10 Peninggalan Kerajaan Banjar yang Menarik Diketahui

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kerajaan yang berdiri sejak tahun 1520 lalu ini terletak di Provinsi Kalimantan Selatan. Kerajaan Banjar terbentang dengan indahnya dari Tanjung Sambar hingga Tanjung Aru. Sistem pemerintahannya masih diakui hingga Januari 1905 Masehi, walaupun kolonial Belanda sudah menghapus sistem pemerintahan kesultanan sejak 1860.

Kerajaan Banjar mulai memikat kembali perhatian masyarakat di bangsa ini, terutama sejak bangkitnya kembali ditandai dengan pelantikkan Sultan Khaiul Saleh pada tahun 2010. Adapun beberapa peninggalan sejarah yang dapat kita kenang dan pelajari hingga saat ini.

Pada artikel kali ini kami akan membahas mengenai sejarah dan beberapa peninggalan Kerajaan Banjar. Yuk simak pembahasan berikut ini!

Sejarah Kerajaan Banjar

Pada akhir abad 15, Kalimantan Selatan berada pada kekuasaan Kerajaan Daha yang dipimpin oleh seorang Raja yang bernama Sukarama. Mulanya, terjadi perebutan kekuasaan Nagara Daha dengan pangeran Mangkubumi dan pangeran Tumenggung.

Kemudian Raja Sukarama memberikan wasiat agar penerus kerajaan dipegang oleh cucunya yang bernama Raden Samudera. Wasiat tersebut malah membuat keselamatan Raden Samudera menjadi terancam, terutama akibat ambisi dari Pangeran Tumenggung untuk menguasai kerajaan.

Untungnya, Raden Samudera sadar akan bahaya tersebut dan melarikan diri. Kemudian ia menyamar menjadi seorang nelayan pada pesisir Pantai Serapat, Kuin Belandian, dan Banjar. Saat usianya beranjak dewasa, Raden Samudera bertemu Patih Masih, penguasa yang memeluk ajaran Islam.

Tak selesai sampai di situ, para patih salah satunya Patih Masih kemudian berunding untuk memutuskan pengangkatan Raden Samudera sebaga Raja Banjar di Banjarmasin tepatnya kala itu pada tahun 1526. Pengangkatan tersebut menjadi tombak kesuksesan terutama sebagai kekuatan politik di Nagara Daha.

Pangeran Tumenggung yang mengetahui kabar tersebut marah besar dan bersiap untuk menyerang Raden Samudera. Raden Samudera meminta saran kepada Patih Masih agar dapat melawan pasukan Pangeran Tumenggung.

Sang Patih menyarankan untuk meminta bantuan dari Kerajaan Demak yang dipimpin Sultan Trenggana. Kerajaan Demak memberikan persayaratan yakni seluruh rakyat dari Kerajaan Banjar harus bersedia memeluk agama Islam, agar mendapatkan bantuan tersebut.

Setelah menyanggupi, Kerajaan Demak segera mengirim pasukan bersenjata dan Khatib Dayaan seorang penghulu yang bersiap untuk mengislamkan seluruh rakyat Banjar. Pangeran Tumenggung mampu dilumpuhkan oleh Kerajaan Banjar dengan bantuan dari Kerajaan Demak.

Peninggalan Kerajaan Banjar

Adapun beberapa peninggalan Kerajaan Banjar yang perlu kita ketahui antara lain sebagai berikut :

1. Candi Agung di Amuntai

Candi Agung merupakan salah satu peninggalan sejarah yang usianya diperkirakan sekitar 740 tahun yang letaknya berada di kawasan Sungai Malang, Kota Amuntai, Kalimantan Selatan.

Candi Agung dibangun pada abad ke-16 oleh Empu Jatmika saat masa Kerajaan Dipa dan menjadi cikal bakal dari Kerajaan Banjar Konon, pada sekitar kawasan candi ini terdapat beberapa peninggalan sejarah lain yang usianya diperkirakan 200 tahun SM.

2. Masjid Sultan Suriansyah

Masjid Agung Suriansyah

Peninggalan Kerajaan Banjar selanjutnya yang dapat dijumpai hingga saat ini bernama Masjid Sultan Suriasyah atau Masjid Kuin yang beruada di Kota Banjarmasin. Masyarakat mengenal wilayah itu dengan sebutan Banjar Lama.

Pada zaman dahulu, wilayah tersebut menjadi ibu kota Kerajaan Banjar. Masjid ini merupakan masjid tertua yang dibangun mulai dari tahun 1526 hingga 1550 saat pemerintahan Sultan Suriansyah.

3. Makam Sultan Sulaiman

Makam Sultan Sulaiman

Salah satu makam dengan sejarah yang panjang adalah makam Pangeran Ratu Sultan Sulaiman yang dahulu merupakan raja.

Makam tersebut terletak di Banjar, Kalimantan Selatan. Sultan Sulaiman yang dijuluki Sultan Muda telah memegang kerajaan Banjar sejak 1801 hingga 1825, kemudian wafat pada 3 Juni 1825.

4. Makam Sultan Suriansyah

Peninggalan Kerajaan Banjar yang lain adalah makam Sultan Suriansyah yang juga biasa dikenal dengan nama Jaya Samudera. Makam tersebut berada di Komplek Makam Sultan Suriansyah di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Jaya Samudera itu sendiri merupakan Raja Banjar yang memegang kekuasaan pertama dengan gelar Sultan Suryanulloh atau Sultan Suriansyah yang diberikan oleh Bangsa Arab saat pertama kali datang di kota tersebut.

5. Makam Sultan Mustakimbillah

Makam Sultan Mustakimbillah

Peninggalan sejarah kelima yang berasal dari Kerajaan Banjar adalah makam Sultan Mustakimbillah. Sultan Mustakimbillah merupakan gelar dari Pangeran Senapati yang memerintah Kerajaan Banjar pada tahun 1595 hingga 1642.

Makam tersebut dapat ditemukan di Desa Tangkas, Kecamatan Martapura Barat, Kab. Banjar, Kalimantan Selatan. Makam tersebut menjadi makam yang paling akhir di antara 5 makam yang ditemukan. Konon ceritanya, makam tersebut pertama kali ditemukan pada bawah kaki pohon kasturi.

6. Makam Sultan Inayatullah

Makam Sultan Inayatullah

Makam Sultan Inayatullah dapat dijumpai Desa Dalam Pagar, Martapura Timur, pada Kalimantan Selatan. Nama asli dari Sultan Inayatullah adalah Pangeran Dipati Tuhan I. Beliau merupakan Raja Banjar yang menjabat sejak tahun 1636 – 1645.

Gelar resmi yang dimiliki pangeran Dipati Tuhan I biasanya digunakan dalam khutbah Jumat di masjid – masjid. Adapun gelar lain yang dimilikinya dan cukup populer juga yakni Ratu Agung.

7. Masjid Al-Karomah

Masjid Al-Karomah

Salah satu masjid peninggalan Kerajaan Banjar yang dapat ditemukan hingga saat ini adalah Masjid Al-Karomah. Sebelumnya, masjid ini bernama Masjid Jami’ Martapura. Struktur utama dari masjid ini tetap dipertahankan, sekalipun mengalami banyak renovasi.

Masjid ini menjadi salah satu tempat yang digunakan untuk benteng pertahanan melawan Belanda sekaligus penyebaran agama Islam.

8. Makam Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari

Makam Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari

Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari merupakan ulama Fiqih mazhab Syafi’i yang berpengaruh dalam penyebaran agama Islam khususnya di Banjar.

Beliau lahir pada tahun 1122 hijriah dan wafat pada tahun 1812 di Dalam Pagar. Karyanya yang terkenal merupakan sebuah kitab yang berjudul Sabilal Muhtadin.

9. Kitab Sabilal Muhtadin

Kitab Sabilal Muhtadin

Kitab Sabilal Muhtadin merupakan peninggalan sejarah yang dapat kita lihat hingga saat ini dan berisikan dengan ilmu fikih berdasar Mazhab Syafi’i. Sabilal Muhtadin lit-Tafaqquh fi Amrid-din mendapatkan petunjuk untuk mendalami agama dan menulis kitab ini.

10. Senjata dan Perkakas Kerajaan

Senjata dan perkakas kerajaan

Kerajaan Banjar saat itu dikenal dengan perdagangannya yang memasarkan berbagai perkakas besi dan logam pada daerah Negara. Kemampuan dari Kerajaan Banjar membuat senjata dan perkakas cukup baik, bahkan sejak abad ke-17.

Beberapa peninggalan yang masih ada adalah golok, kapak, cap kerjaan yang usianya mencapai ratusan tahun diabadikan di Museum Lambung Mangkurat, Banjar Baru, Kalimantan Selatan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn