Daftar isi
Semua orang berhak untuk belajar dan melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang yang lebih tinggi, tak terkecuali murid-murid di Sekolah Menengah Atas khususnya kelas 12. Di Indonesia ada beragam perguruan tinggi yang dapat dipilih mulai dari perguruan tinggi negeri, swasta, hingga kedinasan.
Berbicara mengenai Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK) tidak sedikit yang tertarik untuk bergabung dengan perguruan tinggi ini. Banyak yang percaya jika perguruan tinggi kedinasan lebih menjanjikan dan berpeluang besar untuk mendapat pekerjaan.
Hal ini dikarenakan Perguruan Tinggi Kedinasan dikelola oleh pemerintah seperti kementerian, lembaga, ataupun suatu badan mandiri di luar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan namun tetap terhubung dan berada di bawah pengawasan.
Perguruan Tinggi Kedinasan juga dibedakan menjadi PTK Ikatan Dinas (PTK Ikadin) dan PTK non Ikatan Dinas. Tentu saja kedua PTK tersebut berbeda dari segi biaya pendidikan, tes masuk, serta pekerjaan yang akan diperoleh jika telah lulus nanti.
Namun pada kesempatan kali ini akan dibahas secara umum mengenai kelebihan dan kekurangan dari berkuliah di Perguruan Tinggi Kedinasan. Dan berikut beberapa kelebihan dan kekurangan kuliah di Perguruan Tinggi Kedinasan yang harus diketahui sebelum memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke PTK.
Jika kuliah di perguruan tinggi negeri atau swasta umumnya sebagian besar mahasiswanya diharuskan membayar setiap semesternya, namun ada juga mahasiswa yang memperoleh keringanan biaya dengan mendapatkan beasiswa.
Seperti yang diketahui, jika biaya kuliah baik di perguruan tinggi negeri atau swasta tidaklah murah. Biaya pendidikan yang mahal tidak berlaku di Perguruan Tinggi Kedinasan.
Bahkan ada beberapa Perguruan Tinggi Kedinasan yang membebaskan biaya pendidikan kepada seluruh mahasiswanya. Hal ini dikarenakan biaya pendidikan telah mendapat subsidi dari pemerintah.
Sudah jelas ini menjadi kelebihan yang dapat diperoleh jika kuliah di Perguruan Tinggi Kedinasan. Para mahasiswa tidak perlu pusing memikirkan biaya pendidikan dan hanya perlu belajar dengan giat untuk dapat lulus dengan nilai terbaik.
Kuliah di Perguruan Tinggi Kedinasan mengharuskan mahasiswanya untuk tinggal di dalam sebuah asrama. Segala perlengkapan asrama telah disediakan oleh pihak perguruan, mahasiswa hanya perlu membawa perlengkapan pribadi saja.
Tidak hanya itu, beberapa Perguruan Tinggi Kedinasan juga menyediakan fasilitas lainnya seperti makan tiga kali sehari, seragam, tas, hingga perlengkapan penunjang perkuliahan secara cuma-cuma. Ada juga PTK yang memberikan uang saku setiap bulan kepada mahasiswanya dengan besaran ratusan ribu hingga 1 juta rupiah.
Kelebihan lain kuliah di Perguruan Tinggi Kedinasan adalah dapat langsung bekerja jika telah lulus. Dengan kata lain, kuliah di Perguruan Tinggi Kedinasan telah terjamin masa depannya.
Jika para lulusan perguruan tinggi negeri atau swasta masih harus berjuang mencari pekerjaan, para lulusan Perguruan Tinggi Kedinasan hanya perlu menunggu penempatan kerja saja.
Bahkan para lulusan PTK khususnya yang kuliah di ikatan dinas, telah menjadi CPNS untuk kemudian diangkat menjadi PNS. Inilah yang menjadi alasan banyak orang mengapa tertarik kuliah di Perguruan Tinggi Kedinasan.
Kuliah di Perguruan Tinggi Kedinasan tidak hanya bertemu dengan teman satu daerah saja, namun juga dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Secara tidak langsung, kuliah di perguruan tinggi ini dapat menambah wawasan berbudaya dari daerah lain.
Tidak hanya itu saja, menjalin hubungan dengan orang-orang berbeda daerah tentu saja memperluas jaringan pertemanan. Jika sebelumnya hanya menjalin hubungan dengan teman satu daerah, setelah masuk Perguruan Tinggi Kedinasan ruang lingkup pertemanan menjadi semakin luas.
Hampir sebagian besar Perguruan Tinggi Kedinasan menerapkan sistem pendidikan semi-militer hingga militer, tergantung dari jenis PTK. Salah satu ciri utama dari Perguruan Tinggi Kedinasan yakni mewajibkan seluruh mahasiswanya untuk selalu mengenakan seragam tertentu saat mengikuti perkuliahan.
Tidak hanya itu saja, beberapa PTK juga mewajibkan mahasiswanya untuk selalu tepat waktu hingga tidak lupa untuk memperhatikan penampilannya. Secara tidak langsung kuliah di Perguruan Tinggi Kedinasan membuat seseorang menjadi semakin disiplin.
Selain kelebihan yang dimilikinya, ternyata terdapat juga kekurangan berkuliah di Perguruan Tinggi Kedinasan.
Berbeda dengan sistem pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta, kuliah di PTK hanya fokus pada satu bidang saja. Mungkin bagi beberapa orang ini dianggap baik sebab hanya fokus pada satu hal.
Lain halnya jika seseorang senang mengeksplor hal-hal baru atau orang tersebut termasuk pribadi yang mudah merasa bosan. Tentu kuliah di Perguruan Tinggi Kedinasan menjadi hal yang kurang menyenangkan.
Meskipun setiap PTK memiliki UKM atau organisasi kemahasiswaan tersendiri, namun tentu saja tidak akan sama dengan yang berada di PTN atau PTS.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hampir sebagian besar Perguruan Tinggi Kedinasan menerapkan sistem pendidikan semi militer hingga militer. Dan hal tersebut membuat semua mahasiswanya harus dapat disiplin dalam segala hal, termasuk pada jadwal kuliah.
Semua mahasiswa harus mengikuti semua peraturan yang ada. Tidak heran jika banyak mahasiswa yang tidak tahan dan memilih keluar karena peraturan yang ketat dan kurang adanya kebebasan.
Sebagai perguruan tinggi yang terikat langsung dengan suatu kedinasan atau instansi tertentu, sebagian besar lulusannya sudah dipastikan dapat langsung bekerja. Para lulusan tersebut diwajibkan untuk bekerja dalam kurun waktu tertentu berdasarkan perjanjian yang telah disepakati antara perguruan tinggi dengan mahasiswa.
Bagi yang berencana untuk menikmati kebebasan setelah lulus dari dunia pendidikan atau melanjutkan studi ke jenjang S2 sepertinya perlu berpikir ulang. Pasalnya ada beberapa PTK yang apabila mahasiswanya menolak untuk langsung bekerja, maka biaya kuliah gratis harus dikembalikan sesuai dengan lamanya waktu studi.
Perlu diketahui, untuk dapat menjadi mahasiswa di Perguruan Tinggi Kedinasan tidaklah mudah. Bisa jadi yang terpilih hanya 1 atau 2 orang dari setiap daerah di Indonesia.
Sudah tentu yang terpilih merupakan orang-orang pintar dan terbaik dari daerahnya. Bahkan ketika telah menjadi mahasiswa PTK, semua mahasiswa harus dituntut untuk dapat memperoleh indeks prestasi mahasiswa di atas batas minimal.
Persaingan tentu saja sangat terasa di perguruan tinggi ini. Dengan kata lain pintar saja tidak cukup, semua mahasiswa harus benar-benar pintar.
Umumnya jika terdapat mahasiswa yang memperoleh IPK di bawah batas minimal, mereka akan mendapatkan kebijakan tertentu mulai dari tidak naik tingkat hingga dikeluarkan dari pendidikan.
Berbeda dengan lulusan PTN atau PTS di mana para mahasiswanya bebas menentukan karir sesuai dengan lulusan jurusannya atau bahkan menyimpang dari dasar pendidikannya. Para lulusan PTK tidak dapat menentukan karir kerja seperti yang mereka inginkan.
Kebanyakan karir para lulusan PTK terbatas dan hanya bekerja di satu bidang saja atau sesuai dengan jenis perguruan tinggi kedinasannya.