Bahasa Indonesia

8 Kaidah Kebahasaan Teks Editorial Beserta Penjelasannya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Teks editorial merupakan salah teks yang kerap kali muncul pada surat kabar atau majalah. Teks tersebut membahas mengenai isu politik, isu ekonomi, isu sosial.

Bersadarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, editorial diartikan sebagai artikel dalam surat kabar atau majalah yang mengungkapkan pendirian editor atau pimpinan surat kabar (majalah) tersebut mengenai beberapa pokok masalah. Teks tersebut umumnya muncul secara rutin di surat kabar/majalah.

Agar memudahkan kita dalam menulis atau membuat teks editorial, ada baiknya jika kita memahami kaidah kebahasaan teks editorial terlebih dahulu. Berikut ini adalah kaidah kebahasaan teks editorial:

1. Penggunaan Adverbia

Adverbia merupakan kelas kata yang digunakan untuk menambahkan keterangan pada kelas kata lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adverbia adalah kata yang memberikan keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat, misalnya sangat, lebih, tidak.

Adverbia yang kerap kali muncul pada teks editorial adalah adverbia frekuentatif. Adverbia frekuentatif merupakan adverbia yang menerangkan kekerapan sesuatu yang diterangkan. Contohnya, sering, biasanya, selalu, kadang-kadang, jarang.

Adverbia pada teks editorial digunakan untuk menegaskan dan memperkuat argumentasi.

2. Penggunaan Konjungsi

Konjungsi merupakan kata yang digunakan untuk menghubungkan kata, frasa, atau kalimat, bahkan paragraf. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konjungsi adalah kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat.

Konjungsi digunakan dengan tujuan agar kalimat dan paragraf dalam teks editorial menjadi padu. Konjungsi yang umumnya ditemukan dalam teks editorial antara lain: sesungguhnya, bahkan, malahan, melainkan, tetapi, namun, sedangkan, sementara itu, selain itu, disamping itu, dsb.

Konjungsi sebab-akibat (kausalitas) sering ditemukan pada teks editorial, seperti oleh karena itu, oleh sebab itu, sebab, karena, dsb.

3. Penggunaan Verba Mental

Verba mental merupakan kata kerja yang menyatakan reaksi dan pemikiran seseorang terhadap suatu kondisi atau tindakan. Kata kerja mental memproyeksikan pengalaman kita mengenai pemikiran, keinginan, perasaan, dan presepsi sehingga berhubungan dengan perasaan seseorang bukan perbuatan fisik.

Verba mental adalah verba yang menerangkan afeksi, kognisi, presepsi seseorang terhadap sesuatu. Oleh karena itu, pada verba mental terdapat kalimat pemicunya.

Cotoh verba mental:

  • Menerima
  • Menolak
  • Berpendapat

4. Penggunaan Verba Relasional

Verba relasional merupakan kata kerja yang menunjukan intensitas dan kepemilikan.Verba relasional digunakan untuk menghubungkan seba-akibat terjadinya sesuatu.

Verba relasional berperan sebagai predikat di dalam sebuah kalimat. Dalam kalimat yang menggunakan verba relasional, kehadiran pelengkap bersifat wajib hadir. Misalnya: Kebijakan tersebut berdampak pada pemulihan pembangunan infrastruktur.

Contoh verba relasional:

  • Menyebabkan
  • Berdampak
  • Bersifat

5. Penggunaan Verba Material

Verba material merupakan kata kerja yang menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa yang dapat dilihat secara nyata oleh partisipan. Verba material digunakan untuk memperkuat argumen penulis. Contoh verba material:

  • Menulis
  • Menyelenggarakan
  • Menangkap

6. Tidak Menggunakan Pronomina Saya

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa teks editorial mengungkapkan pendirian editor atau pimpinan surat kabar (majalah) tersebut mengenai beberapa pokok masalah. Oleh karena itu, pada teks editorial, tidak dicantumkan nama penulis.

Teks editorial berisi pendapat yang ditulis oleh redaksi dan dianggap sebagai pandangan penerbit/media sehingga tidak menggunakan pronomina persona saya.

7. Penggunaan Pronomina Penunjuk

Pronomina penunjuk merupakan kata ganti yang merujuk pada tempat, waktu, atau sebuah peristiwa. Contohnya, ini, itu, di sana, di sini, dsb.

  • Itu digunakan untuk mengacu pada tempat, waktu, yang agak jauh dan lampau, dan informasi yang sudah di sampaikan.
  • Ini digunakan untuk mengacu pada tempat, waktu, yang dekat dan pada masa yang akan datang, serta informasi yang akan disampaikan.

8. Penggunaan Kata-Kata Populer

Kata populer merupakan kata yang dikenal dan digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Kata populer digunakan dengan tujuan teks yang ditulis dapat mudah dipahami oleh masyarakat.

Selain itu, dengan menggunakan kata populer, pembaca lebih santai walalupun membaca teks yang penuh dengan fakta dan argumen kritis mengenai suatu permasalahan. Contoh kata-kata populer: cara, bagian, penghijauan, pencitraan, keuntungan, dsb.