Dalam proses produksi dan pembangunan kapal, perlu diketahui tujuan dilakukannya pembangunan kapal tersebut serta fungsi kapal itu sendiri. Fungsi inilah yang nantinya juga akan berpengaruh pada wilayah pelayaran kapal, kecepatan, dan hal-hal yang lain.
Berkaitan dengan hal tersebut, kapal dibagi dalam beberapa golongan berdasarkan bentuk lambungnya sehingga dihasilkan gaya apung yang diinginkan dengan tujuan mampu menjalankan fungsi dari kapal tersebut. Golongan kapal berdasarkan bentuk lambung ada 4 berdasarkan penjelasan di bawah ini.
1. Kapal Aerostatic
Kapal Aerostatic mengapung dengan gaya dorong udara di bawah lambungnya. Kapal ini memiliki sirkulasi udara angkat (kipas udara) yang mengatur tekanan udara di bawah badan kapal (aerostatic support). Aliran udara ini harus cukup besar untuk bisa mengangkat badan kapal keluar dari air.
Kapal jenis ini mempunyai berat yang ringan, karena tahanan udara jauh lebih rendah dari tahanan air dan tidak bersinggungan dengan gelombang air membuat kapal ini mempunyai kecepatan yang tinggi.
Contoh kapal jenis ini memiliki “sarung” yang mengelilingi kapal dan membendung tekanan udara di bawah kapal agar tidak keluar sehingga kapal secara keseluruhan mampu terangkat dari air.
2. Kapal Hydronynamic
Kapal ini bergantung pada kecepatan yang mengangkat sebagian lambungnya keluar dari air (hydrodynamic support). Dengan kecilnya badan kapal yang bersentuhan dengan air maka kecil juga jumlah tahanan air yang ditanggung.
Bentuk badan kapal dirancang mengikuti hukum hydrodynamic, setiap benda yang bergerak yang dapat menciptakan aliran non-simetris menimbulkan gaya angkat yang tegak lurus dengan arah gerak. Seperti sayap pesawat terbang yang bergerak di udara akan memberi gaya angkat. Salah satu kapal jenis ini menggunakan hydrofoil yang diletakkan di bawah lambung kapal dan memberikan gaya angkat ketika kapal bergerak, sehingga lambung kapal keluar dari air.
Jenis lain adalah kapal dengan lambung berbentuk V (planning hull), khususnya pada bagian depan. Ketika kapal bergerak, badan kapal menerima gaya angkat, sehingga bagian depan kapal keluar dari air sedangkan bagian belakang tetap terendam. Umumnya kapal model ini berukuran kecil dan punya kecepatan tinggi, beroperasi pada air yang relatif tenang, meski ada juga kapal planning V yang tajam dan beroperasi pada air yang bergelombang.
3. Kapal Hydrostatic
Kapal hydrostatic adalah kapal dengan displacement yang besar, sebagian besar lambungnya terendam air. Tipe ini adalah tipe paling kuno dan paling umum dari segala jenis kapal, berkecepatan relatif rendah karena harus mengatasi tahanan air yang besar. Kemampuannya mengapung didasarkan pada hukum Archimedes, gaya apung yang didapat sebanding dengan berat air yang dipindahkanya (hydrostatic support).
Umumnya kapal ini disebut sebagai kapal dengan lambung displacement (displacement = berat air yang dipindahkannya). Kapal displacement bisa berukuran sangat besar, punya daya angkut yang baik seperti kapal cargo, tanker, penumpang, kapal induk, dan kapal ikan.
Karena daya angkut yang besar kapal ini punya kemampuan pelayaran sangat jauh dibandingkan dengan dua kategori sebelumnya yang beroperasi pada jarak dekat. Kapal displacement adalah kapal segala musim, dengan kemampuan daerah pelayaran dari air tenang sampai berombak.
4. Kapal Multi Lambung
Kapal multi lambung disebut dengan nama catamaran (lambung ganda) dan trimaran (lambung tiga). Kapal ini mempunyai lambung yang besar, mempunyai kecepatan beragam, dari kapal kecepatan tinggi hingga rendah.
Baik untuk keperluan penelitian biota laut karena lambung gandanya memudahkan penurunan peralatan ke laut lepas, serta dengan jumlah lambung yang banyak dapat memberikan luasan dek kapal yang lebih besar dengan permukaan kapal yang tercelup air lebih kecil, sehingga memungkinkan menerima hambatan yang rendah dan menghasilkan kecepatan yang lebih tinggi.