Gempa bumi menjadi salah satu bencana alam yang sering terjadi di berbagai negara di dunia, terutama negara yang berada di lempeng tektonik aktif. Gempa bumi yang dahsyat bahkan juga bisa memicu tsunami dengan gelombang air besar yang diakibatkan oleh adanya gangguan di dasar laut yang bisa menyebar ke segala arah dengan kecepatan gelombang yang dapat mencapai 600–900 km/jam.
Bencana gelombang besar tsunami memang sangat menakutkan, betapa tidak akibat tsunami, puluhan ribu orang dan harta benda bisa menjadi korban jiwa. Bencana Tsunami terjadi akibat adanya gempa bisa juga karena meletusnya gunung merapi tengah laut yang bisa juga menyebabkan gelombang besar.
Dari seluruh negara yang ada, terdapat beberapa negara yang dianggap paling rawan terjadinya tsunami di dunia yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni letak geografis dan lempeng bumi yang rawan.
Tsunami bisa dikatakan menjadi bencana alam yang paling mematikan dengan bencana yang melibatkan ombak tinggi ini disebut sebagai bencana alam dengan tingkat kehancuran yang paling tinggi. Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang terdiri dari kata tsu yang berarti pelabuhan dan nami yang berarti gelombang. Sepanjang sejarah peradaban manusia, telah terjadi beberapa bencana tsunami yang paling besar dan paling mematikan di berbagai belahan dunia.
Penyebab terjadinya tsunami yang paling umum adalah gempa bumi bawah laut, terutama yang terjadi dalam zona penunjaman dengan kekuatan yang mencapai 7,0 skala magnitudo momen atau lebih. Secara geografis, hampir seluruh tsunami terjadi dalam kawasan Lingkaran Api Pasifik dan kawasan Palung Sumatra di Samudra Hindia, sebab mempengaruhi terjadinya gempa bumi lalu memicu terjadinya tsunami. Tsunami dapat terjadi akibat adanya pergerakan lempeng tektonik, pergerakan magma gunung berapi, perubahan suhu atau tekanan air, hingga karena terjadinya angin kencang.
Negara Jepang merupakan wilayah yang paling sering terjadi tsunami dimana hal tersebut lantaran Jepang berada dalam area cincin api pasific yang artinya Jepang memiliki sejumlah lempengan api di bawah permukaan bumi. Lempengan tektonik dalam cincin api itu sering terjadi tabrakan dan hal tersebut yang akan menimbulkan gempa.
Gempa yang sering terjadi di Jepang tersebut rata-rata mempunyai kekuatan 7 Skala Richter. Sehingga, hal itu menjadikan Jepang sebagai negara yang paling rawan tsunami. Jepang saat ini memiliki banyak sekali alat pendeteksi tsunami dan di setiap sekolah telah memasang alat deteksi tsunami tersebut. Para warga pun sudah diberikan pembekalan agar bisa menyelamatkan diri dengan berbagai latihan khusus bencana.
Indonesia adalah negara di Asia Tenggara yang juga terkenal dengan wilayahnya yang sering dilanda bencana alam gempa bumi dan tsunami karena Indonesia ada dalam pertemuan 4 lempeng tektonik dunia, yakni benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Pasific dan samudera Hindia.
Pada daerah selatan dan timur Indonesia ada serbuk vulkanik yang memanjang dari Sumatera, ke Jawa dan Nusa Tenggara sampai ke Sulawesi yang membuat Indonesia sering terjadi gempa. Bahkan Indonesia juga masuk dalam daftar negara paling rawan tsunami, dengan tak hanya pulau Jawa, namun sepanjang Sumatera sampai Papua masuk kedalam zona subduksi yang juga sangat rentan terjadi tsunami.
Kejadian yang paling diingat adalah bencana tsunami besar yang melanda Aceh pada 2004 karena gempa bumi bermagnitudo 9,3 dengan kerugian yang cukup besar. Bahkan baru-baru ini, peneliti dari ITB yang juga didukung pihak BMKG memperkirakan akan terjadi gempa bumi 9,1 magnitudo yang akan menyebabkan tsunami setinggi 20 meter di wilayah selatan Jawa.
Daerah yang paling terdampak yakni Jawa Barat, Jawa Timur dan Banten, namun para peneliti tidak bisa memastikan kapan tsunami tersebut akan terjadi. Tetapi yang jelas wilayah Jawa Selatan berpotensi mengalami tsunami dahsyat sebab terjadinya gempa megathrust 9,1.
Pantai Barat Amerika adalah kawasan yang paling sering dilanda dengan ancaman tsunami di Amerika Serikat dimana berdasarkan laporan dari Stacker, California, Oregon, dan Washington pernah mengalami ancaman tsunami yang berasal dari bagian negara Rusia dan Amerika Selatan. Salah satu faktor utama yang menyebabkan Amerika Serikat rawan terjadinya tsunami adalah posisinya yang berada di sepanjang beberapa jalur patahan utama.
Termasuk juga dalam Sesar San Andreas dan Sesar New Madrid dengan pantai Barat Amerika yang menjadi kawasan paling sering dengan ancaman tsunami. Garis patahan yang sangat aktif tersebut telah melewati sebagian besar bagian barat dari negara itu, sehingga menempatkan jutaan orang dalam keadaan berbahaya.
Sebuah celah besar di sepanjang dermaga muncul setelah gempa 6,7 SR mengguncang Kepulauan Yunani dan gelombang tsunami berukuran kecil dilaporkan sempat melanda pesisir Turki pasca gempa terjadi.
Negara Yunani berada pada keadaan geografis yang terhimpit dengan laut, gunung berapi, pulau, dan dasar laut yang pecah menjadikan Yunani berisiko tinggi untuk dilanda tsunami. Yunani juga pernah terkena tsunami yang disebabkan oleh gempa bumi yang kerap terjadi di wilayah Afrika Utara yang selalu terasa hingga ke pantai selatan Yunani.
Sama halnya seperti di Indonesia, Filipina juga rawan terhadap terjadinya gempa dan tsunami yang melanda negaranya. Gempa bumi di dasar lautan pernah menjadi penyebab utama tsunami di Filipina karena negara ini juga dikenal sebagai ‘Ring of Fire’ karena terdapat banyak gunung berapi yang aktif di hampir seluruh kepulauan, sehingga dapat menyebabkan tsunami berikutnya.
Wilayah Filipina menjadi rawan gempa karena dilalui oleh Cincin Api Pasifik sama seperti dengan Jepang dan Indonesia. Karena bencana alam yang sering melanda dan cukup parah dampaknya, banyak orang yang tinggal di Filipina mengambil berbagai langkah khusus bencana untuk memastikan keselamatan mereka dengan membangun struktur bangunan yang lebih kuat.