Stratifikasi sosial merupakan salah satu bentuk dari struktur sosial yang ada dalam masyarakat. Menurut Pitirim A. Sorokin, stratifikasi sosial merupakan pembedaan atau penggolangan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Pada umumnya dasar-dasar yang digunakan untuk mengolongkan anggota masyarakat ke dalam stratifikasi sosial adalah kekayaan, kehormatan, kekuasaan, dan ilmu pengetahuan (jenjang pendidikan).
Stratifikasi sosial dapat memengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat. Berikut adalah lima pengaruh stratifikasi sosial dalam masyarakat, yaitu:
Saat memilih tempat tinggal atau kediaman masyarakat kelas atas pada umumnya mengutamakan kenyamanan dan keamanan lingkungan sekitar. Bebas dari polusi, banjir, dan lokasi yang strategis juga menjadi aspek yang penting dalam pemilihan tempat tinggal. Arsitektur atau bentuk bangunan terkesan mewah dan di dalamnya terdapat berbagai fasilitas terkini.
Sementara itu, masyarakat kelas menengah ke bawah lebih memilih mendirikan tempat tinggal yang sederhana dan terkesan sangat biasa karena disesuaikan dengan kemampuan dan dana yang dimiliki. Hal ini terlihat dari bentuk bangunan dan fasilitas yang ada di dalamnya. Aspek yang paling penting dari tempat tinggal bagi kelompok menengah ke bawah adalah dapat menjadi tempat berlindung dan berkumpul dengan keluarga.
Pendidikan merupakan suatu yang sangat penting bagi masyarakat. Pendidikan bagi kelompok kelas atas merupakan suatu proses untuk mereproduksi ulang atau mempertahankan status sosial dan dominasinya dalam masyarakat. Kelompok kelas atas memilih sekolah yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas terbaik dan berkualitas yang membutuhkan biaya mahal.
Sementara itu, pendidikan bagi kelompok kelas bawah adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengubah atau menaikkan status sosial dalam masyarakat. Mayoritas mereka memilih sekolah negeri yang tidak membutuhkan banyak biaya dan dekat dengan rumah.
Masyarakat kelas atas dapat memperoleh kemudahan dalam mengakses pelayanan kesehatan terbaik. Hal tersebut dikarenakan masyarakat kelas atas memiliki kamampuan finansial yang mumpuni untuk dapat memilih fasilitas kesehatan yang mereka inginkan.
Sebaliknya, masyarakat kelas bawah dengan kemamampuan finansial yang terbatas, cukup sulit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan terbaik. Namun, dengan adanya program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) masyarakat tidak perlu risau lagi memikirkan biaya untuk rawat jalan atau rawat inap, karena semua biaya sudah ditanggung oleh negara.
Hobi dan rekreasi masyarakat kelas atas mengarah kepada aktivitas yang membutuhkan banyak biaya. Misalnya dalam memilih jenis olahraga, golongan kelas atas lebih tertarik pada golf, berkuda, dan polo. Rekreasi atau liburan menjadi hal yang wajib dilakukan setiap tahunnya. Destinasi wisata yang sering dikunjungi oleh golongan kelas atas adalah luar negeri seperti Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat.
Sementara itu, golongan kelas menengah ke bawah memilih rempat rekreasi terjangkau atau dekat dengan rumah. Faktor yang terpenting dari rekreasi bagi masyarakat kelas menengah ke bawah adalah kebersamaan dengan keluarga.
Kelompok kelas atas cenderung memiliki gaya hidup mewah. Misalnya dalam memilih sebuah produk, masyarakat kelas atas lebih menyukai produk buatan luar negeri daripada produk dalam negeri karya anak bangsa. Produk dari luar negeri dirasa lebih berkualitas dan bergengsi dibanding produk lokal.
Sebaliknya, kelompok kelas menengah ke bawah memiliki gaya hidup bersahaja yang jauh dari kesan mewah. Mereka memiliki gaya hidup sederhana yang disesuaikan dengan kemampuan finansial. Setiap membeli barang atau produk selalu mengutamakan kebutuhan daripada keinginan semata.