Daftar isi
Pada awal tahun 1800-an, penamaan dalam waktu geologi sudah mulai digunakan dengan membagi masa dalam empat periode geologi, yakni zaman Arkaikum, Paleozoikum, Mesozoikum, lalu yang terakhir Neozoikum.
Dalam zaman Neozoikum, berdasarkan penamaan lama terbagi lagi ke dalam dua periode, yakni zaman Tersier dan Kuarter. Setelah itu, karena ada perbedaan kondisi bumi, zaman Kuarter lalu menjadi dua bagian, kala Holosen dan Pleistosen.
Sebelum kala Pleistosen dimulai, terdapat kala Holosen yang dimulai sejak sekitar 11.700 tahun yang lalu dengan tanda utama sebagai dimulainya kondisi bumi yang lebih hangat serta perkembangan pengetahuan manusia. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai kala Holosen.
Menurut situs Geology Page, kata Holosen berasal dari bahasa Yunani, yakni ὅλος yang terdiri atas “holos” (keseluruhan) dan καινός atau dibaca kainos (baru) sehingga jika digabung memiliki arti sepenuhnya baru.
Penggunaan terminologi “Holocene” atau Holosen mulai diajukan sejak tahun 1867 dan secara formal disampaikan pada International Geological Congress di Bologna, Italia pada tahun 1885 yang kemudian secara resmi didukung oleh U.S. Commission on Stratigraphic Nomenclature pada 1969.
Dilansir dari situs Britannica, kala Holosen merupakan masa termuda dari dua masa yang ada pada zaman Kuarter dan menjadi interval terakhir dari waktu geologi yang terjadi sejak sekitar 11.700 tahun lalu berdasarkan sejarah bumi.
Sedangkan berdasarkan sumber lainnya, kala Holosen disebut juga dengan Age of Man karena meskipun perkembangan spesies manusia sudah dimulai jauh sebelumnya, tetapi pada masa ini manusia memiliki dampak yang sangat besar pada bumi.
Terdapat beberapa karakteristik khusus dari kala Holosen yang membedakannya dengan kala Pleistosen, di antaranya, yaitu:
Iklim yang ada pada kala Holosen sangat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup pada masa ini. Awal kala Holosen ditandai dengan berakhirnya zaman Paleolitikum ketika temperatur bumi mulai menghambat kembali setelah zaman es sehingga gletser mencair menjadi air laut.
Selama ratusan tahun selanjutnya, bumi mengalami periode dingin dan hangat dan dingin secara bergantian. Lalu sekitar tahun 1100 sampai 1300 M kondisi bumi terus menghangat signifikan dan dikenal sebagai periode hangat abad pertengahan.
Setelah itu, antara tahun 1550 dan 1850, bumi mengalami periode yang disebut zaman es kecil dengan temperatur yang rendah dan paling rendah setelah kala Holosen dimulai.
Akibatnya, sulit untuk bercocok tanam, bahkan beberapa wilayah di Eropa tidak dapat melakukannya sama sekali dan menyebabkan kelaparan serta kematian. Namun kemudian kondisi bumi kembali hangat sampai saat ini.
Pada kehidupan binatang dan tanaman pada kala Holosen, tidak dapat banyak perubahan karena waktu 12.000 tahun bukanlah periode yang begitu yang panjang dibandingkan zaman-zaman lain dalam sejarah bumi.
Akan tetapi, kondisi bumi yang terus menghangat menyebabkan sedikit perubahan pada hewan mamalia besar yang hidup dengan baik sejak zaman Kuarter. Mamut, badak berbulu, harimau bertaring besar, serta kungkang besar lambat laun menjadi punah karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan yang berubah.
Sedangkan pada kehidupan manusia, terdapat dampak besar dari kondisi bumi di kala Holosen ini. Manusia khususnya spesies homo sapiens dapat belajar tentang cara bercocok tanam dan memelihara binatang domestik untuk dikembangbiakan atau untuk diambil manfaatnya menjadi makanan.
Dengan pengetahuan tersebut, manusia dapat bertahan hidup dengan baik karena selain banyaknya sumber daya yang bisa dimanfaatkan, manusia juga tahu bagaimana cara memanfaatkannya.
Hal tersebut juga mempengaruhi bagaimana manusia tinggal, seperti ada yang mulai menetap semipermanen di dalam gua. Selain itu, terdapat pula penemuan beberapa alat perkakas yang dapat membantu manusia untuk bertahan hidup.
Demikianlah penjelasan mengenai pengertian, ciri-ciri, serta kehidupan pada kala Holosen. Kesimpulannya, kala Holosen merupakan salah satu masa dalam pembagian waktu geologi yang menunjukkan bagian dari zaman Kuarter sejak 11.700 tahun lalu dan dapat disebut juga dengan Age of Man.
Ciri-ciri kala Holosen beberapa di antaranya, seperti suhu bumi lebih hangat, lapisan es sebagian besar mencair dan menyebabkan naiknya permukaan air laut, terdapat periode glasial yang disebut zaman es kecil, tidak ada perubahan evolusi yang signifikan pada hewan dan tumbuhan, hewan besar kebanyakan punah, serta meningkatnya kecerdasan manusia.
Kehidupan pada kala Holosen dipengaruhi oleh kondisi iklim saat itu, tepatnya temperatur bumi yang cenderung menghangat menyebabkan beberapa hewan besar yang tidak mampu beradaptasi menjadi punah. Namun adanya periode glasial juga menyebabkan manusia sempat kelaparan dan banyak yang meninggal karena tidak dapat bercocok tanam.