Berikut ini kita akan membahas mengenai korion.
Pengertian Korion
Pengertian Menurut KBBI
korion/ko·ri·on/ kata benda
Menurut istilah kedokteran, korion adalah selaput terluar pembungkus janin;
Menurut ilmu zoologi, korion adalah selaput luar embrio yang berfungsi sebagai selaput pelindung dan pencari makanan.
Pengertian Menurut Para Ahli
- Menurut Helen Farrer tahun 2001 dalam bukunya Maternity Care
Korion merupakan membrane eksternal berwarna putih (opaque) dan terbentuk dari vili-vili sel telur yang berhubungan dengan desidua kapsularis. Selaput ini melekat pada plasenta dan uterus. - Menurut Persis Mary Hamilton tahun 1995 dalam bukunya Dasar-dasar Keperawatan
Korion adalah membran kedua setelah amnion yang menempel dalam plasenta yang seluruhnya ditutupi vili-vili.
Pengertian Secara Umum
Korion adalah membran atau selaput pembungkus Janin atau fetus selain amnion. Korion berwarna putih pucat dan semua bagiannya ditutupi vili-vili.
Korion terbentuk pada masa perkembangan fetus sejak embrio, berasal dari tubuh fetus, terletak di luar tubuh fetus dan ketika fetus lahir tidak menjadi bagian tubuh fetus.
Fungsi Korion
Korion pada mamalia sebagai bagian dari plasenta memiliki dua fungsi yakni
- Sebagai pembawa bahan berupa gas masuk ke peredaran darah fetus dari induk
- sebagai barrier atau penghalang yang mencegah bercampurnya darah induk dan fetus sehingga dapat mencegah bakteri masuk ke dalam fetus.
Korion pada unggas bersama alantois memiliki dua fungsi yakni
- Sebagai tempat pertukaran gas
- Tempat air masuk ke peredaran darah embrio.
Struktur Korion
Korion terdapat pada mamalia dan unggas. Pada mamalia, fetus dibungkus oleh plasenta. Plasenta terdiri dari empat membran salah satunya adalah korion.
Korion ditutupi oleh tonjolan-tonjolan yang menyerupai jari-jari (vili). Diantara keempat membrane ekstra, korion merupakan lapisan yang terletak paling luar.
Korion tersusun atas dua lapisan, yakni lapisan luar yang terbentuk oleh trofoblas, dan lapisan dalam yang terbentuk oleh mesoderm somatik.
Pada unggas, korion menempel pada selaput kerabang telur. Korion mulai terbentuk pada hari ke 7 dan 8 masa inkubasi.
Proses Pengembangan Korion
Korion yang dilapisi oleh vili berkembang dalam tiga tahap, yakni tahap primer, sekunder, dan tersier.
Perkembangan korion tidak dapat terpisahkan dari amnion. Proses permebangannya dimulai setelah proses gastrulasi dan neurolasi dengan pembentukan lekukan somatopleura mesoderm dan ektoderm (bagian luar). Lekukan ini kemudian disebut sebagai amniotik folds.
Bagian dalam lapisan somatopleura berkembang menjadi amnion, sedangkan bagian lapisan luarnya menjadi korion.
Pada tahap primer vili korionik tidak memiliki pembuluh darah sehingga belum bisa melakukan pertakuan gas antara induk dan fetus.
Pada tahap kedua, sekunder, vili korionik berkembang menjadi lebih besar, dan membangun banyak cabang. Pada tahap ini dan mesoderm mulai tumbuh ke arah fetus.
Pada tahap tersier, vili korionik sudah tervaskularisasi karena pembuluh darah mulai tumbuh menjadi mesoderm, vili korionik pada tahap ini telah dilengkapi oleh arteri umbilikalis dan vena (pembuluh darah janin).