Kalimat Tanya Retoris: Pengertian, Ciri, Fungsi, dan contoh

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Dalam percakapan sehari-hari acap kita mendengar sebuah pertanyaan yang sulit untuk mendapat jawaban. Atau sebuah pertanyaan yang tidak perlu untuk dijawab. Kepiawaian manusia dalam mengolah kata memang menjadi kelebihan tersendiri. Karena itulah ilmu bahasa tidak ada habisnya untuk terus dipelajari. Kiasan, sampiran, majas, kalimat retoris dan sebagainya seperti sebuah kalimat yang biasa. Namun, ketika dikaji dengan ilmu bahasa semua itu menjadi sangat menarik.

Banyak macam atau jenis kalimat dalam bahasa yang digunakan sehari-hari. Terkadang kita paham pada arti dari kalimat-kalimat maupun pertanyaan dari orang-orang yang berbicara dengan kita. Namun, jika kita ditanya dalam konteks ilmu bahasa dari kalimat-kalimat tersebut, sering tidak bisa kita menjelaskannya.

Untuk kalimat tanya terdapat beberapa jenis, yaitu:

  • Kalimat tanya biasa
  • Kalimat tanya tersamar
  • Kalimat tanya retoris
  • Kalimat tanya klarifikasi atau konfirmasi

Jenis-jenis kalimat tanya ini memiliki fungsi dan ciri-ciri berbeda. Hampir semua orang paham jika mendapat atau mendengar kalimat yang berupa pertanyaan. Baik paham akan maksudnya, maupun akan jawaban dari pertanyaan tersebut. Tetapi seperti yang sudah disampaikan di atas, apabila diteliti lebih dalam sesuai kajian ilmu bahasa, banyak yang masih bingung.

Oleh karena itu, pembahasan kali ini akan menjelaskan tentang salah satu jenis kalimat tanya. Yaitu kalimat tanya retoris. Sebenarnya apakah kalimat tanya retoris itu? 

Pengertian Kalimat Tanya Retoris

Kalimat tanya retoris adalah kalimat yang berupa pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban. Sejatinya, jawaban dari kalimat tanya retoris telah diketahui oleh orang yang bertanya itu sendiri. Kalimat tanya retoris sebenarnya suatu kalimat penegasan. Kalimat ini biasanya berupa pernyataan dengan tujuan sebagai sindiran atau introspeksi diri. 

Selain itu kalimat tanya retoris kadang juga diucapkan dengan tujuan memberi nasihat, dukungan, maupun pesan yang disampaikan dengan cara yang halus. Kalimat tanya retoris sering dipakai pada pidato, debat, atau khotbah. 

Ciri-Ciri Kalimat Tanya Retoris

Untuk membedakan kalimat tanya retoris dengan jenis kalimat tanya yang lain, maka kita harus mengetahui ciri-ciri dari kalimat tanya retoris terlebih dahulu. Berikut beberapa ciri kalimat tanya retoris:

  • Kalimatnya berbentuk sebagai pertanyaan atau pernyataan penegasan pada hal tertentu. Kalimat tanya retoris biasanya menekankan pada suatu hal secara khusus. Sehingga orang yang mendengar pertanyaan tersebut sudah mengerti dengan apa yang dimaksudkan oleh orang yang bertanya
  • Tidak memerlukan respon maupun jawaban. Kalimat tanya retoris tidak memerlukan respon maupun jawaban apa pun dari orang yang ditanya atau orang yang mendengarnya
  • Baik orang yang bertanya maupun yang ditanya telah mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut
  • Biasanya akan ditemukan dalam sebuah kalimat, sebab kalimat tanya retoris akan ditanyakan setelah adanya komentar

Fungsi Kalimat Tanya Retoris

Dalam pelajaran ilmu bahasa, setiap kata atau kalimat yang diucapkan tentu ada fungsinya. Fungsi dari kalimat tanya retoris adalah:

  • Untuk introspeksi diri. Sering kali kalimat tanya retoris adalah sebuah pertanyaan yang ditujukan bagi diri si penanya sendiri. Pertanyaannya pun tentang dirinya pribadi
  • Sebagai sindiran yang ditujukan pada seseorang
  • Untuk memberi nasihat, dukungan, maupun pesan terhadap orang tertentu yang disampaikan dengan cara yang halus
  • Dalam bidang literasi berfungsi sebagai kalimat persuasif
  • Kadang kala berfungsi sebagai kalimat basa-basi

Contoh Kalimat Tanya Retoris

Setelah mengetahui ciri-ciri dan fungsi kalimat tanya retoris, maka supaya lebih jelas, berikut adalah contohnya:

  • Apakah kamu bisa membiarkan dan mengabaikan ibumu sendiri?
  • Apa kamu pikir aku akan tega membiarkan anak itu terlantar?
  • Apakah koruptor itu harus dibiarkan saja tanpa dihukum?
  • Di mana hati nuranimu saat melihat kebiadaban seperti ini?
  • Apa kamu pikir kita akan hidup selamanya?
  • Apa kamu hanya akan terus bersantai-santai tanpa bekerja hingga usiamu tua?
  • Apakah kamu tidak punya hati sampai membentaknya dengan kasar?
  • Apa yang kamu harapkan dari pria seperti itu?
  • Di mana nuranimu saat saudaramu kesusahan?
  • Apa pantas kita mengkhianati keluarga kita sendiri?
  • Ke mana sebenarnya kamu yang aku kenal selama ini?
  • Bisakah kamu menuruti orang tuamu sekali saja?
  • Bagaimana kamu bisa sekasar itu pada anak kecil yang tidak berdosa?
  • Bagaimana mungkin aku menyelesaikan semua ini sendirian?
  • Bagaimana bisa kamu berbuat sekejam itu?
  • Mengapa kamu begitu sulit untuk dipahami?
  • Apa mungkin dosa-dosaku akan diampuni oleh Tuhan?
  • Apa bisa kita menjadi seorang yang beriman dan bertakwa?
  • Apakah kalian bisa merasakan bagaimana menderitanya rakyat kecil saat sulit seperti ini?
  • Untuk apa negara-negara itu harus saling berperang?
  • Apakah perang seperti ini adalah jalan ke luar yang paling baik?
  • Berapa jauh aku sudah memikirkan masalah ini?
  • Bukankah kamu sudah memahaminya sendiri?
  • Apakah kamu bisa merasakan bagaimana saat orang kecil menjerit kelaparan?
  • Apakah kamu tidak pernah diajarkan bagaimana caranya bersikap pada orang yang lebih tua?
  • Apa kamu tidak tahu sopan santun?
  • Bukankah seorang anak seharusnya berbakti kepada kedua orang tuanya?
  • Apakah orang yang berbuat keji itu harus dibiarkan saja?
  • Haruskah kita hidup terus dalam pandemi seperti ini?
  • Apakah kamu mengira orang bisa pandai tanpa belajar?

Kalimat tanya seperti pertanyaan-pertanyan di atas sering dijumpai dalam percakapan sehari-hari. Setelah mengetahui ciri-ciri dan contohnya, maka akan memudahkan mengetahui kalimat tanya retoris jika mendengarnya di kemudian hari. 

fbWhatsappTwitterLinkedIn