ilmiah Ninox scutulata ini tersebar di beberapa wilayah di Indonesia, seperti  Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Jawa dan Bali. Selain aktif di malam hari, burung hantu pungguk coklat terkadang juga bergerak di siang hari saat cuaca berawan.

Ciri-ciri dari burung hantu pungguk coklat adalah sebagai berikut:

  • Cakram wajah berwarna coklat dengan banyak garis-garis keputihan samar.
  • Matanya berwarna kuning terang dan memiliki area gelap di sekitarnya.
  • Paruhnya berwarna hitam kebiruan dengan ujung yang lebih pucat.
  • Bagian Mahkota dan tengkuk berwarna cokelat.
  • Bagian punggung dan penutup sayap berwarna cokelat.
  • Ekornya agak panjang dan berwarna coklat tua dengan ujung keputihan,
  • Ukuran panjang pungguk cokelat sekitar 27-33 cm dengan panjang sayapnya sekitar 145-233 mm
  • Berat pungguk coklat sekitar 170-230 gram.
  • Ukuran jantan cenderung lebih besar dari betina.

4. Celepuk Raja (Otus brookii)

Burung hantu celepuk raja atau yang memiliki nama ilmiah Otus brookii ini merupakan jenis burung hantu yang dilindungi di Indonesia. Burung hantu ini biasanya berhabitat di pegunungan, yaitu pada ketinggian 1200 sampai 2400 meter diatas permukaan laut.

Ciri-ciri dari celepuk raja adalah:

  • Memiliki ukuran sedang, yakni sekitar 23 cm
  • Warna bulunya dominan coklat dengan kombinasi warna putih dan hitam di beberapa bagian.
  • Terdapat aksen bulu putih yang membentuk huruf V diatas kedua matanya
  • Matanya berwarna kuning terang.

5. Celepuk Jawa (Otus angelinae)

Celepuk jawa atau Otus angelinae adalah spesies burung hantu yang termasuk dalam satwa langka. Celepuk jawa hidup secara endemik di hutan-hutan Pulau Jawa. Berdasarkan catatan dari Bird Life International, celepuk jawa ditemukan di beberapa gunung yang ada di Pulau Jawa, yaitu Gunung Gede, Gunung Pangrango, dan Gunung Salak. Selain itu, diperkirakan pula spesies ini juga ada di Gunung Slamet dan Gunung Ijen, meskipun survei terakhir pada tahun 2014 menyebutkan celepuk jawa tidak ditemukan disana. Sifat celepuk jawa yang sangat pendiam dan tenang membuat burung hantu jenis ini sulit ditemukan keberadaannya di alam bebas.

Ciri-ciri dari celepuk jawa adalah sebagai berikut:

  • Berukuran kecil, yaitu panjang antara 16–18 cm dengan berat antara 75-91 gram dan lebar sayap antara 135–149 mm.
  • Bulu tubuhnya berwarna kecoklatan dengan cakram wajah berwarna coklat kemerah-merahan.
  • Alisnya yang berwarna putih terang membentang hingga ke jambul telinga.
  • Bulu tubuh bagian dada berwarna krem atau keputihan.
  • Warna selaput pelangi (iris) mata kuning keemasan

6. Celepuk Enggano (Otus enganensis)

Jenis lain dari burung hantu yang tidak boleh dipelihara karena statusnya yang dilindungi adalah burung hantu celepuk enggano atau yang disebut juga Enggano Scops Owl. Burung hantu dengan nama ilmiah Otus enganensis ini hidup endemik di Pulau Enggano.

Ciri-ciri dari celepuk enggano adalah:

  • Berukuran kecil dengan panjang tubuh sekitar 20 cm
  • Bulunya dominan berwarna coklat dengan bintik-bintik di beberapa bagian
  • Pada bagian antara kedua matanya berbulu putih
  • Iris matanya berwarna kuning terang
  • Kakinya berwarna abu-abu

Celepuk enggano adalah hewan noktural dengan makanan utamanya adalah serangga. Pada umumnya burung hantu jenis ini hidup bertengger di pepohonan. Berdasarkan data dari IUCN Red List, status populasi celepuk enggano adalah hampir terancam.

7. Celepuk Rinjani (Otus jolandae)

Celepuk rinjani adalah jenis burung hantu endemik yang mendiami Pulau Lombok. Burung hantu dengan nama ilmiah Otus jolandae ini pertama kali ditemukan pada tahun 2003 oleh sepasang suami istri ahli biologi dan peneliti dari Swedish Museum of National History bernama George Sangster dan Dr. Jolanda Luksenburg.

Ciri fisik dari celepuk rinjani adalah:

  • Warna bulunya dominan abu-abu dengan aksen bulu putih dan hitam pada beberapa bagian
  • Warna matanya kuning terang
  • Paruhnya berwarna coklat kehitaman
  • Ada bagian bulu yang menyerupai telinga dia atas kepalanya.

Masyarakat lokal biasa menyebut celepuk rinjani sebagai Burung Pok, karena burung hantu ini kerap mengeluarkan suara “pok” yang menyerupai suara ayam.

Saat ini, Celepuk Rinjani masuk ke dalam daftar pertama dari 25 fauna yang hampir punah dan tercatat di Balai Taman Nasional Rinjani (BTNGR). Uni International Conservation of The Nature (UICN) juga telah menetapkan Celepuk Rinjani sebagai fauna Near Thretened (hampir punah )sejak tahun 2016 lalu.

8. Celepuk Flores (Otus alfredi)

Celepuk flores atau Scops-owl merupakan burung hantu endemik Indonesia yang mendiami Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Celepuk Flores kerap ditemukan di Pegunungan Todo dan Ruteng di sisi barat pulau Flores.

Burung hantu celepuk flores termasuk tipe burung yang pendiam jika dibandingkan dengan burung hantu dari genus Otus lainnya. Selain itu, celepuk flores memiliki kebiasaan bertengger di dahan yang tinggi membuat burung hantu ini sulit diamati.

Ciri-ciri celepuk flores adalah:

  • Warna bulunya kombinasi dari coklat, hitam, dan putih dengan warna coklat yang mendominasi.
  • Paruh dan kakinya berwarna kuning
  • Iris matanya berwarna kuning muda dengan akses putih dah hitam pada bagian tepinya
  • Ada sisi matanya terdapat bulu halus yang menjurai ke samping.

Saat ini hewan yang aktif di malam hari ini populasinya semakin menurun, sehingga  IUCN Red List menetapkannya ke dalam satwa dengan status Endangered atau terancam punah.

9. Pungguk Merah Tua (Ninox ios)

Pungguk merah tua atau yang dikenal juga dengan Punggok Minahasa merupakan burung hantu endemik Sulawesi Utara dan Gorontalo. Burung yang dalam bahasa Inggris disebut Cinnabar Boobook ini termasuk ke dalam jenis satwa dilindungi karena populasinya yang semakin berkurang. IUCN Redlist  sendiri menyatakan burung hantu ini pada status konservasi Vulnerable (Rentan).

Ciri-ciri dari burung hantu pungguk merah tua adalah:

  • Bulunya berwarna coklat muda kekuningan dengan akses hitam dan putih pada beberapa bagian
  • Ada 2 jambul di atas kepalanya yang menyerupai telinga.
  • Matanya hitam bulat
  • Paruhnya kecil berwarna kuning
  • Kakinya berwarna kuning
  • Ukuran panjang tubuhnya sekitar 22 cm

10. Beluk Ketupa (Ketupa ketupu)

Beluk ketupa merupakan burung hantu yang termasuk dalam famili Strigidae. Dalam bahasa Inggris burung hantu ini disebut Buffy Fish Owl. Beluk ketupa merupakan hewan asli Asia Tenggara yang hidup di hutan tropis dan lahan basah, termasuk di Indonesia.

Ciri-ciri fisik beluk ketupa adalah:

  • Termasuk burung hantu berukuran besar, yakni mencapai panjang 40 sampai 48 cm
  • Matanya berwarna kuning terang dengan lingkaran hitam di sekelilingnya
  • Paruhnya cukup besar berwarna hitam
  • Bulu sayapnya kombinasi putih, hitam, dan cokelat
  • Bulu di dadanya dominan coklat muda
  • Bulu dahi diantara kedua matanya berwarna putih
  • Terdapat beberapa helai bulu berdiri seperti jambul di atas kedua matanya