Kupu-kupu adalah salah satu makhluk hidup berjenis serangga tepatnya masuk ke dalam ordo Lepidoptera dan digolongkan sebagai subordo Rhopalocera. Jika kita berbicara tentang kupu-kupu pasti akan terbayang bentuk indah dari sayapnya dan kebiasaannya yang selalu hinggap di bunga.
Yap, kehidupan hewan serangga yang satu ini memang sangat erat hubungannya dengan tanaman berbunga. Hal ini mengingat bahwa kupu-kupu dengan tanaman berbunga memiliki hubungan simbiosis mutualisme atau hubungan yang saling menguntungkan.
Kupu-kupu berperan sebagai serangga penyerbuk untuk bunga tanaman dimana secara ekologisnya kupu-kupu akan menghinggapi nectar bunga untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
Kupu-kupu adalah serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Metamorfosis yaitu proses perkembangan secara biologis pada hewan yang bisa merubah penampilan dan struktur setelah penetasan. Dalam bahasa Yunani, metamorfosis yaitu perubahan bentuk.
Lantas apa sajakah tahap metamorfosis kupu-kupu? Berikut tahap-tahap metamorfosis dari kupu-kupu yang perlu diketahui:
Tahap atau fase metamorfosis pertama kupu-kupu yaitu telur. Secara umum, kupu-kupu yang berasal dari familia Papilionidae akan meletakkan telurnya secara perlahan yakni satu per satu atau secara bersusun pada tanaman inang. Sementara kupu-kupu betina akan meletakkan telurnya pada tangkai pohon, daun maupun bagian lain dari tanaman agar dapat dimanfaatkan sebagai makanan larva atau ulat.
Telur kupu-kupu mempunyai warna dan bentuk yang bermacam-macam dengan ukuran sekitar 1 hingga 2 mm. Untuk bentuknya sendiri itu ada yang berbentuk setengah bulat, bulat, oval dan juga spiral.
Nah pada setiap jenis kupu-kupu juga memiliki masa stadium yang berbeda-beda. Setelah itu, kupu-kupu betina akan menghasilkan jumlah telur yang beragam mulai dari jumlah yang sedikit hingga jumlah yang sangat banyak.
Terdapat beberapa jenis kupu-kupu biasanya akan meletakkan telur dengan jumlah yang sedikit berkisar 30 butir atau lebih. Bahkan ada juga jenis kupu-kupu lainnya yang meletakkan telur dalam jumlah yang banyak yakni berkisar 100 hingga 200 butir selama hidupnya. Perlu untuk kita ketahui bahwa jumlah telur kupu-kupu betina itu sangat menentukan kelestarian hidupnya.
Akan tetapi ada juga faktor lainnya yang bisa mempengaruhi kelestarian hewan yang satu ini. Misal, faktor yang berasal dari ancaman alami di mana kupu-kupu harus menghadapinya. Salah satunya adalah ancaman dari parasit atau pemangsa. Hal ini tentunya akan membuat kupu-kupu hanya dapat menghasilkan sedikit telur yang berhasil menetas sampai ke tahap selanjutnya yakni larva, pupa dan imago.
Setelah melalui proses telur, maka tahap metamorfosis selanjutnya yaitu larva atau kerap disebut dengan ulat. Pada tahap ini dimana larva akan mengalami fase makan yang aktif dan intensif dengan tujuan untuk dapat menunjang perkembangannya. Fase itu ditandai oleh pergantian kulit kupu-kupu yang dikenal dengan molting.
Fase pergantian kulit yang satu dengan selanjutnya disebut instar. Kemudian perbedaan warna dari setiap larva bertujuan sebagai strategi untuk menghindari pemangsa. Biasanya larva yang berwarna terang akan menarik perhatian sebagai tanda bahaya. Hal ini dikarenakan larva terang tersebut mengingatkan kepada pemangsa bahwa dirinya beracun.
Selain berwarna terang, terdapat pula larva yang mempunyai bulu atau duri yang berbeda pada permukaan tubuhnya. Dengan kata lain, mulai dari bentuk, warna, bulu hingga pakan setiap jenis larva juga berbeda. Umumnya, bentuk larva kupu-kupu yaitu silindris yang terdiri dari thorax, chepal dan abdomen. Terdapat pula mata dan alat mulut yang kuat pada chepal di fase larva kupu-kupu ini.
Alat mulut itu berfungsi untuk menggigit dan mengunyah. Pada bagian thoraxnya terdiri dari tiga pasang tungkai yang berukuran pendek dan empat pasang kaki semu atau prolegs. Kehidupan kupu-kupu di fase larva ini terbilang sangat praktis yakni hanya makan dan bertumbuh saja. Larva ini akan makan secara terus-menerus sepanjang harinya untuk mengumpulkan energi cadangan yang diletakkan pada stadium pupa.
Selain itu, fase larva ini juga sangat selektif dalam hal memilih makanan. Larva hanya akan makan berupa makanan yang berasal dari tumbuhan inang. Makanan tersebut telah dipilih oleh kupu-kupu betina pada saat meletakkan telurnya. Fase larva biasanya akan membutuhkan waktu sekitar 1 sampai 1,5 bulan.
Tahap metamorfosis selanjutnya yaitu pupa atau dikenal dengan fase kepompong. Fase pupa adalah fase istirahat setelah larva tumbuh sempurna dan berhenti makan. Selama kupu-kupu mengalami proses perubahan menjadi kupu-kupu dewasa, maka pupa ini akan dibungkus dalam sebuah krisalis dan tidak bergerak.
Pada fase ini, masing-masing dari larva sudah mempunyai kelenjar sutra yang nantinya dapat membantu mengaitkan pada batang, ranting maupun daun. Dalam lapisan krisalis yang terlihat diam dan istirahat tersebut nyatanya sedang terjadi proses perubahan besar yang nantinya membentuk kupu-kupu dewasa yang siap keluar dari kulit pupa.
Secara umum, morfologi dari pupa ini mempunyai warna hijau atau coklat sebagai tanda mekanisme pertahanan dirinya dari pemangsa. Selain itu, pupa akan menyerupai warna tumbuhannya untuk mempertahankan diri. Pada masa stadium pupa, kematian kupu-kupu juga sering terjadi. hal ini dikarenakan mudah terinfeksi oleh hewan parasite.
Proses kematian karena hewan parasit ini terjadi saat parasit tersebut menusuk tubuh pupa dan bertelur di dalamnya. Setelah itu, pupa akan mati ketika telur parasite berhasil menetas dan memakan tubunya. Untuk jangka waktunya, fase pupa membutuhkan sekitar 1 sampai 2 minggu.
Tahap terakhir dari metamorfosis kupu-kupu adalah menjadi kupu-kupu dimana tiba waktunya untuk larva keluar dari pupa. Setiap spesies kupu-kupu akan mempunyai warna dan sayap hingga bentuk antena yang berbeda-beda.
Biasanya kupu-kupu yang keluar dari pupa tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor biotik seperti kelembapan udara, suhu hudara dan juga cahaya matahari.
Umumnya kupu-kupu akan muncul tak lama setelah matahari terbit maupun pada siang hari. Kegiatan itu bertujuan agar membantu proses pengeringan sayap kupu-kupu sehingga bisa terbang dengan baik untuk mencari makanan.
Kupu-kupu yang keluar dari pupa ini diawali oleh spirakel ataupun ventilasi pada krisalis pupa. Udara yang masuk ke dalam tubuh pupa tersebut akan membuka cangkang pupa tepat berada di belakang kepalanya.
Setelah itu, kupu-kupu akan memaksa tubuhnya keluar dari krisalis pupa dan menetap dan tidak bergerak dalam beberapa menit lamanya saat proses memompa darah pada sayapnya. Di fase ini, larva sudah menjadi kupu-kupu yang memiliki sayap indah dan hidupnya lebih cenderung untuk kawin dan bertelur agar dapat mengembangkan spesiesnya.
Selain itu, kupu-kupu juga akan memakan nectar dari bunga agar tetap memperoleh energi dan tetap hidup. Akan tetapi masih ada beberapa spesies kupu-kupu lainnya yang tidak makan sepanjang hidupnya.
Secara umum, kupu-kupu dewasa hanya mampu bertahan hidup selama 1 sampai 2 minggu. Tidak hanya itu, ada juga beberapa spesies yang dapat berhibernasi selama musim dingin dan mampu bertahan hidup selama berbulan-bulan lamanya.