Masyarakat tidak pernah mengharapkan adanya permasalahan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Namun, pada kenyataannya permasalahan sosial selalu muncul dan tidak dapat dihindari oleh seluruh anggota masyarakat. Dampaknya, kehidupan masyarakat menjadi terganggu dan tidak tenteram.
Contoh masalah sosial yang hingga saat ini belum terselesaikan secara tuntas adalah kemiskinan. Banyak sekali faktor penyebab terjadinya kemiskinan pada masyarakat, misalnya karena tidak mendapatkan pekerjaan dan upah yang layak, malas tidak mau berjuang mengubah nasib, hingga faktor struktural yakni sistem pemerintah yang kurang memerhatikan kesejahteraan rakyat kecil.
Contoh lainnya yang juga masih terjadi dan selalu ada dalam kehidupan sosial yakni kenakalan remaja. Banyak orang yang mengatakan bahwa masa remaja adalah masa yang indah dan penuh suka cita.
Terlepas dari itu, dalam diri remaja terdapat banyak karakter dan sifat yang ingin dikembangkan. Tidak jarang perilaku dan tindakan yang dilakukan menyimpang dari nilai dan norma sosial yang berlaku.
Kenakalan remaja dapat diartikan sebagai kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang mengabaikan melanggar aturan yang berlaku dalam masyarakat. Secara umum, terdapat empat faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja dalam masyarakat. Mari simak penjelasannya berikut ini.
Secara umum, terdapat empat faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja dalam masyarakat. Mari simak penjelasannya berikut ini.
Dalam kehidupannya, remaja mengalami berbagai perubahan pada berbagai aspek, seperti biologis, psikologis, dan sosiologis. Perubahan-perubahan tersebut mendorong terjadinya dua bentuk integrasi, yaitu terbentuknya konsistensi dan tercapainya identitas peran.
Konsistensi dapat diartikan sebagai perilaku yang tidak berubah-ubah, taat, dan selalu patuh terhadap nilai serta norma yang berlaku. Remaja yang memiliki sikap positif ini dapat dikategorikan sebagai remaja yang kompeten, tidak mudah terpengaruh, dan disiplin dalam menjalankan setiap kegiatannya. Sebaliknya, remaja yang tidak konsisten akan mudah terpengaruh oleh orang lain sehingga tidak jarang melakukan tindakan yang melanggar nilai dan norma sosial.
Masa remaja juga dikenal dengan masa pencarian jati diri (identitas). Mereka selalu ingin mencoba dan melakukan kegiatan baru, seperti hobi, seni, olahraga dan sebagainya. Mereka juga mulai menemukan lingkungan yang sesuai dengan keinginan dan tujuan hidup. Bagi remaja yang merasa sudah menemukan jati diri, tidak akan mengalami krisis identitas dan selalu berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.
Namun sebaliknya, remaja yang mengalami krisis identitas sering kali berperilaku dan bertindak melawan aturan yang ada. Ada beberapa penyebab remaja mengalami krisis identitas, seperti masalah akademik, tekanan dari orang tua, dan bergaul dengan orang yang salah.
Kontrol diri merupakan kemampuan seseorang dalam mengendalikan dan mengelola sikap dan perilaku agar sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Remaja yang memiliki pengendalian diri yang kuat akan mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru, mudah bergaul, dan dapat mengendalikan emosi dengan baik.
Sementara itu, remaja yang memiliki kontrol diri yang lemah tidak akan dapat beraktivitas dengan baik, tidak konsisten dalam mencapai suatu tujuan, sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, dan kurang bisa mengendalikan emosi.
Setiap keluarga memiliki keadaan dan situasi yang berbeda-beda. Ada anak yang hidup dalam keluarga harmonis penuh kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tua. Ada juga sebaliknya, anak yang hidup dalam keluarga yang tidak tenteram dan orang tua yang selalu bertengkar.
Terdapat beberapa faktor kondisi keluarga yang menjadi mendorong anak yang berusia remaja melakukan penyimpangan, antara lain karena:
Contoh kenakalan remaja yang terjadi disebabkan oleh berbagai faktor di atas adalah pencurian, penyalahgunaan narkoba, minum minuman beralkohol, dan bergabung dalam geng motor anarkis.
Pembentukan sikap, perilaku, tindakan, dan karakter seseorang dapat dipengaruhi oleh lingkungan serta teman sebaya. Selain sibuk beraktivitas dalam rangka pencarian jati diri, seseorang yang sedang memasuki masa remaja juga mulai berinteraksi dan bergaul dengan orang lain yang dianggap memiliki kecocokan minat dan hobi. Ikatan yang terjalin di dalam pertemanan tersebut sangat kuat dan erat, sehingga dapat memengaruhi satu sama lain.
Kenakalan remaja juga dapat terjadi karena adanya interaksi sosial dengan teman sebaya. Proses interaksi tersebut dapat berupa simpati, empati, imitasi, identifikasi, sugesti, dan motivasi.
Proses meniru (imitasi) yang dilakukan remaja di ruang lingkup pergaulannya dapat menjerumuskannya ke dalam berbagai perilaku negatif. Contohnya, geng motor, perkelahian, merokok, membolos sekolah, dan perusakan.