Daftar isi
Verba dapat diperluas menjadi frasa verbal. Perluasan tersebut dilakukan dengan menambahkan unsur-unsur tertentu pada verba.
Pengertian Frasa Verbal
Frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif atau tidak berkaitan dengan predikat. Frasa hanya terdiri dari satu fungsi saja, bisa hanya predikat, bisa juga hanya subjek, atau dapat juga sebuah objek.
Sementara verbal artinya bersifat verba, sehingga dapat dipahami bahwa dalam frasa verbal yang menjadi inti adalah verba (kata kerja).
Menurut Alwi, Hasan dkk (1998:163) frasa verbal merupakan satuan bahasa yang terbentuk dari dua kata atau lebih dengan verba sebagai intinya tetapi bentuk tersebut bukan merupakan klausa.
Frasa verbal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki pengertian (1) Frasa endosentris berinduk satu yang induknya verba dan modifikatornya berupa partikel modal, (2) Bagian dari kalimat yang berupa verba dengan atau tanpa objek dan/atau keterangan dalam kaidah struktur frasa dan yang berfungsi sebagai predikat.
Secara sederhana, frasa verbal merupakan frasa yang intinya adalah verba. Selain berinti verba, frasa verbal juga tersusun atas kata lain yang mendampingi verba. Posisi kata pendamping tersebut tidak dapat dipindah-pindahkan secara bebas ke posisi lainnya.
Frasa verbal merupakan jenis frasa endosentrik. Frasa endosentrik merupakan frasa yang salah satu konstituennya dianggap penting dan disebut sebagai inti. Inti tersebut dapat mewakili seluruh konstruksi frasa dan menentukan perilaku sintaktik atau semantik frasa tersebut di dalam kalimat.
Fungsi Frasa Verbal
- Sebagai predikat. Frasa verbal dapat menduduki fungsi predikat. Hal tersebut dapat dilihat di contoh berikut ini:
- Kami sedang mengumpulkan sumbangan untuk korban banjir.
- Adik akan bermain layangan bersama teman-temannya.
- Kami bisa menemani temanmu berkeliling desa ini.
- Mereka sedang mengerjakan tugas matematika.
- Dia harus mau mengerjakan semua tugas-tugas ini.
- Kami sudah mengumpulkan tugas tersebut kemarin siang.
- Kami harus membeli beberapa buah dan makanan ringan untuk acara nanti malam.
- Dia tidak pergi ke rumah neneknya bulan ini.
- Kami belum menyelesaikan semua masalah yang disebabkan olehnya.
- Dia makan dan minum lalu pulang.
- Kami pulang pergi ke sekolah naik bus.
- Sebagai subjek. Frasa verbal juga dapat menduduki fungsi subjek. Hal tersebut dapat dilihat pada contoh berikut:
- Berolahraga setiap pagi membuat tubuh sehat dan bugar.
- Membaca dengan teratur dapat menambah kosakata baru.
- Mengkonsumsi susu di pagi hari dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
- Sebagai objek. Selain menduduki fungsi predikat dan subjek, frasa verbal juga dapat menduduki fungsi objek, seperti pada contoh berikut:
- Dia sedang mencoba mengerjakan lagi tugas itu.
- Kami melihatnya menangis lagi di kamarnya.
- Dia mencoba tidur lagi di kamar yang berbeda.
- Ayah terbiasa membaca koran di pagi hari.
- Sebagai pelengkap. Frasa verbal dapat menduduki fungsi pelengkap. Simak contoh berikut.
- Dia baru mulai memahami masalah ini.
- Kakaknya merasa tidak enak badan.
- Dia merasa tidak bersalah.
- Dia merasa tidak harus meminta maaf.
- Dia berpikir tidak pergi karena langit mulai mendung.
- Sebagai keterangan. Frasa verbal dapat menduduki fungsi sebagai keterangan dalam kalimat. Simak contoh berikut.
- Nenek datang untuk berkunjung minggu yang lalu.
- Ibu sudah pergi untuk membeli sayur.
- Baru bangun, anak itu sudah menangis lagi.
- Baru makan, anak itu sedang makan lagi.
- Paman memotong rumput dengan menggunakan gunting.
Jenis-Jenis Frasa Verbal
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa frasa verbal termasuk jenis frasa endosentrik.
Menurut Alwi Hasan
Alwi, Hasan dkk. (1998: 163) membagi frasa verbal berdasarkan konstruksinya menjadi frasa endosentrik atributif dan frasa endosentrik koordinatif.
Frasa Endosentrik Atributif
Frasa verbal endosentrik atributif tersusun atas inti yang berupa verba dan pewatas (modifier) yang berada di depan atau di belakang verba inti. Kata yang di depan disebut pewatas depan, sedangkan yang di belakang disebut pewatas belakang.
Kata yang dapat berfungsi sebagai pewatas depan dalam frasa verbal antara lain:
- Akan
- Harus
- Bisa
- Dapat
- Ingin
- Mau
- Suka
- Boleh
- Sudah
- Sedang
- Tidak
- Belum
Perhatikan contoh-contoh berikut ini:
- Kami akan berangkat ke luar kota minggu depan.
- Kami akan pergi setelah pekerjaan ini selesai.
- Kami harus mengerjakan tugas ini secepatnya.
- Kami bisa menyelesaikan permasalahan ini dengan baik.
- Dia selalu mau mendengarkan keluh kesah teman-temannya.
- Kita harus dapat menyelesaikan permasalahan ini secepatnya.
- Dia harus mau melengkapi tugas ini.
- Dia sudah berangkat sekolah lima menit yang lalu.
- Mereka sedang menonton televisi di ruang tamu.
- Kami sedang membantu ayah menanam bunga di halaman.
- Kakek sudah boleh pulang ke rumah.
- Kami sudah dapat buah pesanan ibu.
- Dia tidak harus pergi.
- Dia tidak pandai menyanyi.
- Dia belum pergi dari rumah itu.
- Orang itu tidak akan datang.
Kata yang dapat berfungsi sebagai pewatas belakang yaitu lagi dan kembali. Simak contoh berikut ini.
- Lagi
- Dia sedang membaca lagi novel kesukaanya itu.
- Kami melihatnya menangis lagi.
- Dia sepertinya tidak akan berkunjung lagi.
- Kembali
- Kami harus mempresentasikan kembali tugas itu.
- Kami harus mengerjakan kembali semua tugas ini.
- Dia harus mengulang kembali semua pekerjaan ini.
Frasa Endosentrik Koordinatif
Frasa verbal endosentrik koordinatif merupakan frasa verbal yang tersusun dari dua verba yang digabungkan dengan kata dan atau atau. Pada verba ini juga dapat didahului atau diikuti kata tambahan atau pewatas.
Contohnya:
- Mereka sedang menanam dan menyiram bunga di halaman.
- Dia sedang menangis dan meratapi nasibnya.
- Aku harus menunggu atau pergi dari sini?
- Kami harus mengerjakan dan mengumpulkan tugas ini secepatnya.
- Dia tidak mungkin menipu atau mengelabui kita kan?
- Kami akan bersantai dan berbaring sebentar di ruangan ini.
Menurut Kridalaksana
Kridalaksana (2005:125-126) membagi frasa verbal menjadi tiga jenis, yaitu frasa verbal apositif, frasa verbal modifikatif, frasa verbal koordinatif. Lebih jelasnya, simak penjelasan berikut ini.
Frasa Verbal Apositif
Frasa verbal apositif merupakan frasa verbal yang terdiri atas gabungan kata yang menyatakan suatu pekerjaan atau tindakan, di mana kata yang satu menjelaskan kata yang lainnya. Contohnya:
- Kami melihat Inah, anak bu Rima di pasar tadi pagi.
- Aku akan berlibur ke Bandung, tempat lahir saya.
- Pak Budi, ayah Dino, sedang sakit dan dirawat di rumah sakit.
- Rumah itu, rumah milik pak Usman, kemarin kemalingan.
Frasa Verbal Modifikatif
Frasa verbal modifikatif merupakan frasa verba yang terdiri dari gabungan kata, di mana kata yang satu membatasi kata yang lainnya sehingga salah satu kata berfungsi sebagai keterangan. Contoh:
- Kami harus mengerjakan ulang semua tugas-tugas ini.
- Dia sedang membeli sayuran di pasar.
- Para pengunjung sering membuang sampah sembarangan.
- Dia pantas mendapatkan beasiswa itu.
- Kami pasti menemukan jalan keluar untuk semua permasalahan ini.
- Kami banyak mengumpulkan sumbangan berupa selimut, pakaian, dan makanan.
- Ayah membelikan lagi mobil-mobilan untuk adik.
- Kami harus mempersiapkan segala keperluan untuk acara nanti malam.
Frasa Verbal Koordinatif
Frasa verbal koordinatif merupakan frasa yang terdiri dari dua kata yang menjadi inti, sehingga kedua kata tersebut saling melengkapi. Contohnya:
- Kami sedang membantu ibu membersihkan dan merapikan rumah.
- Kami pulang pergi ke sekolah menggunakan bus.
- Dia sedang menangis dan meratapi nasibnya.
- Kami sedang membantu ayah menanam dan menyiram tanaman di halaman rumah.
- Tidak semua orang bisa keluar masuk gedung ini.