Daftar isi
Setelah lulus dari sekolah menengah atas (SMA) atau sekolah menengah kejuruan (SMK), tidak jarang banyak yang memilih untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Ada beragam jurusan perguruan tinggi yang bisa dipilih di Indonesia.
Salah satu jurusan dengan peminat tertinggi di setiap tahunnya yakni jurusan farmasi. Sesuai namanya jurusan ini memang mempelajari ilmu obat-obatan yang erat kaitannya dengan ilmu kesehatan dan ilmu kimia.
Sedangkan di perguruan tinggi, jurusan farmasi sangat berhubungan dengan ilmu kedokteran dan ilmu kimia. Di dunia kerja nanti para lulusan farmasi memiliki tanggung jawab terhadap keamanan, penyediaan, peracikan, hingga pelayanan obat kepada pasien.
Lalu apa saja kelebihan dan kekurangan dari jurusan farmasi? Untuk menjawab pertanyaan tersebut simak penjelasannya di bawah ini!
Saat ini tenaga kesehatan di Indonesia banyak dibutuhkan, ini berarti kesempatan kerja sebagai lulusan farmasi juga diperlukan. Tidak heran jika para lulusan dari jurusan farmasi banyak dicari dan memperoleh pekerjaan dengan cepat.
Hampir setiap hari banyak pasien mencari obat untuk menyembuhkan penyakitnya. Di sinilah pekerjaan farmasi sangat dibutuhkan. Sebagian besar lulusan farmasi akan berkerja sebagai apoteker utama dan membuat obat resep yang berasal dari dokter.
Selain menjadi apoteker, para lulusan farmasi dapat bekerja di beberapa perusahan besar di Indonesia seperti:
Kelebihan lain dari jurusan farmasi yakni pendapatan dan gaji yang akan diperoleh saat bekerja nanti termasuk tinggi. Hal ini disebabkan karena jurusan farmasi termasuk jurusan berkelas dan tidak banyak yang dapat masuk ke jurusan ini dengan mudah.
Besarnya gaji yang diperoleh biasanya tergantung dari pengalaman dari masing-masing orang. Selain itu kemampuan para lulusan jurusan farmasi telah teruji terutama di dunia medis.
Biasanya untuk memperoleh gaji yang lebih tinggi lagi, para lulusan farmasi setidaknya harus memiliki sertifikat dan pengalaman yang banyak di bidang farmasi.
Bagi orang awam sebagian besar hanya mengetahui merk dagang suatu obat tanpa mengetahui kandungan zat di dalamnya. Bagi orang yang bekerja di dunia farmasi tentu saja mengetahui zat-zat apa saja yang terkandung dalam suatu obat dengan mudah.
Tidak hanya itu saja, jurusan farmasi juga mempelajari zat kimia sintesis yang memiliki manfaat sebagai obat, bahkan mempelajari juga hewan dan tumbuhan yang mengandung zat-zat penting bagi kesehatan tubuh manusia.
Selain memiliki kelebihan, jurusan farmasi ternyata juga mempunyai kekurangan, antara lain:
Jika pada umumnya lulusan S1 dapat dilakukan selama 4 tahun, namun tidak bagi jurusan farmasi. Hal ini berhubungan dengan kebijakan dari dinas kesehatan yang mengharapkan para jurusan farmasi siap untuk terjun langsung di masyarakat.
Untuk itu setelah lulus para lulusan farmasi tidak dapat langsung melamar ke sejumlah perusahan farmasi atau apotek. Mereka harus menyelesaikan program pendidikan lanjutan atau kuliah profesi yang bersifat wajib selama kurang lebih 2 tahun.
Jika sudah tahap berikutnya yakni mengikuti ujian untuk memperoleh sertifikat apoteker atau STR. Sertifikat inilah yang digunakan untuk melamar pekerjaan di perusahaan atau apotek.
Itulah mengapa jurusan farmasi membutuhkan waktu pendidikan yang cukup lama.
Orang sakit dan membutuhkan obat dapat terjadi kapan saja. Tidak heran jika sudah bekerja sebagai apoteker harus siap untuk lembur. Bahkan saat ini sudah banyak apotek 24 jam dan rumah sakit yang memperkerjakan lulusan farmasi dengan sistem kerja shift atau part time.
Meskipun begitu para lulusan farmasi dididik untuk dapat bersikap profesional demi melayani masyarakat.
Selama masa kuliah, praktikum merupakan hal wajib yang harus diikuti oleh semua mahasiswa jurusan farmasi. Melakukan berbagai eksperimen obat dan membuat laporan praktikum menjadi kegiatan penting selain mempelajari teori-teori.
Praktikum sendiri telah ada sejak semester pertama perkuliahan bahkan menjadi mata kuliah yang terus digunakan untuk melakukan penelitian tugas akhir. Sebab hampir sebagian besar tugas akhir mahasiswa jurusan farmasi berupa eksperimen yang dilakukan di laboratorium.
Beberapa universitas memasukkan jurusan farmasi ke dalam kluster kesehatan. Perlu diketahui klaster kesehatan mencangkup jurusan kedokteran, jurusan keperawatan, jurusan kesehatan masyarakat, jurusan dokter gigi, dan jurusan gizi.
Sudah tentu biaya yang dibutuhkan tidak sedikit mengingat jurusan farmasi tergolong jurusan terbaik karena memiliki fasilitas belajar yang mendukung hingga materi pembelajaran yang baik.
Memang semua pekerjaan memiliki resiko dan tanggung jawab tersendiri, tak terkecuali pekerjaan sebagai lulusan farmasi. Di sini para apoteker dihadapkan untuk mengambil keputusan besar untuk menentukan obat hingga membaca tulisan dokter yang berisi tentang resep obat yang sesuai dengan kadar dan ukuran.
Jika terjadi kesalahan sudah tentu resiko kesehatan hingga nyawa pasien menjadi tanggung jawab.