Daftar isi
Tubuh manusia dapat berfungsi secara optimal berkat keberadaan tiga jenis otot, yakni otot rangka, otot jantung, dan otot polos. Ketiganya adalah sumber dari sistem otot yang masing-masing masih terbagi lagi menjadi beberapa macam otot dan memiliki fungsi berbeda-beda namun saling melengkapi.
Jaringan otot manusia berfungsi mendukung tubuh untuk bergerak secara leluasa. Selain itu, tubuh dapat menghasilkan panas yang 85% dari panas tersebut berasal dari kontraksi jaringan otot sehingga fungsinya begitu vital untuk kelangsungan hidup manusia.
Selain itu, jaringan otot merupakan bagian dari tubuh manusia yang menstabilkan sendi, mengatur volume organ, dan mengatur postur tubuh. Kali ini salah satu jenis otot yang perlu dipahami baik dari segi jenis hingga ciri dan risiko gangguan adalah otot lurik.
Otot rangka merupakan istilah lain untuk menyebut otot lurik; dengan kata lain, keduanya adalah otot yang sama pada tubuh manusia. Karena tampilannya bermotif lurik, antara terang atau myosin dan gelap atau aktin, maka otot rangka juga disebut dengan otot lurik.
Otot lurik merupakan jenis otot yang menempel pada tulang dan gerakannya terjadi sesuai dengan kehendak tubuh manusia itu sendiri. Hal ini menjadi alasan mengapa otot yang berpola selang-seling ini jjuga dianggap sebagai otot motorik.
Otot lurik dibungkus oleh tiga lapisan yang membuatnya tidak mudah berubah bentuk maupun berubah fungsi, yakni antara lain :
Otot lurik terdiri dari ratusan sampai dengan ribuan serat otot sekaligus sel otot rangka yang memampukan tubuh untuk beraktivitas dan bergerak semakimal mungkin. Selain itu, pada otot ini terdapat pigmen mioglobin yang menyusun sekitar 80% pigmen daging serta warna merah dengan campuran warna ungu.
Otot lurik yang memiliki banyak inti sel ini terlihat dengan mudah pada otot bisep dan trisep karena ada pada bagian lengan atas. Dan walau memampukan tubuh manusia bekerja ekstra, otot ini tetap berisiko cepat lelah sehingga membutuhkan waktu istirahat yang cukup agar tidak mengalami gangguan.
Otot lurik pada tubuh manusia terbagi menjadi tiga macam, yakni otot lurik, otot polos, dan otot jantung dengan keterangan lebih jelas sebagai berikut.
Otot lurik merupakan otot pada tubuh manusia yang membantu tubuh agar bergerak fleksibel dan beraktivitas normal. Fungsi lainnya adalah sebagai pengontrol gerakan tubuh untuk bisa meregang namun juga bisa menegang.
Otot polos berperan vital dalam terbentuknya pembuluh darah dalam tubuh, kulit, saluran pencernaan, dan organ-organ penting lainnya. Otot polos juag merupakan jaringan otot yang terdapat pada hampir seluruh organ tubuh dan bekerja secara tidak sadar karena berfungsi berdasarkan kebutuhan tubuh.
Otot jantung hanya ada pada organ jantung dan tidak ada pada organ maupun bagian tubuh lainnya. Otot ini merupakan otot yang menyusun dinding jantung sehingga proses pemompaan darah dari dan menuju jantung dapat terjadi.
Letak otot jantung tepatnya ada di lapisan tengah jantung. Proses pemompaan darah dari jantung ke seluruh tubuh dapat berjalan normal berkat adanya otot jantung yang memberi rangsangan melalui impuls listrik sehingga terjadi kontraksi.
Seperti halnya otot-otot lain dalam tubuh, otot lurik pun memiliki sifat-sifat tertentu, yakni antara lain:
Sifat otot lurik salah satunya adalah elastis karena walau fleksibel dan bebas dalam mendukung gerakan tubuh, otot akan tetap kembali pada posisi sebelumnya. Otot yang tidak bersifat elastis tentu akan memanjang atau tertarik dan kemudian tidak lagi bisa kembali ke posisi semula; namun otot lurik bisa.
Distensibilitas adalah sifat otot lurik yang membuatnya dapat ditarik sehingga gerakan tubuh manusia bisa seoptimal mungkin. Manusia dapat meregangkan tubuh atau dengan kata lain melakukan stretching semua berkat keberadaan otot lurik.
Kekuatan dari luar otot memampukan otot untuk ditarik maksimal tanpa mengalami luka. Namun untuk menghindari cedera, penarikan atau peregangan harus dilakukan dalam batas wajar dan tidak juga dilakukan secara sembarangan.
Iritabilitas adalah sifat lainnya dari otot lurik yang membuat otot ini bereaksi ketika menerima sebuah stimulan atau rangsangan. Ketika tubuh beraktivitas, akan selalu ada faktor dari luar tubuh yang menjadi sebuah rangsangan dan dapat merangsang bagian tubuh mana saja, terutama otot di mana otot akan merespon seketika rangsangan itu ada.
Konduktivitas adalah salah satu sifat otot lurik yang memampukan otot ini menghasilkan gerak potensial secara sadar, kuat, dan cepat.
Relaksasi merupakan sifat otot lurik yang memampukan otot ini beristirahat pada waktunya. Otot lurik adalah otot motorik yang bisa digunakan secara optimal pada setiap kegiatan yang tubuh manusia lakukan, namun ada saatnya otot harus beristirahat agar tidak bekerja terlalu berlebihan.
Kontraktilitas adalah sifat otot lurik yang memampukan otot menghasilkan ketegangan sekaligus mengendalikan dan membatasi lama terjadinya ketegangan tersebut.
Otot lurik terklasifikasi menjadi beberapa jenis seperti yang telah disebutkan sebelumnya, yakni otot lurik, otot lurik polos, dan otot lurik jantung, maka berikut ini merupakan sifatnya masing-masing.
Tiap jenis otot lurik memiliki ciri tersendiri dan berikut adalah ciri-ciri yang dimaksud :
Otot lurik jantung pun memiliki ciri-cirinya sendiri yang berbeda dari ciri otot lurik polos, yaitu antara lain :
Otot lurik memiliki risiko untuk mengalami beberapa jenis gangguan ringan maupun berat, seperti berikut.
Penyakit Parkinson pada dasarnya merupakan penyakit sistem saraf, namun otot tubuh akan ikut terpengaruh. Ketika sistem saraf terkena, kemampuan tubuh dalam mengendalikan keseimbangan dan berbagai gerakan tidak lagi sama seperti dulu dan jauh dari normal, termasuk otot-otot tubuh yang menjadi kaku.
Penyakit yang umumnya menyerang orang-orang berusia 50 tahun ke atas ini ditandai dengan melambatnya gerakan tubuh yang disebut juga dengan istilah bradikinesia. Selain otot kaku, otot juga akan lebih sering mengalami kram serta kejang.
Penderita Parkinson juga seiring waktu dan seiring berkembangnya kondisi ini akan mengalami gangguan koordinasi gerak tubuh, gangguan keseimbangan tubuh, hingga kelainan postur tubuh. Dari cara bicara pun pasti terlihat dengan mudah, begitu juga dengan ekspresi wajah yang berkurang, sulit menelan, sulit menahan buang air kecil, dan sebagainya.
Distrofi otot adalah salah satu jenis penyakit yang diturunkan dalam keluarga dan tergolong penyakit langka. Distrofi otot ditandai dengan kondisi melemahnya otot sehingga dapat membuat penderitanya sulit berjalan, memiliki postur tubuh yang buruk, tidak mampu mengendalikan anggota gerak, dan serangkaian gejala lainnya.
Kelainan genetik, khususnya mutasi pada gen yang mengendalikan dan membentuk struktur serta fungsi otot mengalami perubahan sehingga otot tidak berkembang secara normal. Penderita yang mulai mengalami sulit berdiri dan duduk, sering jatuh, dan mengalami keterlambatan dalam tumbuh kembang harus melalui pemeriksaan dokter segera.
Atrofi otot berbeda dari distrofi otot sekalipun distrofi otot mampu menyebabkan atrofi otot. Ini karena atrofi otot lebih kepada suatu kondisi penyusutan otot (otot tidak lagi padat dan ukurannya bahkan mengecil) sehingga lama-kelamaan jaringan otot hilang.
Akibat dari gangguan dari otot lurik seperti atrofi otot dapat membuat penderitanya lumpuh dan kesulitan dalam melakukan aktivitas apapun. Untuk itu, kebutuhan protein tubuh perlu dipenuhi dengan baik, termasuk rajin berolahraga agar atrofi otot dapat dicegah.
Tendinitis juga merupakan gangguan otot lurik yang mungkin terjadi, yakni sebuah kondiai peradangan yang menyerang tendon (jaringan penghubung tulang dan otot). Gerakan sehari-hari yang cenderung sering diulang-ulang lama-kelamaan dapat menyebabkan tendinitis.
Karena merupakan peradangan, tanda paling jelas adalah rasa sakit pada otot di area tendon yang terkena peradangan. Semakin dibuat bergerak akan semakin sakit di area tersebut dan jika sudah sampai membengkak hingga tidak bisa menggerakkan otot, penanganan medis sangat diperlukan.
Miositis adalah gangguan yang bisa terjadi pada otot lurik berupa penyakit autoimun. Walau tergolong kondisi langka, penyakit ini kerap menyerang otot-otot anggota gerak bagian atas sehingga area yang terpengaruh mengalami kelemahan otot.
Miositis tidak hanya memengaruhi satu otot bagian tubuh tertentu saja, tapi juga berpotensi mengenai kelompok otot besar. Pengobatannya berupa obat anti-inflamasi, namun jika terlambat penderitanya dapat kesulitan menelan, bernapas, dan beraktivitas normal.
Kram otot adalah bentuk gangguan otot lurik yang tergolong ringan, yakni kontraksi yang terjadi pada otot secara tiba-tiba dan kemudian menyebabkan rasa nyeri. Penggunaan otot berlebihan dan cedera otot adalah dua penyebab umum terjadinya kram otot, meski tidak menutup kemungkinan adanya faktor lain yang bisa menjadi penyebab.
Ketika otot kram, maka biasanya akan terjadi kontraksi pada area tersebut selama beberapa detik atau sampai beberapa menit dan kemudian mereda dengan sendirinya. Umumnya, otot yang mudah mengalami kram adalah otot leher, otot lengan, otot kaki, otot betis, dan otot perut.
Keseleo adalah gangguan lainnya yang berpotensi dialami pada otot lurik, yakni cedera pada ligamen (jaringan penghubung tulang dan otot). Istilah lain dari keseleo adalah terkilir dan biasanya terjadi karena peregangan berlebihan di bagian ligamen, tendon, maupun otot melalui aktivitas berulang dan berlebih sehingga menekan sendi.
Keseleo walau kerap dianggap ringan karena hanya akan dialami beberapa hari saja, tetap berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan, seperti memar, kemerahan, pembengkakan, serta nyeri yang membuat gerakan bagian tubuh yang terpengaruh lebih terbatas. Bila sampai mati rasa atau terjadi tanda-tanda infeksi, maka sudah seharusnya kondisi ini mendapat penanganan medis.
Fibromyalgia adalah kondisi ketika seseorang mengalami nyeri di sekujur tubuh, cepat lelah, sulit tidur, hingga cemas berlebih serta depresi. Riwayat cedera, gangguan tidur, maupun mutasi genetik dapat meningkatkan risiko fibromyalgia pada seseorang.
Dimulai dari rasa sakit di bagian fisik, fibromyalgia akan berpengaruh cukup besar pada fungsi kognitif dan kondisi psikis penderitanya. Berawal dari kelelahan tubuh, kekakuan otot, sakit kepala dan sulit tidur hingga pada kondisi sulit mengingat, sulit fokus, gangguan kecemasan, dan depresi.