TI

Metode Prototype: Pengertian dan Tahapannya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Dalam pengembangan sistem informasi maupun perangkat lunak (software), penerapan suatu metode memiliki arti yang cukup penting dan bisa memengaruhi keberhasilan dari sistem informasi atau perangkat lunak yang dikembangkan tersebut.

Salah satu metode yang banyak digunakan dan menjadi sebuah paradigma baru dalam dunia pembuatan dan pengembangan software adalah metode prototype. Lantas, apakah yang dimaksud dengan metode prototype?

Berikut ini akan dibahas beberapa aspek mengenai metode prototype yang meliputi pengertian atau definisinya, tahapan, serta kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan metode ini.

Pengertian Metode Prototype

Prototype atau prototipe dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI didefinisikan sebagai model yang mula-mula atau model asli yang menjadi contoh. Sebagaimana namanya, metode prototype atau yang juga dikenal dengan prototyping merupakan metode pengembangan sistem atau perangkat lunak dengan menggunakan prototype untuk menggambarkan sistemnya.

Prototype tersebut kemudian akan dipresentasikan kepada klien sehingga klien atau pemilik sistem memiliki gambaran jelas mengenai bagaimana sistem akan dibangun oleh pengembang atau developer. Dengan adanya prototype tersebut, klien bisa berdiskusi langsung dengan tim developer, memberikan masukan dan kritikan, serta menyamakan persepsi atau pemahaman akan sistem yang akan dibangun, agar software atau sistem yang dihasilkan akan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan klien tersebut.

Tahapan dalam Metode Prototype

Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam penerapan metode prototype. Berikut adalah tahapan-tahapan yang dimaksud:

  1. Requirements Gathering and Analysis (Analisis Kebutuhan)
    Tahapan pertama dari metode prototype adalah melakukan pengumpulan dan analisis kebutuhan. Dalam tahap ini, klien dan tim developer akan bertemu dan bersama-sama mendefinisikan format sistem atau software dengan rinci. Selain itu, mereka juga akan mendiskusikan mengenai detail sistem yang diinginkan dan juga mengidentifikasi kebutuhan dan sistem yang akan dibuat.

  2. Quick Design (Desain cepat)
    Tahap selanjutnya adalah membuat desain sederhana berdasarkan apa yang telah disdiskusikan pada tahap sebelumnya. Desain cepat ini diharapkan bisa memberi gambaran singkat mengenai sistem yang akan dibuat.

  3. Build Prototype (Bangun Prototipe)
    Setelah quick design telah disetujui dan sesuai dengan keinginan dan kebutuha klien, maka langkah selanjutnya adalah menyusun prototype yang sesungguhnya yang nantinya prototype tersebut akan digunakan sebagai referensi untuk membangun sistem atau membuat software.

  4. User Evaluation (Evaluasi Pengguna Awal)
    Prototype tersebut kemudian akan dipresentasikan kepada klien untuk kemudian diberikan komentar atau masukan terhadap prototype sistem yang telah dibuat.

  5. Refining Prototype (Memperbaiki Prototipe)
    Tahap berikutnya, apabila ada saran atau masukan dari klien setelah presentasi prototype, maka prototype perlu diperbaiki terlebih dahulu. Setelah itu, developer perlu mempresentasikan kembali prototype yang telah diperbaiki sampai klien merasa puas atau setuju. Setelah klien setuju, maka tahapan selanjutnya bisa dilakukan.

  6. Implement Product and Maintain (Implentasi dan Pemeliharaan)
    Tahap akhir dari prototyping adalah mulai membuat sistem atau software sesuai dengan prototype yang telah dibuat sebelumnya. Dalam tahapan ini ada beberapa hal yang dilakukan, diantaranya adalah sebagai berikut:
    a. Mengkodekan sistem
    b. Menguji sistem yang sudah dibuat
    c. Menyerahkan sistem kepada klien untuk dilakukan evaluasi
    d. Melakukan perbaikan dan pengembangan bila diperlukan
    e. Pemeliharaan agar sistem berjalan lancar tanpa kendala.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Prototype

Setiap metode tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, begitupun dengan metode prototype. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari penggunaan metode prototype dalam pengembangan sistem atau software.

Kelebihan Metode Prototype

Diantara kelebihan dari metode prototype adalah sebagai berikut:

  • Lebih menghemat waktu dan biaya dalam pengembangan sistem
  • Penentuan kebutuhan klien lebih mudah direalisasikan
  • Memungkinkan bagi klien untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan sistem. Dengan demikian hasil akhir dari perangkat lunak atau sistem yang dikembangkan akan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan klien.
  • Ketelibatan klien sejak awal akan membantu untuk meminimalisir kesalahan dari awal proses pengembangan.
  • Komunikasi antara klien dengan tim pengembang atau developer dapat berjalan dengan baik.
  • Memudahkan pengembang dalam menentukan kebutuhan kliennya.
  • Adanya kepuasan bagi klien karena memiliki gambaran dari sistem yang dikembangkan.

Kekurangan Metode Prototype

Adapun kekurangan dari metode prototype adalah sebagai berikut:

  • Adakalanya klien terus menerus meminta perbaikan atau penambahan requirement pada sistem, sehingga akan menghabiskan banyak waktu untuk perbaikan dan menambah kompleksitas pembuatan sistem.
  • Pada umumnya metode prototype kurang fleksibel ketika berhadapan dengan perubahan
  • Adakalanya metode ini “memaksa” pengembang membuat kompromi dengan menggunakan sistem yang tidak relevan dan alogaritma yang kurang efisien.

Kesimpulan Pembahasan

Salah satu metode yang digunakan dalam pengembangan sistem atau pembuatan software adalah metode prototype atau yang juga disebut dengan prototyping. Metode prototype merupakan metode pengembangan sistem dengan menggunakan prototype untuk menggambarkan sistem yang akan dikembangkan.

Dengan metode prototype, klien akan diberikan gambaran mengenai sistem yang akan dikembangkan sehingga klien bisa terlibat sejak awal pengembangan program sehingga bisa meminimalisir kesalahan serta bisa memudakan developer dalam menghasilkan sistem sebagaimana yang diinginakan dan dibutuhkan oleh klien.

Metode prototype sendiri memiliki sejumlah tahapan-tahapan yang perlu dilakukan. Tahapan tersebut diawali dengan mengumpulkan dan menganalisis kebutuhan, pembuatan desain singkat, mulai membangun prototipe, tahap evaluasi dan perbaikan, serta implementasi dan pemeliharaan.

Sebagaimana metode-metode pengembangan sistem lainnya, metode prototype juga memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangannya tersendiri yang perlu dijadikan bahan pertimbangan bagi developer yang hendak menggunakan metode ini untuk pengembangan sistem dan software.