Ir. Soekarno adalah presiden Indonesia pertama dan juga tokoh perjuangan Indonesia yang sangat berperan penting dalam mewujudkan Indonesia merdeka. Pada 17 Agustus 1945, beliau bersama Moh. Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Sebelum kemerdekaan, Ir. Soekarno sangat gencar dan tidak patah semangat dalam mencapai Indonesia merdeka dari belanda. Salah satu perjuangan yang beliau lakukan untuk mewujudkan indonesia merdeka, yaitu mendirikan partai politik bernama PNI (Partai Nasional Indonesia).
PNI atau Partai Nasional Indonesia adalah organisasi partai politik yang didirikan pada masa pergerakan nasional Indonesia sampai era orde reformasi. PNI merupakan salah satu organisasi pergerakan kemerdekaan yang sangat kontra dan menentang penjajahan Belanda dan berjuang untuk kemandirian ekonomi dan politik Indonesia.
Berikut ini peran soekarno dalam Partai Nasional Indonesia (PNI):
1. Mendirikan partai politik PNI
PNI berdiri bermula dari sebuah perkumpulan belajar bernama Algemeene Studie Club (ASC) yang didirikan oleh Soekarno di Bandung pada tahun 1926. Perkumpulan belajar tersebut kemudian mengubah diri menjadi perserikatan yang bernama Perserikatan Nasional Indonesia pada 4 juli tahun 1927. Lalu pada tahun 1928, Perserikatan Nasional Indonesia sampai tahun 1931.
2. Menjadi Ketua Dewan Pengurus pertama PNI
Soekarno mendirikan partai politik PNI sekaligus menjadi ketua dewan pengurus umum pertama PNI (Partai Nasional Indonesia). Selama menjadi pemimpin, Soekarno mengubah nama PNI yang semula Perserikatan Nasional Politik menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI) pada 1928.
Organisasi ini dibentuk untuk mengapresiasikan rasa nasionalisme Indonesia pada masa pra kemerdekaan dalam kemandirian ekonomi dan politik untuk Indonesia. Pada akhir tahun 1929, PNI telah memiliki 10.000 anggota.
Terbentuknya PNI didasarkan dalam melakukan pergerakan menuju Indonesia merdeka dan juga gagasan untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah Hindia Belanda. Hal tersebut membuat pemerintah Hindia Belanda khawatir atas ideologi nasionalisme PNI yang berpengaruh dan bersifat ekstrem.
Sehingga pemerintah Hindia Belanda mengancam untuk segera membubarkan organisasi tersebut. Pada 15 september 1929, Soekarno tetap mengadakan rapat umum untuk membicarakan mengenai pergerakan kemerdekaan indonesia bersama para anggota PNI.
Akhirnya pemerintah Hindia Belanda memerintah untuk menangkap tokoh-tokoh PNI pada 29 Desember 1929. Tokoh-tokoh yang ditangkap yaitu Soekarno, Maskun Sumadiredja, Gatot Mangkupraja, dan Soepriadinata.
Lalu pada 18 Agustus 2930, para tokoh diadili di pengadilan Belanda dan dimasukkan dalam penjara Sukamiskin, Bandung. Pada masa pengadilan, Soekarno menulis pidato yang berjudul “Indonesia Menggugat” dan membacakannya di depan pengadilan sebagai gugatannya. Pidato yang dilakukan Soekarno menjadi topik hangat dan banyak dibicarakan.