Bahasa Indonesia

Majas Eufemisme : Pengertian, Ciri, dan Contohnya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pembahasan dan penggunaan majas sering kita dengarkan dalam unsur intrinsik dan esktrinsik cerpen, syair, puisi bebas, karmina dan lain sebagainya.

Selain itu, saat berkomunikasi dengan orang lain secara tidak sadar kita juga menggunakan majas. Majas dapat diartikan sebagai gaya bahasa atau gaya penulisan yang digunakan dalam karya tulis atau karya sastra.

Majas terdiri dari jenis majas dan contohnya, dan pada setiap jenis majas memiliki pengertian, ciri, dan contoh yang berbeda. Misalnya,majas hiperbola dalam puisi, majas metonimia, majas pleonasme dan repetisi, dan masih banyak lagi lainnya.

Berikut ini, kita akan membahas satu jenis majas pada kelompok majas perbandingan yaitu majas eufemisme.

Pengertian Majas Eufemisme

Majas perbandingan adalah suatu gaya bahasa yang digunakan untuk membandingkan suatu hal dengan hal yang lain. Majas eufemisme merupakan bagian dari kelompok majas perbandingan.

Majas ini secara tidak sadar sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.Majas eufemisme berasal dari kata majas dan eufemisme. Eufemisme berasal bahasa Yunani dari kata ‘euphemizein’ yang berarti ‘kata-kata yang baik’.

Sehingga, majas ini dapat diartikan yaitu sebuah gaya bahasa yang menggantikan ungkapan yang dirasa kasar menjadi ungkapan yang lebih halus dengan menggunakan kata-kata yang lebih baik dan sopan.

Majas ini biasanya kita gunakan dalam percakapan sehari-hari. Majas ini biasanya kita gunakan ketika kita berinteraksi dengan orang yang lebih tua atau orang yang lebih dihargai. Sehingga majas ini membuat suatu kalimat memiliki gaya bahasa yang lebih sopan.

Ciri-ciri dari Majas Eufemisme

Berikut ini beberapa ciri-ciri dari majas eufemisme yang dapat saya simpulkan yaitu :

  • Terdapat kata-kata yang memiliki makna yang halus dan sopan.
  • Memiliki gaya bahasa yang formal.
  • Memiliki tujuan untuk menghormati lawan bicara agar tidak merasa direndahkan.
  • Sering digunakan dalam kegiatan resmi ataupun dokumen resmi.
  • Memiliki makna atau ungkapan yang lebih halus.

Contoh Majas Eufemisme

Berikut ini saya akan memberikan beberapa contoh dari majas eufemisme, yaitu :

  1. Tidak ada yang menyangka gadis cantik yang menyampaikan pidato itu merupakan penyandang tuna rungu (tidak bisa mendengar).
  2. Sita sedang permisi sebentar ke belakang, kita tidak perlu menunggunya untuk memulai acara ini (kamar mandi).
  3. Jika saya pergi menghadap Tuhan terlebih dahulu, saya berharap kamu dapat menggantikan posisi saya (meninggal dunia).
  4. Banyak anak yang kurang mampu mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studinya (miskin).
  5. Setiap orang yang berlebih membantu terlaksananya acara tersebut (kaya).
  6. Mulai besok, rina akan dibebastugaskan dari posisinya sebagai sekretaris (dipecat).
  7. Adik sedang buang air kecil di rumah tetangga (pipis).
  8. Ia harus menjaga pola makan dan tidurnya agar anak yang berada di dalam rahimnya tidak tuna daksa (cacat fisik).
  9. Putri bekerja sebagai pramusaji di restoran yang baru dibuka hari ini (pelayan).
  10. Kami menemui banyak orang tidak sehat dan sedang berkeliaran di pinggir jalan (sakit jiwa).
  11. Ririn bekerja sebagai pramuniaga di mall terbesar di Jakarta (penjaga toko).
  12. Setiap orang yang melakukan tindakan kriminal akan berakhir dibalik jeruji besi (penjara).
  13. Rina tidak naik kelas karena dia kurang pintar di sekolahnya (bodoh).
  14. Tidak ada yang menyangka lelaki pintar itu merupakan seorang tuna netra (tidak bisa melihat).
  15. Sindi terpaksa bekerja menjadi tuna susila karena desakan kebutuhan keluarganya (pekerja seks komersial).

Demikian penjelasan singkat tentang pengertian, ciri-ciri dan contoh dari majas eufemisme. Semoga bermanfaat!