3 Jenis Neraca Perdagangan Beserta Penjelasannya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Secara umum, neraca perdagangan merupakan selisih perbedaan dari jumlah nilai yang didapatkan dari kegiatan ekspor dan kegiatan impor yang dilakukan oleh suatu negara. Neraca perdangan bisa dihitung dengan menghitung selisih dari nilai impor dan juga nilai ekspornya.

Seperti yang kita tahu bahwa kegiatan ekspor adalah upaya negara untuk menjual berbagai produknya ke negara lainnya. Sedangkan, kegiatan impor merupakan upaya negara untuk membeli berbagai barang yang berasal dari luar negeri. Kegiatan impor dilakukan oleh suatu negara dengan tujuan untuk memenuhi semua kebutuhan dalam negerinya.  

Namun, baik kegiatan ekspor maupun impor harus dilakukan dengan seimbang. Sehingga nantinya tidak akan menciptakan permasalahan bagi perekonomian dalam negeri. Akankah lebih baik apabila proses ekspor yang dilakukan oleh sebuah negara lebih sering dibandingkan dengan kegiatan impor yang dilakukan. Secara umum, berdasarkan dengan nilai ekspor dan impornya neraca perdagangan dibagi menjadi tiga jenis, seperti berikut.

1. Neraca Perdagangan Surplus

Neraca perdagangan surplus ini bisa terjadi ketika frekuensi kegiatan ekspor yang dilakukan lebih intens dibandingkan dengan kegiatan impornya. Sehingga bisa diartikan bahwa negara lebih sering menjual berbagai jenis produknya ke negara lainnya dibandingkan dengan mengimpor produk lainnya yang berasal dari luar negeri.

Hal ini tentunya akan menguntungkan perekonomian negara, semakin sering frekuensi suatu negara melakukan kegiatan ekspor ini akan semakin banyak jumlah pendapatan yang didapatkannya. Sehingga kondisi perekonomian dalam negeri akan cenderung bertumbuh ke arah positif.

Hal ini tentunya membuat kas negara semakin penuh terisi dan bisa dialokasikan untuk membiayai berbagai pembangunan dan kebutuhan dalam negeri tentunya. Oleh karenya, ketika jumlah ekspor lebih besar dibandingkan dengan jumlah impor bisa dikatakan neraca perdagangannya cenderung surplus, karena mengarah pada pertumbuhan perekonomian yang baik.

2. Neraca Perdagangan Defisit

Neraca perdagangan defisit ini sangat berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di neraca perdagangan surplus. Hal ini karena dalam neraca perdagangan defisit nilai transaksi dari kegiatan impor cenderung lebih besar dibandingkan dengan nilai transaksi kegiatan ekspornya.

Hal ini mengindikasikan bahwa negara lebih sering mengimpor barang barang yang berasal dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Dan hal tersebut tidak diimbangi dengan upaya negara untuk memperjualbelikan berbagai jenis produknya ke luar negeri.

Sehingga, bisa dikatakan bahwa jumlah anggaran negara lebih banyak keluar untuk membiayai kegiatan impor ini. Sedangkan jumlah pendapatan yang masuk kedalam kas negara cenderung sangat sedikit. Hal tersebut membuat negara merasa sedikit terancam dari segi perekonomiannya.

Karena anggaran yang masuk lebih sedikit dibandingkan dengan yang dikeluarkan. Oleh karenanya, perekonomian negara bisa terbilang cenderung menurun ataupun statis dalam hal ini.

3. Neraca Perdagangan Seimbang

Neraca perdagangan seimbang bisa dibilang merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh negara untuk menyeimbangkan kondisi perekonomiannya. Karena nilai transaksi dari kegiatan ekspor dan juga impor relatif lebih seimbang tidak menyimpang ke salah satu saja.

Hal ini mengindikasikan bahwa negara tidak mengalami kerugian ataupun tidak mendapatkan keuntungan juga. Pertumbuhan perekonomiannya lebih cenderung ke arah yang statis. Sebenarnya, hal ini cukup baik dilakukan karena pemerintah dalam suatu negara tentunya sangat mengupayakan agar mereka tidak terlalu mengeluarkan anggaran untuk melakukan kegiatan impor.

Hal tersebut juga diimbangi dengan upaya negara untuk menjual beberapa jenis produknya ke negara lainnya. Sehingga diharapkan bisa menutupi sebagian dari anggaran yang telah digunakan dalam kegiatan impor.

fbWhatsappTwitterLinkedIn