Daftar isi
Tari Maengket merupakan salah satu tari tradisional suku Minahasa (Sulawesi Utara). Tari ini dipercaya telah ada semenjak masyarakat Minahasa mengenal akan pertanian. Tari maengket sendiri setiap gerakannya memberikan cerminan gerakan saat memanen hasil pertanian.
Gerakan yang dilakukan para penari tari maengket termasuk dalam gerak tari sederhana. Pada dasarnya tari maengket merupakan perpaduan dari beberapi seni, yaitu tari, musik dan nyanyi, serta sastra. Hal ini terlihat dari musik pengiring tarian tersebut.
Dengan adanya hal ini beberapa pengamat seni seringkali mengatakan bahwa tari maengket merupakan salah satu bentuk khas sendratari yang berpadu dengan opera.
Tari maengket secara bahasa berarti “ma” yaitu merupakan kata kerja dari turun naik serta “engket” yang berarti mengangkat tumit kaki dengan gerakan naik turun. Dahulu kala tari maengket akan dipertunjukkan oleh para nenek moyang suku Minahasa saat musim panen tiba.
Lain halnya dengan saat ini tari maengket lebih sering dipertunjukkan saat adanya upacara adat digelar. Jenis gerakan dalam tari Maengket sendiri dibagi menjadi tiga, seperti tari maengket makamheru, tari maengket rumamba atau marambak, dan tari maengket lelaya’an. Adapun keunikan dari tari maengket yaitu:
1. Gerakannya yang gemulai
Tari maengket merupakan salah satu tarian tradisional yang menampilkan gerakan gemulai dengan kaki berjinjit-jinjit. Tari yang dilakukan secara berpasangan ini tetap harus dibawakan dalam gerakan yang kompak dan seragam. Hanya satu penari yang berbeda pada tari maengket.
Penari tersebut berposisi sebagai kapel (pemimpin tarian). Seorang kapel tari maengket terlihat jelas dalam gerakan maupun busana yang dikenakan berbeda. Dalam tari maengket sendiri terdiri dari tiga babak penyajian, yaitu:
- Maowey Kamberu
Dalam babak ini penari memperlihatkan gerakan pengucapan rasa syukur akan hasil panen yang melimpah. Gerakan tariannya diawali dengan gerakan memohon dan dilanjutkan dengan membentuk gerakan mapulus/ gotong royong.
Ciri khas dari gerakan maowey kamberu adalah penari laki-laki membentuk pola setengah lingkaran. Sedangkan, penari perempuan mengikuti gerakan penari laki-laki dengan membentuk pola yang sama dan menghadap penari laki-laki.
- Marambak
Gerakan marambak merupakan gerakan yang megusung gotong royong. Pada geraka ini penari akan memperlihatkan gerakan membangun rumah yang berasal dari material yang kokoh dan kayu yang berkualitas. Formasi penari saat melakukan gerakan ini yaitu membentuk lingkaran. Selain itu, penari akan memegang pundak penari yang ada di depannya.
- Lalaya’an
Berdasarkan kepercayaan masyarakat Minahasa, gerakan lalaya’an merupakan gerakan yang menggambarkan pemuda yang sedang mencari jodoh. Pada babak ini dulunya sering disebut sebagai babak tarian sosial kaum muda.
Para penari pada babak ini akan dibagi menjadi dua kelompok barisan. Dimana setiap penari akan membentuk formasi lingkaran. Pada beberapa gerakan juga para penari laki-laki dan perempuan akan saling berhadapan.
2. Jumlah Penari yang cukup banyak
Jumlah penari tari maengket pada setiap pertunjukkan termasuk dalam kategori tarian yang dibawakan oleh jumlah penari yang cukup banyak. Para penari ini akan berpakaian dengan busana khasnya dan dilengkapi dengan properti serta diiringi oleh musik.
3. Busana dengan pakaian adat
Busana yang dikenakan oleh para penari tari maengket adalah pakaian adat dengan kebaya dan rambut digelung untuk penari perempuan. Sedangkan untuk penari laki-laki mengenakan baju panjang dan celana panjang. Penari laki-laki juga biasanya akan dilengkapi dengan mengenakan properti topi khas Sulawesi Utara.
Pemimpin tari maengket biasanya mengenakan baju sewarna dengan penari perempuan ataupu corak dan warna yang berbeda untuk membedakan dengan penari. Keunikan lain dari para penari serta pemimpin tari maengket yaitu tidak mengenakan alas kaki selama mempertunjukkan tarian tersebut.
Properti lain yang tidak ketinggalan pada pementasan tari maengket adalah sapu tangan. Penari perempuan dan laki-laki akan membawa dan menggunakan sapu tangan dalam tari maengket.
4. Tata Rias yang natural
Tata rias pada penari maengket bukanlan suatu hal yang wajib. Dahulu kala tata rias ini malah ditiadakan, penari akan tampil natural. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman tata rias dikenakan oleh penari perempuan.
Tata rias yang dipilih pun tetap mengutamakan naturalisasi wajah para penari. Sedangkan, penari laki-laki tetap tidak dikenakan riasan.
5. Menggunakan alat Musik tambur
Alat musik yang mengiringi pementasan tari maengket adalah tambur. Pada beberapa pertunjukkan biasanya juga ada yang menambahkan iringan musik dengan alat musik kolintang dan tifa.
Tempo dari musiknya sendiri biasanya menyesuaikan lagu yang digunakan untuk mengiringi dan gerakan dari para penari.
Keunikan dari tarian ini adalah tidak adanya pola khusus pada tiap gerakannya. Sehingga penari cenderung bergerak seiring dengan alunan musik pengiringnya.
6. Lagu Pengiring berbahasa daerah
Lagu pengiring tari maengket tentunya tidak terlepas dari musik pengirinya. Pada syair lagu yang digunakan untuk mengiringi tari maengket adalah lagu dengan bahasa daerah yang beragam.
Hal ini disebabkan masyarakat daerah Minahasa berasal dari etnis yang berbeda-beda. Pencipta syair pengiring tari maengket adalah Samuel Assa, Jan Rumagit, dan Johanis Posumah.