Aceh atau yang dikenal dengan serambi mekkah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang ibu kotanya berada di Banda Aceh. Aceh terletak di Pulau Sumatera bagian ujung utara dan merupakan provinsi paling barat di Indonesia. berdasarkan hasil sensus Badan Pusat Statistik (BPS), Aceh telah memiliki jumlah penduduk sekitar 5,2 juta jiwa.
Aceh merupakan daratan yang letaknya paling dekat dengan episentrum gempa bumi Samudera Hindia 2004. Sehingga Aceh menjadi kawasan yang rawan gempa maupun Tsunami. Salah satu bencana paling sejarah yang terjadi Aceh adalah Tsunami 2004 di mana telah mematikan banyak korban dan menghancurkan banyak infrastruktur.
DTerdapat banyak sekali kejadian gempa yang terjadi di Aceh salah satunya yakni Gempa Simulue.Pada Selasa, 7 Januari 2020 pukul 13:05 WIB silam, di Aceh telah terjadi gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 6,4 skala ritcher tepatnya di pesisir barat Pulau Sumatera dan wilayah Aceh. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM), yakni Kasbani, mengemukakan bahwa pusat gempa bumi yang terjadi berada di bawah laut di mana lokasi terdekatnya yaitu Pulau Simulue Tenggara.
Adapun guncangan-guncangan dari gempa bumi yang dirasakan oleh masyarakat beragam mulai dari skala Modified Mercalli Intensity (MMI) II sampai III dan penyebarannya mulai dari Tapak Tuang, Singkil, Gunung Sitoli, Nias Utara, Medan, Nias Barat hingga menuju Meulaboh. Untungnya, gempa tersebut telah dinyatakan oleh BMKG tidak berpotensi tsunami.
Akibat gempa bumi tersebut telah menimbulkan dampak kerusakan yakni sebanyak dua unit Sarana Pemerintah seperti kantor berita Antara yang mengalami kerusakan ringan. Selain itu beberapa gedung pemerintah di Sinabang juga mengalami keretakan dan jendela kaca yang pecah. Namun masih belum diketahui apakah ada korban cedera atau korban jiwa kala itu.
Secara umum, gempa bumi terjadi dipengaruhi oleh banyak faktor seperti adanya pergeseran lempeng bumi, letusan gunung berapi, kejadian alam seperti tanah longsor, dan seismistas terinduksi. Namun terkhusus pada gempa bumi yang terjadi di Aceh telah dijelaskan oleh Daryono selaku Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG bahwa gempa yang terjadi di Aceh tepatnya Simulue diakibatkan adanya subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia di Zona Megathrutst. Dengan kata lain, gempa terjadi karena dipicu penyesaran naik atau thrust fault.
Selain itu, penyebab terjadinya gempa karena lokasi terdekatnya yakni Pulau Simulue adalah daerah yang tersusun oleh endaman kuarter, batuan sedimen berumur tersier serta batuan berumur pratersier. Sebagian batuan berumur pra-tersier tersebut sudah mengalami pelapukan yang sifatnya lepas, lunak, dan belum kompak serta dapat memperkuat efek guncangan. Sehingga hal itu menjadikan lokasi rawan terhadap gempa bumi.
Pemerintah melakukan pengimbauan terhadap masyarakat supaya tetap tenang, mengikuti arahan-arahan dan informasi yang diberikan oleh pemerintah daerah dan BPPD setempat. Selain itu, masyarakat yang terdampak gempa juga diminta agar tidak terpancing kepada isu-isu yang tidak bertanggung jawab terkait gempa bumi dan tsunami serta tetap waspada adanya kejadian gempa susulan.
Pada bencana-bencana gempa yang terjadi sebelumnya, pemerintah banyak mengatur strategi untuk penanggulan bencana di Aceh mulai dari penyediaan makanan, pakaian, pelayanan kesehatan, tempat pengungsian sementara hingga air bersih. selain itu, terdapat juga penanggulan berupa rekonstruksi yakni membangun kembali infrastruktur yang telah rusak akibat gempa bumi.