4 Jenis Kalimat Berdasarkan Bentuk Sintaktisnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kalimat ditinjau dari segi bentuk sintaksisnya terbagi menjadi 4 macam, yaitu kalimat deklaratif, kalimat interogatif, kalimat imperatif, dan kalimat eksklamatif.

Berikut ini penjelasan dan juga contoh dari masing-masing jenis kalimat tersebut.

Kalimat Deklaratif

Kalimat deklaratif atau kalimat berita dalam bahasa Indonesia tidak bermarkah atau bertanda khusus. Umumnya kalimat ini digunakan untuk membuat pernyataan berisi sebuah berita untuk pendengarnya.

Menurut Alwi, Hasan (1998:361) kalimat berita dapat berupa segala bentuk asalkan isinya merupakan sebuah pemberitaan, maka kalimat tersebut merupakan kalimat berita.

Berikut ini contoh dari kalimat deklaratif:

  • Tadi pagi ada mobil sedan terjun ke jurang.
  • Tadi siang saya melihat bus menabrak sepeda motor.
  • Waktu berangkat tadi, saya tidak sengaja melihat kebakaran di Pasar Minggu.
  • Jajanan itu mengandung pemanis buatan.
  • Anak-anak perlu pengawasan orang tua dalam menggunakan internet.
  • Anak-anak perlu pengawasan orang tua dalam menggunakan gawai mereka.
  • Dalam rangka memperingati Hari Kartini, semua siswa putri mengenakan kebaya.
  • Hari ini akan diadakan lomba menyanyi di sekolah.
  • Harga sembako mengalami kenaikan.
  • Semua buku ini adalah buku milik ayah.
  • Korban kecelakaan sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat.
  • Telah terjadi angin kencang hingga pohon-pohon tumbang.
  • Semua peserta telah berkumpul di ruangan yang telah ditentukan.
  • Pak Dodi terpilih menjadi Kepala Desa yang baru.
  • Akibat hujan deras sore kemarin, di desa ini banyak terjadi tanah longsor.
  • Korban kecelakaan selamat dan pelaku sudah ditangkap polisi.
  • Hari ini sekolah diliburkan.
  • Makanan ini mengandung pewarna buatan.

Kalimat Imperatif

Alwi, Hasan (1998: 361) membagi kalimat imperatif atau kalimat perintah menjadi 6 golongan, yaitu:

  • Perintah atau suruhan biasa, ketika pembicara menyuruh lawan bicaranya untuk melakulan sesuatu.
  • Perintah halus, ketika pembicara mempersilahkan lawan bicaranya untuk berbuat sesuatu.
  • Permohonan, ketika pembicara demi kepentingannya meminta lawan bicara melakukan sesuatu.
  • Ajakan atau harapan jika pembicara mengajak atau berharap lawab bicaranya untuk berbuat sesuatu.
  • Larangan atau perintah negatif, jika pembicara menyuruh agar jangan dilakukan sesuatu.
  • Pembiaran, jika pembicara meminta agar jangan dilarang.

Kalimat imperatif terbagi menjadi tujuh jenis, yaitu:

Kalimat Imperatif Taktransitif

Kalimat ini dibentuk dari kalimat deklaratif (taktransitif) yang berpredikat verba dasar, frasa adjektival, dan frasa verbal yang berprefiks ber– atau meng– atau frasa preposisional. Contohnya:

  • Masuk, Andi!
  • Bermainlah di halaman!
  • Menyeberanglah dengan hati-hati!
  • Berliburlah ke rumah nenekmu!

Kalimat Imperatif Transitif

Kalimat imperatif transitif adalah kalimat yang berpredikat verba transitif, mirip dengan kalimat deklaratif pasif. Contohnya:

  • Perbaikilah motormu itu!
  • Belikanlah ibumu baju baru!

Kalimat Imperatif Halus

Kata yang sering digunakan adalah tolong, coba, silahkan, sudilah, dan kirannya. Contohnya:

  • Tolong antarkan ibu ke pasar.
  • Silahkan mengisi formulir terlebih dahulu.
  • Sudilah Ibu menerima usulan kami.

Kalimat Imperatif Permintaan

Kalimat ini ditandai kata minta atau mohon. Contohnya:

  • Mohon untuk antre dengan tertib!
  • Mohon tetap tenang selama ujian sedang berlangsung!

Kalimat Imperatif Ajakan dan Harapan

Ditandai dengan kata ayo(lah), mari(lah), harap, dan hendaknya. Contoh:

  • Mari kita menyelesaikan masalah ini bersama-sama.
  • Ayo kita mengerjakan tugas.
  • Hendaknya usulan ini Anda terima.

Kalimat Imperatif Larangan

Ditandai dengan kata jangan(lah). Contohnya:

  • Jangan bangun kesiangan.
  • Jangan buang sampah sembarangan.
  • Jangalah membaca di tempat yang gelap.

Kalimat Imperatif Pembiaran

Ditandai dengan adanya kata biar(lah) atau biarkan(lah). Contohnya:

  • Biarkan saya yang memasak nasi.
  • Biarlah saya pergi dahulu, kau tinggal di sini.

Kalimat Interogatif

Kalimat interogatif atau kalimat tanya secara formal ditandai dengan penggunaan kata apa, siapa, kapan, dan bagaimana. Kalinat interogatif diakhiri dengan tanda tanya (?) pada ragam tulis dan pada ragam lisan dengan suara naik.

Kalimat interogatif biasanya digunakan untuk:

  • Meminta jawaban ya atau tidak.
  • Meminta informasi tentang sesuatu atau seseorang dari lawan bicara.

Menurut Alwi, Hasan (1998:366) ada 4 cara untuk membentuk kalimat interogatif dari kalimat deklaratif. Cara tersebut antara lain:

  • Dengan menambahkan partikel penanya apa, yang harus dibedakan dengan kata tanya apa. Contohnya: Apa dia guru baru itu?
  • Dengan membalikan susunan kata. Jika terdapat kata bisa, dapat, harus, sudah, dan mau, kata-kata tersebut dapat dipindahkan ke awal kalimat dan ditambah partikel –kah. Jika predikatnya nomina atau adjektiva, subjek dan predikat dibalik dan ditambah partikel –kah. Jika predikatnya verba taktransitif, ekatransitif, atau semitransitif, verba dan objek atau pelengkapnya dipindah ke awal kalimat dan ditambah partikel –kah. Contohnya:
    • Dia bisa pergi sekarang -> Bisakah dia pergi sekarang?
    • Ayahnya sedang ke luar kota –> sedang ke luar kotakah ayahnya?
    • Anaknya cantik -> cantikkah anaknya?
    • Dia menangis kemarin –> menangiskah dia kemarin?
    • Dia bekerja di pabrik roti –> Bekerjakah dia di pabrik roti?
  • Dengan menggunakan kata bukan(kah), belum atau tidak(kah). Kalimat yang diakhiri dengan kata bukan, belum, atau tidak, dinamakan kalimat interogatif embelan. Contohnya:
    • Dia setuju, bukan?
    • Bukankah dia setuju?
    • Dia sakit, bukan?
    • Bukankah dia sakit?
    • Anak-anak sudah datang, belum?
  • Dengan mengubah intonasi menjadi naik.

Kalimat Eksklamatif

Kalimat ekslamatif atau kalimat seru ditandai dengan penggunaan kata alangkah, betapa, atau bukan main pada kalimat berpredikat adjektival. Kalimat ini juga biasa disebut dengan kalimat interjeksi.

Langkah-langkah membentuk kalimat eksklamatif dari kalimat deklaratif:

  • Membalik urutan S-P menjadi P-S
  • Menambahkan partikel –nya pada P
  • Tambahkan alangkah, bukan, main, atau betapa di depan P jika diperlukan.

Contohnya:

  • Anak itu memang nakal.
  • Nakalnya anak itu!
  • Bukan main nakalnya anak itu!
  • Alangkah nakalnya anak itu!
  • Betapa nakalnya anak itu!
fbWhatsappTwitterLinkedIn