Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa ilmu kimia berperan dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satunya, proses kimia ini dibutuhkan atau dilibatkan dalam proses penyepuhan emas.
Pada zaman dulu, orang-orang akan melakukan penyepuhan emas apabila emas yang mereka miliki telah memudar. Penyepuhan ternyata melibatkan proses elektrokimia yang dikenal dengan proses elektrolisis. Proses elektrokimia secara umum terbagi dalam 2 kategori, yaitu sel volta dan sel elektrolisis.
Berikut ini perbedaan antara sel volta dan sel elektrolisis:
Sel volta merupakan sel elektrokimia yang bisa mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Sebutan lain dari sel volta adalah sel galvani. Sebutan tersebut diambil dari salah satu penemu sel ini. Sebab sel volta ditemukan oleh Alessandro Volta dan Luigi Galvani.
Baterai adalah contoh dari proses elektrokimia yang dilakukan oleh sel volta.
Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia yang mengubah energi listrik menjadi energi kimia dengan proses penguraian senyawa elektrolit. Sel elektrolisis ditemukan oleh ilmuwan yang berasal dari Inggris, yaitu Michael Faraday.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, contoh Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia yang mengubah energi listrik menjadi energi kimia dengan proses penguraian senyawa elektrolit. Sel elektrolisis ditemukan oleh ilmuwan yang berasal dari Inggris, yaitu Michael Faraday.
Sel elektrolisis inilah yang dilibatkan dalam proses penyepuhan emas.
Ada 7 perbedaan sel volta dan sel elektrolisis. Berikut 7 perbedaan tersebut:
Perbedaan pertama antara sel volta dan sel elektrolisis adalah perbedaan jenis muatan elektroda.
Jadi jenis muatan elektroda dalam sel volta, anoda bermuatan negatif, sedangkan katoda bermuatan positif.
Jenis muatan elektroda dalam elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta, anoda bermuatan negatif dan katoda bermuatan positif.
Hal tersebut dikarenakan elektroda katoda dihubungkan dengan kutub negatif power supply.
Perbedaan kedua antara sel volta dan sel elektrolisis yaitu perbedaan dari jenis reaksinya.
Reaksi pada sel volta dapat berjalan secara spontan tanpa energi listrik dari luar. Reaksi pada sel volta ini murni melalui peristiwa reduksi oksidasi atau redoks. Hal tersebut diperlihatkan dalam lampu yang bisa menyala tanpa power supply, dengan menghubungkan atau menyambungkan katoda dan anoda.
Reaksi pada sel elektrolisis kebalikan dari reaksi pada sel volta. Reaksi sel elektrolisis tidak bisa berjalan secara spontan, tetapi memerlukan adanya energi listrik dari luar sebagai penggerak elektron yang ada di dalamnya. Sumber energi listrik tersebut didapatkan dari power supply.
Perbedaan sel volta dan sel elektrolisis yang ketiga yaitu ada atau tidak adanya jembatan garam.
Rangkaian sel volta terdapat jembatan garam yang memiliki fungsi untuk menjaga muatan cairan elektrolit supaya tetap dalam keadaan netral. Sebab apabila cairan elektrolit netral, proses redoks dapat berjalan terus menerus sampai dihasilkan arus listrik.
Sedangkan pada sel elektrolisis tidak terdapat jembatan garam, sebab sumber energi listrik yang digunakannya berasal dari luar, yaitu berasal dari power supply. Sumber arus listrik tersebut yang dapat menimbulkan pergerakan ion-ion di dalam cairan elektrolit. Ion-ion negatif akan bergerak untuk mendekati anoda, sementara ion-ion positif akan bergerak mendekati katoda.
Perbedaan keempat sel volta dengan sel elektrolisis adalah perbedaan potensial sel standarnya.
Sel volta memiliki potensial sel standar positif. Ini dikarenakan sel ini dapat berlangsung secara spontan. Potensial standar tersebut dapat dilihat pada daftar deret volta.
Sebaliknya, pada sel elektrolisis memiliki potensial sel standar negatif.
Arah aliran elektron pada sel volta dan sel elektrolisis memiliki perbedaan, sehingga hal ini menjadi perbedaan kelima antara keduanya.
Sel volta yang dapat berjalan secara spontan melalui proses redoks, memicu aliran elektron dari anoda yang bermuatan negatif menuju katoda yang bermuatan positif.
Sementara pada sel elektrolisis, elektron dihasilkan oleh sumber arus listrik atau power supply yang mengalir menuju katoda. Dari katoda yang bermuatan negatif, elektron akan mengalir melalui larutan elektrolit menuju anoda yang bermuatan positif.
Perbedaan keenam antara sel volta dan sel elektrolisis terletak pada perubahan energinya.
Perubahan energi yang terjadi pada sel volta, mula-mula terjadi reaksi kimia yaitu reduksi oksidasi yang menyebabkan terjadinya aliran elektron dari anoda ke katoda. Dari aliran elektron dihasilkan kuat arus listrik. Pada peristiwa tersebut terjadi perubahan energi dari energi kimia menjadi energi listrik.
Sedangkan pada sel elektrolisis, awalnya sel dialiri arus listrik yang menyebabkan aliran elektron dari power supply menuju ke katoda, sehingga elektroda tersebut bermuatan negatif. Hal ini mengakibatkan ion-ion positif dari cairan elektrolit akan bergerak mendekati anoda, lalu mengalami oksidasi. Peristiwa ini merupakan terjadinya perubahan dari energi listrik menjadi energi kimia.
Perbedaan ketujuh antara sel volta dan sel elektrolisis adalah perbedaan dalam kegunaannya.
Pada umumnya sel volta digunakan sebagai sumber arus listrik dalam baterai pada berbagai perangkat elektronik. Contohnya pada radio, remote tv, mainan anak-anak, dan lain sebagainya.
Sedangkan sel elektrolisis biasanya digunakan untuk melapisi suatu logam supaya kelihatan lebih mengilap. Sebagai contoh pada penyepuhan emas yang warnanya telah memudar, memisahkan atau memurnikan logam dari pengotornya, serta pada proses pembuatan jenis gas untuk skala industri.
Sekarang ini, rangkaian sel volta dan elektrolisis dapat ditemukan dalam satu perangkat saja dan erat dengan keseharian manusia. Misalnya pada perangkat hp. Ketika baterai hp di-charge, terjadi reaksi sel elektrolisis. Sedangkan terjadinya reaksi sel volta yaitu saat hp digunakan setelah di-charge.