Kain Tenun Dayak: Sejarah – Jenis dan Cara Merawatnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, kesenian, suku, ras dan lainnya. Kesenian yang terkenal di Indonesia yaitu membuat kain tradisional. Ada banyak jenis dari kain tradisional yang tersebar di Indonesia.

Di masyarakat dayak salah satunya, mereka memproduksi atau membuat kain tradisional yang bernama kain tenun dayak. Membuat kain tenun dayak ini tidak bisa sembarangan, harus ada beberapa syarat yang dipenuhi oleh para pengrajin.

Kain tenun dayak keberadaannya masih ada hingga pada saat ini, itu karena kain tenun dayak dilestarikan oleh masyarakat dayak agar tidak hilang dan punah. Pada materi kali ini kita akan membahas mengenai kain tenun dayak mulai dari makna hingga cara perawatan yang baik dan benar dari kain tenun dayak.

Apa itu Kain Tenun Dayak?

Kain Tenun Dayak

Kain tenun dayak merupakan salah satu kain tradisional warisan dari para leluhur yang mempunyai cita rasa artistik dan filosofi yang sangat tinggi. Kain ini kerap sekali digunakan sebagai busana yang mewah di dalam berbagai acara formal dan upacara kebesaran suku dayak.

Sejarah Kain Tenun Dayak

Kain tenun dayak merupakan warisan dari leluhur nenk moyang yang diturunkan dari generasi ke generasi selanjutnya. Di setiap motif dari kain tenun dayak memiliki sejarahnya sendiri sendiri dan berbeda satu dengan lainnya.

Biasanya pada jaman dahulu kain tenun dayak digunakan untuk acara adat seperti panen padi dan acara gawai. Namun, setelah mengalami perkembangan jaman kain tenun dayak digunakan sebagai busana yang mewah saat akan melaksanakan pesta atau acara adat lainnya.

Setelah setahun berladang, mereka akhirnya panen dan diadakanlah acara. Pada saat acara tersebut para kaum wanita dan pria menggunakan kain tenun dayak untuk dikenakan. Ada yang memodifikasi kain tersebut ada juga yang tidak.

Kain tenun dayak dibuat secara tradisional oleh masyarakat dayak, ada yang dikenakan, dijual dan dipajang di dalam rumahnya. Pada jaman dahulu motif dari kain tenun dayak ini yaitu motif manusia. Namun pada saat ini kebanyakan motif alam seperti tanaman dan hewan.

Motif alam menandakan kesejahteraan dan rezeki yang baik yang datang dari dewa untuk masyarakat dayak. Untuk membuat motif kain dayak tidak sembarangan, mereka harus mendapatkan mimpi terlebih dahulu. Mimpi bahwa mereka harus menenun motif seperti apa.

Jika tidak bermimpi terlebih dahulu tidak bisa bahkan kain yang ditenun bahkan tidak jadi. Selain itu, jika ada keluarga yang meninggal tidak boleh menenun, hal ini merupakan pantangan. Jika pantangan tersebut dilanggar, satu keluarga bisa jatuh sakit.

Untuk motif manusia pada kain tenun dayak masih dibuat atau diproduksi, namun sedikit dan hanya digunakan untuk acara adat. Pewarnaan dalam kain tenun dayak ini biasanya menggunakan warna yang lembut dan mereka menggunakan pewarna alami dari tanaman yang ada disekitarnya.

Namun, pada saat ini pewarnaan kain tenun dayak juga berubah dan menyesuaikan selera pasar yang banyak menyukai warna warna yang cerah. Untuk membuat kain tenun dayak diperlukan waktu sekitar 3 bulan, bahkan ada yang setahun.

Kain tenun dayak pada jaman modern ini masih ada dan tetap dilestarikan keberadaannya agar tidak punah. Karena kain tenun dayak merupakan salah satu kain tradisional dari Indonesia yang harus terus ada dari generasi ke generasi sebagai ciri khas dari bangsa Indonesia.

Fungsi Kain Tenun Dayak

  • Sebagai Perlengkapan Ritual
    Kain tenun dayak ini biasanya berfungsi sebagai perlengkapan ritual yang dilakukan oleh masyarakat dayak. Di dalam pembuatannya harus ada persyaratan yang dipenuhi para penenun dalam membuat kain tenun dayak ini.
  • Lambang Kesakralan
    Motif tenun tertentu pada kain tenun dayak memiliki lambang kesakralan ritual dan tokoh leluhur.
  • Menjadi Media untuk Berinteraksi dengan Roh Gaib
    Kain tenun dayak dipercaya memiliki kekuatan yang dapat membawa kebaikan dan juga keburukan bagi masyarakat. Keburukan tersebut yaitu dapat digunakan sebagai media untuk berinteraksi dengan roh orang yang sudah mati.
  • Penggambaran Legenda dan Kekuatan Tokoh Leluhur
    Motif kain tenun dayak biasanya banyak diambil dan terinspirasi dari tradisi bertutur seperti syair yanag sering dikenal dengan sebutan kana.
  • Pakaian Sehari-hari
    Biasanya kain tenun dayak juga digunakan untuk pakaian yang dikenakan sehari hari.

Jenis Kain Tenun Dayak

  • Kain Tenun Dayak Kebat

Kain ini merupakan khas dari suku dayak iban yang memiliki warna coklat dan untuk warna motif di dominasi oleh warna putih. Jenis tenunan dari motif ini termasuk yang paling sederhana.

Kain tenun kebat ini biasaya bermotif khas bunga, manusia dan naga. Dalam menyelesaikan kain kebet ini membutuhkan waktu satu bulan dalam menenun 2 lembar.

  • Kain Tenun Dayak Sidan

Kain tenun dayak jenis sidan ini pengerjaannya lebih rumit dan sulit jika dibandingkan jenis dari kain tenun dayak kebet. Kain jenis ini tidak bermotif bunga dan orang saja. Untuk warnanya bisa dipesan sesuai dengan permintaan.

Biasanya para pengrajin kain tenun jenis ini menyelesaikan satu lembar kain tenun dayak sidan dalam waktu satu bulan dengan ukuran yaitu 2 x 0,5 meter.

  • Kain Tenun Dayak Plin Slam

Kain tenun jenis plun slam ini merupakan kain tenun yang paling tua bagi masyarakat suku dayak iban. Tidak semua wanita muda pandai menenun kain tenun jenis ini dan hanya ibu ibu generasi tua yang mampu menenun kain jenis ini.

Motif dari kain tenun dayak plin slam jauh lebih rumit dan proses pengerjaannya jauh lebih lama. Biasanya kaum wanita yang sudah tua mengerjakan satu lembar kain dengan ukuran 2 x 0,5 meter di dalam waktu 1 tahun.

  • Kain Tenun Dayak Songket

Warna dan motif dari kain tenun dayak songket ini lebih bervariasi dibandingkan dengan jenis kain tenun dayak lainnya. Cara pengerjaan dari kain tenun dayak songket ini lebih rumit dibandingkan lainnya.

Motif dasar yang terdapat dalam kain tenun dayak songket ini bisa berupa naga, bunga, orang orang atau gabungan dari ketiganya. Seorang wanita suku dayak iban dapat menyelesaikan tenunan jenis ini dalam waktu 4 – 6 bulan dengan ukuran yaitu 2 x 0,5 meter.

Cara Merawat Kain Tenun Dayak

  • Kenali terlebih dahulu kadar pewarna yang terdapat pada kain tenun dayak. Untuk mengeceknya dapat dicelupkan ke air selama 2 – 3 menit.
  • Jika air berubah warna maka cara mencucinya menggunakan teknik dry cleaning agar warna dari kain tenun dayak tidak memudar.
  • Jika air tetap bening, berarti kain tenun dayak masih bisa dicuci dengan cara biasa.
  • Hindari mencuci menggunakan detergen yang mengandung bahan kimia.
  • Jangan menggunakan sikat dalam mencuci kain tenun dayak. Jika menggunakan sikat akan membuat benang menjadi kusut dan berantakan.
  • Pada saat menyetrika kain tenun dayak dengan cara melapisi menggunakan kertas atau kain tipis diatasnya. Hal tersebut dilakukan agar kain tenun tidak bersentuhan langsung dengan panas dari setrika yang dapat menyebabkan kain menjadi rusak.
  • Simpan kain tenun dayak dengan rapi di tempat yang bersih dan terhindar dari kutu pakaian dengan cara menggunakan kapur barus atau sejenisnya.
fbWhatsappTwitterLinkedIn