Klausa Utama: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tentunya kita sudah tak asing dengan kalimat majemuk. Secara sederhana, kalimat majemuk dapat diartikan sebagai kalimat yang terdiri lebih dari satu klausa. Klausa yang ada di dalam kalimat majemuk salah satunya adalah klausa utama. Lalu, apa itu klausa utama dan bagaimana ciri-ciri dari klausa ini? Selengkapnya akan dibahas di bawah ini.

Pengertian Klausa Utama

Klausa merupakan unit yang terdiri atas subjek dan juga predikat. Objek, predikat yang dibarengi dengan objek ataupun lampiran dan informasi yang tidak disertai dari ketiganya ini. Klausa bukanlah kalimat sebab tidak disertai atau ditambah dengan elemen intonasi.

Klausa memiliki banyak jenis tergantung dari apa yang membaginya. Adapun klausa yang akan dibahas di sini adalah klausa utama yang memiliki pasangan dengan klausa bawahan. Klausa utama adalah klausa yang dapat berdiri sendiri dan isi dari klausa ini dapat dipahami oleh si pembaca. Sementara itu, klausa bawahan, tidak dapat berdiri sendiri dan isinya tidak dapat dipahami seperti klausa utama.

Klausa utama memiliki makna yang dapat dipahami oleh pembaca. Posisi klausa ini sebagai kalimat utama jika berada dalam kalimat yang majemuk. Sementara itu, klausa bawahan dalam kalimat majemuk hanya berfungsi sebagai pelengkap atau untuk memperpanjang kata dalam kalimat.

Klausa utama memiliki tempat yang lebih tinggi dibandingkan klausa bawahan dalam kalimat majemuk bertingkat. Meskipun begitu, kedua klausa ini dapat menempati posisi di awal maupun di akhir. Asalkan tidak mengurangi makna yang ingin disampaikan di dalamnya.

Setiap klausa paling tidak terdapat satu klausa utama. Namun, di lain situasi, terdapat klausa yang memiliki dua klausa utama. Hal ini dapat terjadi dalam kalimat majemuk. Dalam kalimat majemuk, dua klausa utama akan digabung dengan menggunakan konjungsi. Selain itu, klausa utama juga akan disandingkan dengan klausa bawahan.

Klausa utama dan klausa bawahan jelas merupakan dua hal yang berbeda. Klausa bawahan atau kerap disebut dengan subordinate clause merupakan klausa yang tidak dapat menyampaikan pemikiran secara lengkap.

Secara isi, klausa ini sama dengan klausa utama, yakni memiliki subjek dan predikat. Namun, pada klausa ini akan selalu dimulai atau diikuti dengan konjungsi bawahan atau kata ganti relatif. Klausa bawahan dinamakan pula dengan klausa tergantung sebab keberadaan klausa ini bergantung pada klausa utama.

Klausa utama dan klausa bawahan memiliki sejumlah perbedaan seperti pada klausa utama dapat mengekspresikan pemikiran secara lengkap. Sedangkan pada klausa bawahan tidak dapat mengekspresikan pemikiran yang lengkap.

Selain itu, klausa utama dapat berdiri sendiri atau artinya klausa ini tidak membutuhkan kata pelengkap namun kata pelengkap. Tanpa kata pelengkap klausa utama sudah dapat dipahami.

Kata pelengkap di sini tidak wajib ada dalam klausa utama. Namun, klausa ini dapat ditambahkan dengan kata pelengkap agar struktur kalimat semakin lengkap. Berbeda halnya dengan klausa bawahan yang sangat bergantung pada klausa utama.

Sebab, klausa ini tidak dapat mengekspresikan pemikiran lengkapnya sendiri. Maka dari itu, klausa ini dinamakan dengan klausa independen atau klausa yang tidak dapat berdiri sendiri.

Ciri-Ciri Klausa Utama

Klausa utama memiliki ciri-ciri tertentu. Adapun ciri-ciri dari klausa ini adalah sebagai berikut.

  1. Tidak terdapat nada akhir. Klausa utama tidak memiliki nada akhir. Namun, nada akhir tersebut dapat ditambahkan dalam klausa ini. Jika nada akhir ditambahkan maka klausa ini akan menjadi sebuah kalimat.
  2. Klausa utama merupakan bagian dari kalimat jamak. Kalimat jamak adalah kalimat yang terdiri lebih dari satu klausa. Klausa utama termasuk ke dalam kalimat jamak dan akan disandingkan dengan klausa bawahan sehingga akan semakin menambah baik suatu kalimat.
  3. Klausa utama memiliki predikat. Pada klausa utama terdapat predikat yang disandingkan dengan subjek. Keberadaan predikat ini membuat klausa utama lebih mudah dipahami meskipun belum ditambahkan dengan kata pelengkap
  4. Klausa utama dapat berdiri sendiri. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa klausa ini dapat berdiri sendiri atau otonom. Artinya, klausa ini tidak memerlukan klausa bawahan atau kata pelengkap untuk membuat pembaca paham makna yang terkandung di dalamnya. Meskipun begitu, klausa ini dapat disisipkan klausa bawahan dan kata pelengkap.

Contoh Klausa Utama

  1. Kucing menggigil kedinginan ketika hujan turun dengan deras. Pada kalimat ini, yang menjadi klausa utama adalah kucing menggigil kedinginan.
  2. Adik menangis saat ayah akan pergi. (kata adik menangis merupakan klausa utama).
  3. Saat hujan, ayah pergi ke kantor. (Ayah pergi ke kantor merupakan klausa utama. Jika biasanya klausa utama akan ditulis terlebih dahulu. Maka tidak dengan contoh ini. Pada contoh ini klausa utama diletakkan di akhir dan itu boleh-boleh saja.)
  4. Dia mencintai suaminya tetapi dia berselingkuh dengan lelaki lain.
  5. Selesai makan, adik pergi ke kamar untuk mengerjakan PR.
  6. Kami tidak dapat membantu kecuali jika ada bayarannya
  7. Ketika paman sedang mengemudi, mobilnya mengalami kecelakaan beruntun.
  8. Saya kehilangan emas dua karat.
  9. Saat pagi, ayam jantan berkokok
  10. Berjanjilah jika kamu tidak akan berkhianat.
  11. Rina menyukai susu rasa coklat.
  12. Saat virus meningkat, rumah sakit kewalahan menanganinya
  13. Ketika adik lahir, ibu menghembuskan nafas terakhir.
  14. Beta adalah anak pintar, hanya saja dia pemalas
  15. Ayah sedang melamun saat ibu pulang
  16. Pak Kosim merupakan tukang bangunan.
  17. Ketika kakak terjatuh, ibu ada di kamar mandi
  18. Mobil itu menghantam bahu jalan saat hujan turun dengan deras
  19. Motor itu rusak hebat karena tertimpa pohon
  20. Pak Boni di rawat di rumah sakit saat istrinya meninggal dunia.

Itulah sejumlah contoh dari klausa utama. Klausa utama mudah untuk dipahami sebab keberadaannya yang jelas dan selalu disandingkan dengan klausa bawahan jika dalam kalimat majemuk.

Dari contoh di atas dapat kita ketahui bahwa klausa utama keberadaannya selalu setelah atau sebelum konjungsi tergantung bagaimana penempatan klausa utama tersebut.

Jika klausa utama berada di depan, maka klausa ini terletak sebelum konjungsi. Sebaliknya, jika klausa ini di belakang, maka klausa ini sesudah konjungsi. Kata yang berada atau bersanding dengan konjungsi itulah yang dinamakan dengan klausa bawahan.

Kesimpulan Pembahasan

Klausa merupakan unit yang terdiri atas subjek dan juga predikat. Klausa utama adalah klausa yang dapat berdiri sendiri dan isi dari klausa ini dapat dipahami oleh si pembaca.

Sementara itu, klausa bawahan, tidak dapat berdiri sendiri dan isinya tidak dapat dipahami seperti klausa utama. Setiap klausa paling tidak terdapat satu klausa utama. Namun, di lain situasi, terdapat klausa yang memiliki dua klausa utama.

Klausa utama dan klausa bawahan jelas merupakan dua hal yang berbeda. Klausa bawahan atau kerap disebut dengan subordinate clause merupakan klausa yang tidak dapat menyampaikan pemikiran secara lengkap. Secara isi, klausa ini sama dengan klausa utama, yakni memiliki subjek dan predikat.

Namun, klausa utama dapat mengekspresikan pemikiran secara lengkap. Sedangkan pada klausa bawahan tidak dapat mengekspresikan pemikiran yang lengkap. Selain itu, klausa utama dapat berdiri sendiri atau artinya klausa ini tidak membutuhkan kata pelengkap namun kata pelengkap.

Itulah pembahasan mengenai klausa utama yang ternyata berbeda dengan klausa bawahan. Kedua klausa ini akan sering kita temui pada kalimat majemuk. Sebab, biasanya keduanya akan terus disandingkan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn