Metode Prototype: Pengertian, Kelebihan dan Kekurangan

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa itu Metode Prototype?

Metode prototype merupakan sebuah metode pengembangan dengan melakukan pengujian cara kerja suatu aplikasi baru. Prototype merupakan gambaran awal suatu sistem dan bagaimana hasil akhir yang diharapkan dari sistem itu. Biasanya metode ini melalui proses interaksi terus menerus hingga sistem bisa berfungsi dengan baik.

Sedangkan Metode Prototype menurut Pressman (2002:40) yaitu klien dan pengembang berkomunikasi langsung untuk menjelaskan obyektif perangkat lunak secara keseluruhan. Serta mengidentifikasikan kebutuhan dalam pengembangan
Mulai dari input, format output dan interface yang digunakan, sehingga bisa melakukan perancangan secara cepat. Setelah itu barulah dilakukan tahapan
pengujian serta evaluasi.

Metode prototype juga mampu menghindari kesalahpahaman dalam proses pengembangan sistem antara developer dan user. Karena seringkali user tidak mampu menjelaskan dengan baik gambaran besar sistem yang ingin dibuatnya. Dengan metode ini user bisa berdiskusi langsung perihal sistem dan untuk menyatukan persepsi dengan tim developer.

Hal ini sesuai dengan tujuan metode prototype yang ingin mengembangkan suatu model hingga menjadi sistem yang final. Dengan metode ini, sistem dapat dikembangkan lebih efisien, cepat dan biaya yang tidak terlalu mahal.

Metode Prototype
Metode Prototype

Seperti gambar di atas, metode prototype memiliki tiga siklus seperti berikut:

  • Listen to Customer

Tahap ini adalah identifikasi keperluan user, hal ini harus dilakukan agar developer mendapatkan informasi mengenai keinginan ataupun masalah yang dihadapi user. Informasi data yang didapatkan, bisa menjadi acuan dalam mencari solusi serta pengembangan untuk tahap berikutnya.

  • Build and Revise Mock Up

Saat kebutuhan untuk membuat sistem terkumpul, proses selanjutnya adalah membuat rancangan prototype sesuai kebutuhan user, dengan melalui
tahapan sebagai berikut:

  1. Perancangan untuk alur proses di dalam sistem, mulai dari, input, output yang sudah diusulkan oleh klien.
  2. Perancangan Unified Modelling Language atau yang disingkat UMl, perancangan ini bertujuan mengidentifikasikan sistem apa saja yang dibutuhkan serta bagaimana merealisasikannya.
  3. Perancangan Interface atau tampilan antarmuka serta beragam fitur yang diperlukan klien.
  • Customer Test Drives Mock-up

Tahapan ini bertujuan untuk melakukan pengujian prototype sistem dan melakukan evaluasi bahwa prototype sistem telah dibuat sesuai dengan harapan user. Jika hasil dari pengujian prototype masih tidak memenuhi kebutuhan keperluan user, maka pengembang harus memperbaiki kembali prototypenya. Hingga prototype bisa direalisasikan menjadi sistem final yang sesuai keinginan user.

Tahapan Pembuatan Metode Prototype

Saat membuat sebuah prototype ada beberapa tahapan sebagai landasan dasarnya. Berikut 6 tahapan yang dibutuhkan dalam membuat mode prototype.

1. Tahap Menganalisis Kebutuhan

Tahapan pertama dalam pembuatan model prototype adalah menganalisis kebutuhan. Pada tahapan ini, semua keperluan sistem akan dijabarkan secara detail sehingga tim developer dan klien harus bertemu langsung untuk membahas sistem secara mendetail. Tim developer juga lebih paham sistem yang diperlukan oleh kliennya.

2.Tahap Desain Sementara

Tahap kedua yaitu membuat desain sementara untuk memberikan gambaran singkat mengenai sistem yang akan dikembangkan. Desain ini dibuat sesuai dengan hasil diskusi pada tahap pertama.

3. Tahap Membuat Prototype

Saat desain sementara sudah disetujui, langkah berikutnya yaitu membangun prototipe yang sesungguhnya. Prototype inilah yang akan dijadikan acuan tim programmer dalam pembuatan sistem ataupun program.

4. Tahap Evaluasi

Tahap keempat adalah evaluasi pengguna, pada tahapan ini, keseluruhan sistem akan dijelaskan menggunakan prototype. Model prototype inilah yang dipresentasikan kepada klien yang kemudian akan di evaluasi. Kritik dan saran klien setelah melihat prototype sistem akan menjadi masukan untuk tim developer.

5. Tahap Revisi Prototype

Pada tahapan ini, saat klien tidak merasa perlu adanya revisi prototype saat presentasi. Tim dapat melanjutkan tahapan 6, tapi saat klien merasa perlu adanya perbaikan sistem, tahapan 4 dan 5 akan dilakukan terus berulang hingga klien setuju dan sistem bisa segera dikembangkan.

6. Tahap Implementasi dan Perawatan

Tahap keenam merupakan tahap terakhir dari metode prototype, sehingga tim programmer akan membuat sistem berdasarkan tahap terakhir. Setelah itu akan dilakukan pengujian pada sistem untuk selanjutnya diberikan kepada klien. Saat sistem telah selesai, maka langkah selanjutnya adalah tahap pemeliharaan, sehingga sistem terus bekerja tanpa masalah.

Kelebihan Metode Prototype

Setiap metode tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya begitu juga dengan metode prototype. Berikut kelebihan metode prototype :

  1. Menghemat waktu, biaya menjadi tidak terlalu mahal dan pengembangan sistem jadi lebih efisiensi.
  2. Tim developer bisa memahami kebutuhan klien sehingga memudahkan pengembangan sistem.
  3. Klien merasa puas karena bisa mengetahui garis besar sistem yang akan dibuat.
  4. memaparkan kebutuhannya sehingga pembuatan sistem jadi lebih mudah.
  5. Memudahkan klien menyiapkan perangkat lunak untuk sistem yang sedang dibuat.

Kekurangan Metode Prototype

Tidak hanya meiliki beragam kelebihan, metode prototype juga memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:

  1. Metode prototype bisa membuang banyak waktu saat klien merasa tidak puas pada tahap pertama.
  2. Klien bisa menambah requirement pada sistem, yang membuat kompleksitas pengembangan sistem bertambah.
  3. Pengerjaan sistem dapat terlambat kalau komunikasi tim developer dan klien tidak baik.
fbWhatsappTwitterLinkedIn