Daftar isi
Salah satu kemampuan berpikir yang diperlukan untuk memahami suatu peristiwa sejarah adalah kemampuan berpikir diakronik dan sinkronik yakni memahami sejarah berdasarkan konsep waktu.
Keduanya memiliki beberapa perbedaan mendasar berdasarkan pengertian, tujuan, ciri, penggunaan, dan cara pengkajian.
Istilah diakronik berasal dari bahasa Yunani yaitu diachronic yang terdiri atas dua kata yaitu dia yang artinya melampaui dan chronicus atau khromos yang artinya waktu.
Jadi yang dimaksud dengan berpikir diakronik adalah berpikir mengenai peristiwa sejarah secara menyeluruh dalam runtutan waktu yang panjang namun dalam ruang yang terbatas.
Bagaimana dengan sinkronik? Istilah sinkronik juga berasal dari bahasa Yunani yaitu syn yang artinya dengan dan chromos yang artinya waktu.
Jadi berpikir sinkronik berarti berpikir mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi pada suatu masa.
Tujuan berpikir diakronik adalah untuk melihat perubahan yang terjadi dalam proses perkembangan peristiwa sejarah.
Adapun tujuan berpikir sinkronik adalah untuk memahami peristiwa dengan cara memperluas ruang dan mementingkan struktur dalam suatu peristiwa sejarah.
Berpikir diakronik memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
Adapun berpikir sinkronik memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
Berpikir diakronik merupakan cara berpikir yang khas sejarah. Karena itu, konsep berpikir diakronik banyak digunakan dalam ilmu sejarah.
Adapun berpikir sinkronik merupakan cara berpikir yang khas ilmu-ilmu sosial. Karena itu, konsep berpikir sinkronik banyak digunakan dalam ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi termasuk ilmu sejarah.
Dalam berpikir diakronik, suatu peristiwa sejarah umumnya dikaji secara lebih mendalam secara kronologis atau sesuai dengan urutan waktu terjadinya peristiwa. Dal hal ini, beberapa pertanyaan yang biasa muncul adalah sebagai berikut.
Adapun dalam berpikir sinkronik, suatu persitiwa sejarah umumnya dikaji dengan cara membandingkan dan mencari persamaan dari peristiwa lain yang sejenis dengan mengabaikan waktu dan tempat terjadinya peristiwa.
Misalnya, latar belakang terjadinya Perang Dunia 1 dibandingkan dan dicari persamaannya dengan latar belakang terjadinya Perang Dunia 2 dengan mengabaikan waktu dan tempat terjadinya kedua peristiwa.