Daftar isi
Setiap pelukis pada dasarnya mempunyai keistimewaan dan karakteristik yang berbeda-beda. Berikut beberapa pelukis yang cukup terkenal dalam karya seni lukis yang ada di Indonesia:
Abdullah Suriosubroto merupakan tokoh pelukis Indonesia pertama pada abad 20.
Beliau lahir di Semarang pada tahun 1878, sekaligus menjadi anak angkat dari seorang tokoh gerakan nasional Indonesia yaitu Dr. Wahidin Sudirohusodo.
Awalnya beliau mengikuti jejak sang ayang angkat dengan masuk ke sekolah kedokteran di Jakarta, namun setelah lulus beliau meneruskan kuliah di Jakarta dan tiba-tiba masuk ke sekolah seni rupa.
Ketika pulang ke Indonesia, beliau konsisten pada profesinya sebagai pelukis dan banyak membuat karya lukis cat minyak sebagai hasil dari memandang alam dengan jarak jauh dan bersifat romantik.
Berkat hasil karyanya, beliau dimasukan ke dalam aliran “Mooi Indie” atau disebut dengan Hindia Indah.
Affandi Koesoema merupakan seorang pelukis Indonesia yang paling terkenal di kancah dunia.
Beliau lahir di Cirebon pada tahun 1907 dan meninggal pada tahun 1990.
Teknik melukis beliau dapat dikatakan aneh karena tidak menggunakan kuas. Awalnya beliau hanya menumpahkan cat-cat berwarna ke dalam kanvas dengan memberikan kesan yang berantakan.
Setelah itu, beliau akan menyikat warna-warna dengan jarinya sampai dapat memberikan hasil yang menawan atau tahap finishing.
Beliau semasa hidupnya mampu menghasilkan karya lebih dari 2000 dengan gaya lukisannya yang ekspresionis dan romantisme.
Bahkan beliau pernah mengadakan pameran tunggal pada tahun 1950-an di Eropa, India dan Amerika Serikat.
Agus Djaya merupakan seorang pelukis Indonesia yang terlahir dari keluarga bangsawan Banten, lahir pada tahun 1913.
Berkat kondisi ekonomi keluarganya, beliau dapat melanjutkan pendidikan di Akademi Rijks, Amsterdan, Belanda.
Selama belajar di Belanda, beliau sempat berkenalan dengan beberapa seniman dunia, seperti Pablo Picasso dan Salvador Dali.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, beliau kembali ke Indonesia dan mendirikan persatuan ahli gambar Indonesia yang merupakan organisasi pertama seniman senirupa di Indonesia.
Beliau juga pernah direkomendasikan oleh Soekarno pada tahun 1942-1945 untuk menjadi ketua pusat kebudayaan bagian senirupa.
Ciri khas lukisan beliau memiliki warna biru, merah dan nuansa magis, serta banyak menuangkan objek wayang ke dalam karyanya.
Pada tahun 1976, beliau pernah mengadakan pameran tunggal dengan lebih dari 70 lukisannya di pajang di taman Ismail Marzuki.
Barli Sasmitawinata merupakan seorang pelukis Indonesia yang lahir di Bandung pada tahun 1921.
Beliau mulai menekuni dunia seni lukis semenjak tahun 1935, ketika kakak iparnya yang seorang pelukis memintanya belajar melukis.
Tidak cukup hanya belajar dengan sang kakak ipar, beliau juga belajar dengan pelukis asal Italia yaitu Luigi Nobili.
Kemudian beliau berkenalan dengan Affandi dan mendirikan kelompok lima bandung dengan rekannya yang lain.
Meskipun beliau sudah cukup terkenal, beliau tetap melanjutkan pendidikannya di Academie de la Grande Chaumiere Paris, Perancis dan Rijksakademie van beeldende kunsten Amsterdam, Belanda.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, beliau kembali ke Indonesia dan mendirikan Rangga Gempol di Dago, Bandung.
Atas dedikasinya, Presiden bahkan memberikan penghargaan Satyalancana kepada beliau pada tahun 2000.
Basuki Abdullah merupakan seorang pelukis Indonesia yang juga terkenal di dunia sebagai pelukis potret, lahir di Surakarta pada tahun 1915.
Gaya lukisan beliau beraliran realis dan naturalis, bahkan pernah diangkat menjadi pelukis resmi Istana Merdeka pada tahun 1974.
Sebelum itu, beliau pernah diangkat menjadi pelukis Istana Kerajaan Thailand pada tahun 1960.
Beliau terkenal dengan lukisannya akan kemiripan wajah dan bentuk, sehingga banyak orang-orang kalangan atas dari berbagai negara berlomba meminta dilukis.
Berkat hal tersebut membuat beliau menjadi salah satu pelukis Indonesia yang mengharumkan nama Indonesia karena berhasil mengalabkan 87 pelukis Internasional dalam sebuah sayembara yang diadakan di Amsterdam, Belanda.
Selain itu, beliau pernah mengadakan pameran tunggal di beberapa negara seperti Jepang, Malaysia, Belanda, Thailand dan Inggris, bahkan negara tersebut juga mengoleksi karya beliau.
Delsy Syamsumar merupakan seorang pelukis Indonesia yang multitalenta dengan tidak hanya memiliki bakat seni melukis saja namun juga memiliki bakat sebagai komikus, desainer dan ilustrator.
Hal tersebut dibuktikan dengan beliau berhasil meraih penghargaan sebagai art director terbaik di Asia, berkat film yang berjud Holiday in Bali karya sutradara H. Usman Ismail dalam Festival Film di Tokyo tahun 1962.
Beliau lahir di Medan pada tahun 1935 dan menjadikan satu-satunya pelukis Indonesia yang diberikan predikat Litteratures Contemporaines L’ Azie du Sud Est dan II’exellent dessinateur oleh lembaga seni dan sejarah perancis.
Karya seni beliau beraliran Neo-klasik yang sudah terlihat semenjak beliau masih berusia 5 tahun dan mulai memperdalam serta mengasah bakatnya setelah bertemu dengan Wakidi, seorang pelukis pada era orde lama.