Pohon Aren atau dalam bahasa latinnya Arenga Pinnata atau Enau ini adalah pohon yang sering ditemukan di beberapa daerah di Indonesia. Pohon ini belum terancam punah, hanya saja dilindungi oleh Undang-Undang.
Pohon Aren sendiri berasal dari kawasan Asia Tropis, tersebar dari India Timur bagian barat dan juga Asia Tenggara seperti Indonesia, Filipina, Malaysia dan Laos. Pohon Aren termasuk jenis pohon palma terpenting setelah pohon kelapa, karena memiliki banyak manfaat dari akar hingga buahnya.
Pohon ini dapat tumbuh di mana saja, terutama di daerah yang memiliki iklim tropis. Lebih optimal lagi jika pohon aren ditanam di daerah bukit, lereng yang memiliki tingkat kelembaban yang tinggi. Dengan suhu yang baik yaitu sekitar 25°C.
Pohon ini tumbuh dan berkembang sangat besar, tingginya bisa mencapai 25 meter. Dengan diameter 65 cm. Apabila panen buah arennya, di butuhkan tali untuk mengikat buah aren lalu diturunkan dengan tali. Hal ini bertujuan agar ketika buah nya diolah tidak rusak.
Pohon Aren ini memiliki banyak manfaat seperti pohon kelapa. Mulai dari akar sampai dengan buahnya bisa dimanfaatkan dengan baik. Berikut ini manfaat pohon aren:
Akar pohon aren dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat tali pancing dan juga cambuk.
Batang pohon aren pun juga memiliki manfaat yaitu, sebagai papan untuk menyekat rumah dan untuk bahan bangunan.
Serat dari kayu pohon aren ternyata juga bisa dimanfaatkan untuk bahan makanan, yaitu untuk membuat sagu. Sagu adalah makanan pokok yang dikonsumsi manusia selain beras/nasi.
Lidi digunakan untuk membuat sapu lidi. Sedangkan ijuk digunakan sebagai alat untuk mengikat bambu agar tetap kokoh, membuat sapu dan sebagi penyaring air.
Pucuk daun dan daun memiliki kegunaan yang berbeda. Pucuk daun bisa digunakan sebagai alas/kertas rokok alami. Sedangkan daun pohon aren digunakan untuk membuat atap rumah masyarakat. Di beberapa daerah, atap rumah masih menggunakan daun pohon aren/daun pohon kelapa.
Buah aren yang sudah tua biasanya disukai oleh hewan. Sedangkan buah aren yang muda sering dibuat sebagai kolang-kaling. Kolang-kaling ini cocok jika dicampurkan dengan es buah atau kolak.
Buah aren yang sudah dipanen kemudian dipisahkan dari gagangnya. Hal ini bertujuan untuk memudahkan saat merebus buahnya. Proses merebus berguna untuk menghilangkan getah yang dapat menyebabkan gatal. Buah aren direbus kurang lebih 3 jam.
Setelah direbus, kemudian dikupas. Mengupasnya pun membutuhkan tehnkk, yaitu dengan melintasi dari garis buahnya agar buah tidak rusak/teriris. Kolang-kaling yang terjual biasanya sudah dipipihkan. Kolang-kaling ini memiliki tekstur yang lunak.
Nira yaitu cairan yang diperoleh dengan cara menyadap tandan di batang pohon aren. Tandan tersebut dipukul-pukul lalu dipotong dan ujungnya digantung dengan bambu sebagai wadah. Dengan begitu cairan yang disebut nira dapat keluar.
Nira yang mentah dapat digunakan sebagai obat pencahar dan bahan pembuatan roti agar roti bisa mengembang. Nira sendiri memiliki warna jernih namun agak keruh.
Nira yang sudah dipanen biasanya tidak dapat bertahan lama, harus langsung diolah menjadi gula cair. Gula cair lalu dicampur dengan getah nangka agar bisa dicetak menjadi bongkahan. Gula aren pun ada juga yang bubuk, caranya dengan mencampur gula cair tadi dengan minyak kelapa agar menjadi seperti serbuk atau sering disebut gula bubuk.
Selain gula, nira juga dapat diolah menjadi tuak atau minuman beralkohol. Fermentasi nira juga dapat dijadikan cuka.
Nira juga dapat digunakan sebagai energi alternatif seperti bioethanol dan bioavtur.