Kabupaten terluas di Jawa Timur ini dikenal dengan keindahan alamnya yang menawan. Ternyata di balik itu, Banyuwangi juga mempunyai ragam kekayaan seni dan budaya yang bahkan telah mendunia. Salah satunya tari Gandrung. Nah, kali ini kita akan membahas lebih rinci soal tarian khas Banyuwangi ini. Yuk simak penjelasan berikut ini.
Tari Gandrung merupakan tari tradisional yang dilakuakan secara berpasangan di mana penari wanita akan mengajak penonton laki-laki untuk menari bersama.
Para penari wanita menari menggunakan kipas. Kipas tersebut yang biasanya mengajak penonton ikut menari dengan cara disentuhkan.
Karakteristik Busana
Para penari Gandung mengenakan busana material bludru berwarna hitam yang terbuka pada pundak dan separuh punggung dengan ornamen berwarna kuning emas. Ada juga manik-manik yang terdapat pada leher sampai dada.
Sementara pada pinggang, terdapat ikat pinggang juga sembong dengan perpaduan kain warna-warni. Sedangkan masing-masing lengan diberi kelat. Tak ketinggalan selendang yang tersampir di bahu.
Untuk hiasan kepala, penari dipasangi omprok yakni hiasan berupa mahkota yang terbuat dari kulit kerbau dengan ornamen warna emas dan merah. Ditambah ornamen Antasena, tokoh pewayangan yang berkepala raksasa dan berbadan ular.
Pada mahkota tersebut juga terdapat ornamen berawarna perak dan bunga yang disebut cundhuk mentul. Ada beragam motif batik yang digunakan untuk busana tari Gandrung, Namun yang paling banyak digunakan yakni motif gajah iling dengan corak tumbuh-tumbuhan dan belalai gajah. Sejak 1930-an, para penari menggunakan kaus kaki putih. Jika dulu mereka membawa dua kipas, kini hanya satu buah.
Karakteristik Alat Musik
Beberapa alat musik yang digunakan untuk mengiringi tari Gandung Banyuwangi yakni kempul atau gong, kluncing atau traingel, biola, kendhang, dan kethuk. Beberapa ditambah saron, angklung, rebana, serta electon.
Salah satu elemen suara yang penting dari tari Gandrung yakni panjak yang memberi semangat dan efek lucu yang bisa membuat suasana lebih ceria.