Bahasa Indonesia

Jurnalisme Investigasi: Pengertian – Sejarah dan Contohnya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Dalam pembahasan kali ini kita akan membahas tentang Jurnalisme Investigasi.

Pengertian Jurnalisme Investigasi

Pengertian Menurut Para Ahli

  • Chris White
    Chris White dari The Parliament Magazine di Brussels dalam pekerjaan jurnalisme investigasi menyatakan ‘’Yang pertama, untuk menggungkap dan mendapatkan sebuah kisah berita yang bagus. Kedua, menjaga masyarakat untuk memiliki kecukupan infornasi dan mengetahui adanya bahaya ditengah kehidupan mereka’’.
  • Junaedi, 2013: 21-22
    Dash dalam (Junaedi, 2013: 21 -22) menjelaskan stasiun televisi CNN merupakan salah satu stasiun televisi terkemuka di dunia internasional karena 5 prestasinya dalam menayangkan program berita yang up to date. Stasiun televisi ini sanggup mengirimkan reportase secara langsung, yang selalu diperbarui. Pembaruan berita yang dilakukan oleh stasiun televisi ini bukan hanya dalam hitungan jam, namun juga detik. Stasiun televisi ini disebut stasiun rolling news, karena selama 24 jam menyiarkan berita.

Pengertian Secara Umum

Jurnalisme investigasi adalah kegiatan mengumpulkan, menulis, mengedit, dan menerbitkan berita yang bersifat investigatif, atau sebuah penelusuran panjang dan mendalam terhadap sebuah kasus yang dianggap memiliki kejanggalan.

Selain itu, investigasi merupakan penelusuran terhadap kasus yang bersifat rahasia. Sebuah kasus dapat diketahui kerahasiaannya apabila penelusuran terhadap kasus tersebut selesai dilakukan. Kata jurnalisme investigasi sendiri berasal dari bahasa Latin, yaitu journal dan vestigium. Journal atau diurnalis berarti orang yang melakukan kegiatan jurnalistik, dan vestigium yang berarti jejak kaki.

Sejarah Jurnalisme Investigasi

Sejarah investigasi berawal dari sebelum berdirinya Negara Amerika. Pada 1690, Benyamin Harris menginvestigasi berbagai kejadian di masyarakat dan melaporkannya dalam Public Occurences, Both Foreign and Domestic.

Isi laporannya dinilai menentang kebijakan kolonial Inggris. Pada awal sejarahnya, jurnalisme investigasi amat dekat dengan pemberitaan crusading atau jihad.

Pada fase selanjutnya, spirit crusading (jihad atau perjuangan) mendapat bentuk yang lebih formal melalui penerbitan New England Courant pada 1721 yang diterbitkan oleh James Franklin. Istilah investigasi sendiri baru muncul pertama kali dari Nellie Bly ketika menjadi reporter di Pittsburg Dispatch (1890).

Bly sampai harus bekerja di sebuah pabrik untuk menyelidiki kehidupan buruh di bawah umur yang dipekerjakan dalam kondisi yang buruk. Keistimewaan laporan jurnalistime investigasi Bly terletak pada tuntutan penyelesaian jalan keluar terhadap problema sosial tersebut. Melalui laporan investigasi, pers diposisikan sebagai pengganti pemerintah yang lemah dalam mengatur masyarakat.

Bisa dikatakan pada awal kemunculannya, jurnalisme investigasi memakai bentuk perlawanan terhadap kebijakan penguasa. Baru pada awal abad 20 jurnalisme investigasi menegaskan wujudnya di dalam liputan-liputan yang terorganisir ketika melaporkan berbagai pelanggaran yang terjadi.

Metode Riset dan Teknik Penulisan Jurnalisme Investigasi

  • Material Trail, yaitu menelusuri atau mencari jejak dan bukti – bukti dalam bentuk benda
  • People Trail, mencari jejak – jejak orang yang terlibat atau yang bertanggung jawab atas kasus tersebut
  • Money Trail, atau follow the money, mengikuti lairan uang atau mencari jejak uang

Dan berikut ini teknik penulisan dalam jurnalisme Investigasi:

  • Menentukan Tema
    Di banyak media massa, tema investigasi ditentukan melalui rapat redaksi yang terencana, atau melalui perumusan agenda publik yang dipunyai masing-masing media. Namun, bahkan dalam contoh investigasi legendaris (seperti “Skandal Watergate”), tema itu muncul secara “tidak sengaja”, wartawan atau kelompok wartawan menemukan peristiwa yang tampaknya sepele, namun dalam melakukan penggalian secara terus-menerus sehingga berhasil menemukan “peristiwa terselubung” yang jauh lebih besar.
  • Merumuskan Masalah
    Dalam Perencanaan Investigasi, mencari “akar masalah” (bottom-line) sangatlah penting, guna memudahkan dalam mencari informasi. Rumusan masalah adalah hal yang ingin ditelusuri melalui investigasi. Untuk itu, rumusan masalah harus se-spesifik mungkin, dan dalam kalimat pendek. Rumusan masalah juga semacam hipotesis dalam penelitian ilmiah (sesuatu yang harus diuji kebenarannya di “laboratorim” atau lapangan).
  • Menggali Bahan
    Menggali bahan atau mencari bahan investigasi dapat dilakukan dengan cara wawancara terhadap sumber dan tokoh kunci, atau mencari dokumen dan bukti terpenting dari lapangan.
  • Komparasi
    Data tertentu tidak berbunyi apa-apa jika tidak dibandingkan dengan data lain. Untuk itu, setiap data yang diperoleh harus dibandingkan dengan data yang lainnya agar mendapatkan data yang benar-benar akurat.
  • Menguji
    Mengumpulkan semua bahan (wawancara dan dokumen) serta menyortirnya berdasarkan kredibilitas sumber informasi. Memakai dokumentasi itu untuk menguji hipotesis yang telah dibuat (apakah memprkuat atau menggugurkan).
  • Menulis dan Menyajikan
    Dalam hal penulisan, laporan investigasi harus ditulis secara padat dan jelas. Namun, yang lebih penting lagi tulisan itu harus argumentatif (memiliki dasar bukti yang kuat dan dibangun dengan logis). Tulisan sering kali harus dilengkapi pemaparan dokumen, foto, dan tabel yang memperkuat tulisan.

Manfaat Jurnalisme Investigasi

  • Memberikan transparansi akan aktivitas orang-orang yang memiliki wewenang
  • Dapat mengungkapkan kegiatan yang merugikan masyarakat
  • Mendorong masyarakat untuk berdiskusi dengan fakta dan bukan opini
  • Memberdayakan hak untuk berpendapat.

Contoh Jurnalisme Investigasi

Dan berikut ini akan kami berikan salah satu contoh tentang Jurnalisme Investigasi yang kami kutip dari laman Tempo.

Menteri Tjahjo dan Kisah Harimau Sumatra

Para aktivis perlindungan satwa terkejut saat menonton dialog santai Menteri Dalam Negeri Tjahjo di TVOne pada 12 Februari lalu. Politikus dari PDI Perjuangan itu memamerkan lima koleksi patung kulit harimau sumatera dan macan tutul serta dua kulit beruang di rumahnya. Di kalangan kolektor, patung awetan itu disebut offset. Aksi pamer itu sontak memunculkan ratusan protes kepada Tjahjo di jagad Twitter dan Facebook.

Tjahjo bergerak cepat. Sehari berselang, lewat akun twitternya, ia berjanji akan mengembalikan lima offset koleksinya itu ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam. Ia mengaku membelinya dari seorang teman, di antaranya pada puluhan tahun lalu. “Niat saya baik, untuk merawat mereka,” kata Tjahjo dalam cuitannya pada 13 Februari lalu.

Gading Gajah Hilang di Aceh

Jumlah populasi terbesar gajah sumatera dan harimau sumatera ada di Aceh. Di sana pula perburuan besar-besaran keduanya beserta satwa dilindungi lainnya masih terus terjadi. Pada Maret tahun lalu, selama seminggu Tempo mendatangi beberapa tempat di Aceh untuk menelusuri jual-beli gajah dan harimau. Di mana-mana dua hewan itu diburu.

Alasan perburuan yang sering dikemukakan adalah konflik dengan penduduk. Faktanya, gajah sering masuk permukiman. Pada 2014, misalnya, dua gajah mati tersengat listrik di dekat sebuah kebun di Kecamatan Trumon Timur, Aceh Selatan, sekitar delapan jam bermobil dari Medan.