Pengertian Model Komunikasi Linear
Menurut Claude Shannon, yang merupakan seorang profesor di Massachusetts Institute of Technology dan juga merupakan seorang ilmuwan Bell Laboratories dan bersama dengan Warren Weaver yang merupakan seorang konsultan dalam proyek Sloan Foundation.
Pada tahun 1949 mereka mendefinisi model komunikasi linear atau linear communication model sebagai serangkaian komunikasi dengan proses linear. Ketertarikan Shannon dan Warren terhadap teknologi radio dan telepon menyebabkan terjadinya pengembangan penjabaran model penyampaian informasi melalui channel atau saluran.
Model komunikasi linear merupakan proses penyampaian informasi oleh pengirim dan penerimaan informasi oleh pendengar sebagai penerima. Dalam proses ini tidak terjadi dialog karena model komunikasi linear bersifat satu arah.
Sehingga model komunikasi linear dalam artian lain dapat dipahami sebagai model yang kurang dalam menampung kontribusi-kontribusi partisipan untuk dialog interaksi dalam proses komunikasi, yakni penyampaian dan penerimaan informasi.
Model komunikasi linear memiliki pesan untuk disampaikan dari suatu sumber melalui saluran untuk diterima oleh pendengar atau penerima. Pesan yang harus disampaikan dapat berupa narasi, pidato, pendapat, opini, tindakan, ataupun gerak-gerik dalam berinteraksi.
Model komunikasi linear memiliki beberapa elemen kunci dan jenis-jenis gangguan. Elemen kunci dalam model ini yaitu source (sumber), message (pesan), dan receiver (penerima). Jenis-jenis gangguan dalam model ini yaitu gangguan fisiologis, gangguan fisik, gangguan semantik, dan gangguan psikologis.
Komponen Model Komunikasi Linear
Menurut Arni Muhammad terdapat beberapa komponen dasar dalam komunikasi, yakni:
- Pengirim pesan, merupakan orang yang menyampaikan pesan, dapat berupa gagasan, narasi, pendapat, ataupun hal persuasif lainnya.
- Pesan, merupakan informasi yang akan disampaikan kepada pendengar atau penerima, dapat secara lisan maupun non-lisan.
- Saluran, merupakan media yang menghubungkan pesan dari pengirim kepada penerima.
- Penerima, merupakan orang ataupun pendengar sebagai penerima pesan untuk kemudian melakukan analisis dan interpretasi personal terhadap pesan yang diterima.
- Feedback, merupakan tanggapan penerima terhadap pesan yang telah disampaikan oleh pengirim.
Menurut Nurani Soyomukti terdapat beberapa komponen dalam model komunikasi linear, yakni:
- Pengirim pesan, merupakan komunikator yang memulai proses komunikasi.
- Penerima pesan, merupakan komunikan yang menerima pesan dari proses komunikasi.
- Pesan, merupakan segala sesuatu yang disampaikan komunikator kepada komunikan untuk menciptakan komunikasi.
- Media dan saluran komunikasi,merupakan perantara agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.
- Efek komunikasi, merupakan pengaruh yang disebabkan oleh pesan yang disampaikan komunikator terhadap diri komunikan.
Menurut Shannon dan Weaver tahun 1948 terdapat enam komponen dalam model komunikasi linear, yaitu:
- Information source, merupakan orang yang membuat pesan, memilih media yang akan digunakan, dan mengirimkan pesan.
- Encoder/transmitter, seorang encoder dapat mengubah pesan ke dalam data biner.
- Channel, merupakan media yang digunakan oleh pengirim untuk mengirim pesan ke penerima.
- Decoder/transmitter, merupakan mesin yang digunakan untuk mengubah sinyal data menjadi ke bentuk pesan agar penerima pesan dapat menganalisis pesan yang disampaikan.
- Receiver/destination, merupakan orang yang menerima pesan atau tempat tujuan pesan.
- Noise, merupakan gangguan fisik, seperti manusia, lingkungan, dan lain-lain yang mengakibatkan pesan tidak tersampaikan dengan baik oleh penerima pesan.
Masalah Model Komunikasi Linear
Terdapat tiga masalah utama dalam model komunikasi linear, yakni:
- Masalah teknis, merupakan masalah yang disebabkan oleh media perantara atau channel.
- Masalah semantik, merupakan masalah akibat adanya perbedaan dalam menginterpretasikan pesan yang disampaikan dan diterima.
- Masalah efektivitas, merupakan tanggapan penerima terhadap pesan yang diterima.
Karakteristik Model Komunikasi Linear
Terdapat beberapa karakteristik dalam model komunikasi linear, yakni:
- Disebut sebagai linear karena komunikasi berjalan dengan satu arah
- Pesan dapat disampaikan secara berulang.
- Pengantar dan perantara pesan dapat melalui media cetak maupun media non-cetak.
- Penerima akan digeneralisasi dengan karakteristik yang sama.
- Terdapat batasan dalam berkomunikasi dengan penerima, misalnya tidak memiliki alat media.
- Bukan salah satu model yang paling efektif untuk mengajak penerima dan tindakan persuasif lainnya.
- Model komunikasi linear dapat diterapkan dalam semua bentuk komunikasi.
- Noise dapat membantu proses penyampaian komunikasi menjadi lebih efektif dan efisien.
- Penerima pesan dalam komunikasi model linear menjadi bagian yang pasif dalam proses komunikasi.
- Pengirim pesan dalam komunikasi model linear menjadi bagian yang aktif dalam proses komunikasi.
Manfaat Model Komunikasi Linear
Berikut merupakan beberapa manfaat dalam model komunikasi linear:
- Membantu dalam pengambilan keputusan dengan baik.
- Informasi dan pesan dapat dengan mudah dimengerti dan dipahami oleh orang lain.
- Mampu mempengaruhi pendengar sebagai penerima pesan dalam tindakan ataupun narasi persuasif.
- Perilaku individu dapat dikendalikan dan penyampaian pesan akan tersampaikan dengan efektif dan efisien.
- Dengan interaksi komunikasi dapat membuat orang-orang untuk saling mengenal dan memahami satu sama lain.
- Dapat menuangkan gagasan, ide, dan pendapat dengan bebas namun tetap dalam penggunaan bahasa yang baik dan sopan.
- Penyampaian informasi dapat meningkatkan seseorang untuk membangun motivasi dalam pengembangan kemampuan ataupun pemikiran.
Elemen Model Komunikasi Linear
Terdapat beberapa elemen yang harus diketahui dalam model komunikasi linear, yakni:
- Source, merupakan asal pesan disampaikan. Pesan berasal dari komunikator yang disampaikan kepada komunikan melalui media. Jika sumber pesan tidak ada maka tidak terjadi proses komunikasi.
- Message, merupakan bagian elemen komunikasi linear yang paling penting. Pesan disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Dalam model ini pesan bersifat satu arah tanpa terjadi timbal balik dari penerima pesan.
- Channel, merupakan elemen komunikasi yang akan menunjang tersampainya pesan kepada penerima dengan baik. Dalam komunikasi linear channel dapat melalui media elektronik seperti internet atau melalui media cetak seperti koran dan majalah.
- Receiver, merupakan tujuan pesan disampaikan. Penerima pesan menjadi orang yang dituju oleh para pengirim pesan atau komunikator. Receiver hanya menerima pesan dan informasi tanpa dapat memberikan respon balik.
- Effect, merupakan efek yang dihasilkan oleh komunikasi secara tidak langsung. Dalam model komunikasi linear penerima atau receiver tidak dapat memberikan tanggapan dan komunikasi bersifat satu arah sehingga efeknya tidak dirasakan secara langsung.
Hambatan Model Komunikasi Linear
Terdapat empat hambatan yang ada dalam model komunikasi linear, sebagai berikut:
- Semantic Noise
Hambatan disebabkan oleh pemilihan dan penggunakan bahasa. Bahasa menjadi dangan penting dan berpengaruh terhadap jalannya proses komunikasi linear.
Seorang komunikator dituntut untuk memiliki kecakapan dalam penggunaan bahasa untuk menyampaikan pesan kepada komunikan dengan baik.
Bahasan yang digunakan harus bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat, sebagai penerima pesan. Komunikator harus pandai menggunakan bahasa di depan pendengar tertentu, penggunaan bahasa dapat disesuaikan dengan kelompok-kelompok tertentu.
- Physical Eksternal Noise
Hambatan atau gangguan ini disebabkan oleh pengaruh eksternal atau diluar penerima pesan. Gangguan tersebut seperti kondisi lingkungan fisik diluar proses komunikasi.
Selain itu terdapat gangguan yang disebabkan oleh fungsi saluran sebagai media perantara pesan. Kedua hal tersebut akan mengakibatkan terhambatnya serangkaian proses komunikasi linear.
- Psychological Noise
Gangguan atau hambatan yang disebabkan oleh prasangka terhadap pesan yang akan disampaikan. Gangguan psikologi ini menjadi hambatan dalam berjalannya proses komunikasi.
Akibat prasangka tersebut maka pesan yang ingin disampaikan menjadi tidak tersampaikan dengan baik kepada sasaran penerima pesan.
Gangguan psikologis dapat terjadi pada seorang komunikator maupun komunikan melalui kondisi kejiwaan yang akan berpengaruh terhadap keberlangsungan komunikasi.
- Physiological Noise
Gangguan atau hambatan ini terjadi akibat dari hal yang bersifat biologis. Gangguan fisiologi ini akan menghambat keberlangsungan komunikasi akibat komunikator sedang sakit, kelelahan, maupun kelaparan.
Kondisi tersebut akan menyebabkan komunikasi terhambat untuk menyampaikan pesan kepada komunikan akibat dari hal tersebut maka pesan tidak tersampaikan dengan baik.