Geografi

5 Jenis Erupsi Gunung Api disertai Penjelasannya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Berada di wilayah Ring Of Fire, Indonesia mendapatkan keuntungan dari hasil bumi serta keindahan bentang alamnya, namun karena memiliki banyak sekali gunung berapi maka kehidupan penduduk Indonesia berisiko tinggi mengalami bencana alam, khususnya yang tinggal di sekitar wilayah gunung berapi.

Tentu kita sudah tidak asing dengan “erupsi gunung berapi”, Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebutkan ada 11 gunung api di Indonesia yang mengalami erupsi di tahun 2022, namun status tiap-tiap gunung berbeda-beda.

Salah satunya yang baru saja mengalami erupsi adalah gunung Semeru, salah satu gunung tertinggi di pulau Jawa. Gunung Semeru mengalami erupsi pada tanggal 1 Mei 2022, selanjutnya gunung yang berada di wilayah Lumajang ini mengalami 13 kali gempa letusan di tanggal 4 Juli 2022 dan mengeluarkan material vulkanik dari dalam bumi.

Sebelum erupsi terjadi, ada beberapa tanda-tanda yang ditunjukkan oleh gunung berapi, antara lain:

  • Meningkatnya frekuensi dan intensitas gempa yang dapat dirasakan oleh penduduk di wilayah gunung berapi.
  • Tanah semakin panas dan ada aktivitas fumarolik yang terlihat.
  • Suhu di sekitar meningkat disertai perubahan aliran panas.
  • Adanya perubahan komposisi gas fumarolik.

Erupsi yang terjadi pada gunung berapi akan berdampak bagi penduduk yang tinggal di sekitarnya, mitigasi bencana sangat penting diterapkan agar penduduk sekitar terhindar dari bencana erupsi. Namun ada juga dampak positif bagi lingkungan, dalam jangka waktu panjang debu vulkanik yang menyebar akan menjadikan tanah menjadi subur.

Erupsi merupakan aktivitas atau proses keluarnya lava dan gas serta material padat dari dalam gunung berapi. Erupsi dibedakan menjadi dua, yaitu erupsi letusan (explosive explotion) dan erupsi non letusan (non-explosive eruption), erupsi non letusan mengeluarkan magma dalam bentuk laca atau pancuran lava serta gas atau uap air.

Ada beberapa tipe erupsi vulkanik dan tiap-tiap gunung berapi tipe dan ciri erupsinya dapat berbeda-beda. Jenis-jenis erupsi yang dikategorikan berdasarkan sumbernya, antara lain:

  • Erupsi pusat
  • Erupsi samping
  • Erupsi celah
  • Erupsi eksentrik

Jenis-jenis erupsi gunung api juga dapat dikaetgorikan berdasarkan kekuatan erupsinya, berikut macam-macam tipe erupsi beserta penjelasannya.

1. Tipe Hawaiian

Tipe erupsi hawaian memiliki ciri-ciri gunung yang bentuknya seperti perisai, erupsi ini mengeluarkan lava cair yang telah lama berada di dalam kawah dan lava tersebit adalah jenis basalt. Lava keluar dan mengalir lewat puncak gunung berapi dan celah-celahnya.

Tipe erupsi ini diambil dari nama sebuah pulau vulkanis di Samudera Pasifik, gunung dengan tipe erupsi hawaian memiliki ukuran yang besar dan memiliki lereng yang landai.

2. Tipe Strombolian

Tipe strombolian terinspirasi dari sebuah nama gunung berapi di Italia di pulau Stromboli yang letaknya di laut Thyrene, Mediterania. Erupsi strombolian memiliki ciri-ciri yaitu terjadi erupsi-erupsi kecil atau semburannya memiliki intensitas sedang berupa gas dan serpihan magma. Semburan strombolian terjadi secara terus menerus.

Material yang dikeluarkan oleh gunung ketika erupsi akan jatuh ke dalam kawah atau di sekitar bibir kawah gunung tersebut. Jika erupsi strobolian terjadi lebih kuat, lava akan mengalir ke lereng-lereng gunung.

Gunung api yang memiliki tipe erupsi strombolian biasanya memiliki kawah yang berbentuk lingkaran, erupsinya mengeluarkan material padat yang jumlahnya setara dengan material cair atau lava. Gunung tipe ini badan dan lerengnya tersusun dari batuan skoria yang merupakan material yang dilontarkan saat erupsi.

3. Tipe Vulkanian

Erupsi tipe vulkanian memiliki tingkat letusan mulai dari eksplosivitas lemah hingga katastropik. Diambil dari nama gunung Vulcano di kepulauan Lipar di Italia, tipe erupsi vulkanian memiliki magma yang sifatnya antara basa dan asam atau andesit ke dasit.

Erupsi vulkanian terjadi karena adanya sumbatan lava atau magma yang membeku di saluran magma setelah erupsi. Erupsi ini didorong oleh akumulasi tekanan yang besar sehingga dapat membuka lubang yang tersumbat tersebut.

Setelah sumbatan magma yang membeku hancur, erupsi tipe vulkanian akan menyemburkan material yang membeku di puncak gunung kemudian diikuti semburan magma. Ciri-ciri erupsi vulkanian yaitu mengeluarkan asap yang membumbung tinggi kemudian asap tersebut bergerak melebar seperti cendawan.

Erupsi tipe ini akan menimbulkan banyak ledakan gas yang mengandung abu vulkanis, kemudian asapnya akan membawa material abu dan pasir. Hujan abu dan pasir akan turun di sekitar gunung dan wilayah di sekitarnya yang dilewati oleh asap. Namun tipe vulkanian tidak menimbulkan aliran lava.

4. Tipe Pelean

Selanjutnya adalah erupsi tipe pelean, semburan erupsi tipe ini menghasilkan ledakan aliran piroklastik, yaitu campuran material padat gunung berapi dan mengandung gas. Tipe ini diambil dari salah satu gunung yang memiliki ciri-ciri tersebut, yaitu gunung Pelee di Karibia, letusannya yang dahsyat yaitu di tahun 1902.

5. Tipe Plinian

Tipe plinian adalah tipe erupsi gunung berapi yang letusannya sangat besar karena gas yang mendidih pada magma, semburannya terus menerus keluar dari inti saluran magma hingga mengoyak salurannya. Gas yang keluar dan meluap, beserta fragmen vulkaniknya seperti ledakan roket raksasa yang mengarah vertikal ke langit.

Salah satu gunung yang memiliki erupsi tipe plinian adalah gunung Vesuvius di Italia, gunung ini megalami letusan besar di tahun 79 Masehi.