Epistatis ialah peristiwa interaksi suatu gen yang bersifat menutupi dan ditutupi. Gen bersifat menutupi ekspresi gen lain disebut epistatis (epi = permukaan). Sedangkan gen yang bersifat tertutupi disebut hipostatis (hipo = di bawah permukaan). Dalam artian, terdapat gen yang menang dan gen yang kalah. Gen yang menang (epistatis) dapat mempengaruhi suatu sifat pada organisme.
Ada dua jenis epistatis, yaitu epistatis dominan dan epistatis resesif.
1. Epistatis Dominan
Pada epistatis dominan, gen gen dominan suatu makhluk hidup akan bersifat sebagai pemenang (epistatis) dalam suatu persilangan. Misalnya gen A bersifat epistatis terhadap gen B dan gen b. Untuk lebih memahaminya, perhatikan contoh berikut!
Warna buah tomat ditentukan oleh dua gen, yaitu gen warna merah (M) alel (m) dan gen warna kuning (K) alel (k). Dalam hal ini, gen M bersifat epistatis, artinya gen M mengalahkan ekspresi gen K sehingga pada tomat dengan bergenotipe mmkk tidak berwarna merah atau kuning, melainkan berwana putih.
Contoh persilangan:
P : Tomat berwarna merah (MMkk) x Tomat berwarna kuning (mmKK)
G : (Mk) x (mK)
F1 : MmKk 100% keturunannya tomat berwarna merah
P : Tomat berwarna merah (MmKk) x Tomat berwarna merah (MmKk)
G : (MK, Mk, mK, mk) x (MK, Mk, mK, mk)
F2 : (MMKK, MMKk, MmKK, MmKk, MMKk, MMkk, MmKk, Mmkk, MmKK, MmKk, mmKK, mmKk, MmKk, Mmkk, mmKk, mmkk).
Secara sederhana:
9 M_K_ Tomat berwarna merah
3 M_kk Tomat berwarna merah
3 mmK_ Tomat berwarna kuning
1 mmkk Tomat berwarna putih
Kesimpulan:
Persilangan tomat berwarna merah dengan tomat berwarna kuning menghasilkan keturunan (F1) 100% tomat berwana merah dengan genotipe (MmKk). Jika keturunan tersebut (F1) disilangkan sesamanya, maka akan dperoleh perbandingan fenotipe 12 : 3 : 1 (tomat berwarna merah : tomat berwarna kuning : tomat berwarna putih).
2. Epistatis Resesif
Pada epistatis resesif merupakan kebalikan dari epistatis dominan. Epistatis resesif terjadi apabila gen-gen resesif dalam keadaan homozigot mampu menutupi ekspresi gen lain yang bukan alelnya. Simak contoh berikut!
Warna bulu pada tikus ditentukan oleh gen A untuk warna abu-abu dan alelnya a untuk warna hitam. Untuk mengekspresikan warna tersebut diperlukan gen W. Gen W memiliki alel w yang menyebabkan warna tidak dapat diekspresikan sehingga tikus akan berwarna putih.
Karena merupakan epistatis resesif, maka gen homozigot resesif ww bersifat menutupi (epistatis) terhadap gen A dan gen a. Dengan demikian, untuk keluarnya tikus berwarna abu-abu tikus harus memiliki gen A dan gen W, karena apabila tikus memiliki gen ww atau aa (homozigot resesif) maka tikus akan berwarna putih atau hitam.
Contoh persilangan:
P : Tikus hitam (WWaa) x Tikus putih (wwAA)
G : (Wa) x (wA)
F1 : WwAa 100% keturunannya tikus berwarna abu-abu
P : Tikus abu-abu (WwAa) x Tikus abu-abu (WwAa)
G : (WA,Wa, wA, wa) x (WA, Wa, wA, wa)
F2 : (WWAA, WWAa, WwAA, WwAa, WWAa, WWaa, WwAa, Wwaa, WwAA, WwAa, wwAA, wwAa, WwAa, Wwaa, wwAa, wwaa).
Secara sedehana:
9 W_A_ Tikus berwarna abu-abu
3 W_aa Tikus berwarna hitam
3 wwA_ Tikus berwarna putih
1 wwaa Tikus berwarna putih
Kesimpulan:
Perkawinan antara tikus hitam dengan tikus putih homozigot akan menghasilkan keturunan pertama (F1) yang semuanya berwarna abu-abu dengan genotipe (WwAa). Jika keturunan (F1) disilangkan sesamanya, maka akan diperoleh perbandingan fenotipe tikus abu-abu : tikus hitam : tikus putih adalah 9 : 3 : 4.